Takhanya itu, implementasi konsep menjadi sebuah prototype juga lebih mudah didiskusikan antara klien dan pengembang. 3. Penghematan biaya Pembuatan prototype dapat menekan biaya pengembangan produk (Sumber: Pexels)
Foto PexelsPenggunaan prototype merupakan suatu strategi yang efektif dalam pengembangan yang dapat membantu meningkatkan kepuasan pengguna juga menghasilkan produk yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi pengembang untuk memperhatikan serta memahami peran prototype dalam pengembangan hasil akhir dan melakukan pembuatan nya secara hati-hati juga Itu PrototypePrototype adalah suatu model awal atau rancangan awal dimana dibuat sebagai representasi visual atau fisik dari barang, sistem, atau aplikasi yang sedang dibuat. Ini dibuat untuk menguji konsep juga ide-ide baru, serta untuk mengumpulkan umpan balik dari pengguna atau pengembangan produk, ini sangat penting untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut bisa berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna. Dalam pengembangan perangkat lunak, ini biasanya dibuat untuk menguji fungsionalitas juga antarmuka dapat berbentuk visual, seperti sketsa tangan atau mockup digital, ataupun bisa berupa model fisik atau jenis mekanik. Jenis visual biasanya digunakan untuk menguji antarmuka pengguna, layout, dan desain grafis, sedangkan jenis fisik digunakan dengan tujuan menguji kemampuan serta fungsionalitas hasil akhir fase pengembangan aplikasi, prototype sering kali dibuat serta diuji beberapa kali untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut bisa berfungsi dengan baik serta memenuhi kebutuhan pengguna. Setelah beberapa iterasi, tahap akhir akan digunakan sebagai dasar untuk produksi massal untuk pengembangan aplikasi, ini juga bisa digunakan untuk mempresentasikan ide serta konsep kepada investor atau klien. Dalam hal ini digunakan untuk membantu menjelaskan ide serta visi produk secara visual dan interaktif, sehingga memudahkan pemahaman serta pengambilan umum, ini sangat penting dalam pengembangan aplikasi. Dengan membuat prototype, tim pengembang dapat menguji juga mengevaluasi ide-ide baru dengan cepat juga efisien, serta memperbaiki masalah atau kekurangan dimana muncul sejak awal. Hal ini membantu mengurangi risiko pengembangan dan meningkatkan kesuksesan hasil pada Prototype Contoh prototype dapat berupa berbagai macam, tergantung pada jenis produk atau aplikasi sedang dikembangkan. Berikut adalah beberapa contoh prototype yang umum digunakan1. Prototype VisualJenis visual sering digunakan dalam desain grafis, User Interface, juga layout produk. Contohnya, sketsa tangan atau mockup digital dimana menunjukkan bagaimana barang akan terlihat serta berinteraksi dengan Prototype MekanikJenis mekanik digunakan dalam pengembangan fisik, seperti kendaraan atau alat elektronik. Salah satu contohnya adalah model 3D atau model skala yang digunakan untuk menguji fungsionalitas juga performa Prototype Perangkat LunakJenis perangkat lunak digunakan dalam pengembangan aplikasi atau perangkat lunak. Misalnya, model interaktif dari User Interface yang digunakan untuk menguji fungsionalitas serta LayananJenis layanan digunakan untuk menguji ide-ide baru dalam layanan atau pengalaman pelanggan. Contohnya, skenario interaktif yang menunjukkan bagaimana pelanggan akan berinteraksi dengan layanan atau KonsepJenis konsep digunakan untuk menunjukkan ide-ide baru dalam bentuk visual atau fisik. Contohnya, mockup atau model sederhana yang menunjukkan bagaimana produk atau layanan baru akan terlihat juga pengembangan produk atau aplikasi, ini umumnya dibuat serta diuji beberapa kali untuk memastikan bahwa kni dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan Baca juga Web Designer dan Apa Bedanya dengan UI/UX Designer?Manfaat Prototype Prototype Foto PexelsPrototype memiliki banyak manfaat dalam pengembangan aplikasi. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan nya1. Mengurangi Risiko dan BiayaDengan membuat ini sejak awal, tim pengembang dapat mengetahui masalah atau kekurangan produk dengan cepat serta dapat memperbaikinya sejak dini. Hal ini membantu mengurangi risiko pengembangan dan mengurangi biaya produksi pada tahap Menguji Konsep dan Ide BaruUntuk tim pengembang dapat menguji serta mengevaluasi konsep dan ide baru dengan cepat dan efisien. Prototype memungkinkan pengguna serta pemangku kepentingan untuk melihat produk secara visual dan berinteraksi dengannya, sehingga memberikan umpan balik berguna untuk pengembangan lebih Meningkatkan Kualitas dan FungsionalitasDengan membuat ini, tim pengembang dapat menguji fungsionalitas serta performa produk dengan cepat dan efisien. Hal ini memungkinkan mereka untuk memperbaiki masalah serta meningkatkan kualitas produk pada tahap awal Meningkatkan KolaborasiDalam pengembangan produk yang melibatkan tim yang besar, prototype dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antara anggota tim. Dengan melihat nya, semua anggota tim dapat berbicara dalam bahasa sama serta memahami visi produk dengan lebih Memudahkan Presentasi dan PenjualanSelanjutnya ini bisa digunakan untuk mempresentasikan ide serta konsep produk kepada investor maupun klien. Dengan ini, tim developer dapat membantu menjelaskan ide serta visi produk secara visual dan interaktif, sehingga memudahkan pemahaman juga pengambilan Mengurangi Waktu PengembanganDengan menggunakan prototype, tim pengembang dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk secara keseluruhan. Dengan melihat masalah juga kekurangan pada tahap awal, mereka dapat memperbaikinya sejak dini juga mengurangi waktu dimana diperlukan untuk mengembangkan dalam keseluruhan, prototype adalah alat yang sangat penting dalam pengembangan produk atau aplikasi. Dengan menggunakan ini, tim pengembang dapat menguji konsep juga ide baru, meningkatkan kualitas dan fungsionalitas produk, mengurangi risiko dan biaya developing, juga meningkatkan kolaborasi antara anggota Prototype Ini memiliki beberapa tujuan dalam developing barang atau aplikasi. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari penggunaannya1. Mengetahui dan Memahami Kebutuhan PenggunaSalah satu tujuan utama dari pengembangan produk adalah memenuhi kebutuhan juga keinginan pengguna. Dengan membuat prototype, tim pengembang bisa menguji produk juga mendapatkan umpan balik dari pengguna tentang fitur atau fungsionalitas yang mereka inginkan. Hal ini membantu tim pengembang untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna secara lebih Memperbaiki Masalah dan Kekurangan ProdukDalam pengembangan barang sering kali terdapat masalah dan kekurangan yang muncul pada tahap tertentu. Dengan membuat ini, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan juga kekurangan tersebut juga memperbaikinya sejak awal. Hal ini membantu mengurangi risiko juga biaya pengembangan pada tahap Menguji Konsep dan Ide BaruDalam pengembangan barang, sering kali terdapat konsep juga ide baru yang ingin diuji dan dievaluasi. Dengan membuatnya, tim pengembang dapat menguji dan mengevaluasi konsep dan ide baru dengan cepat dan efisien. Ini memungkinkan pengguna dan pemangku kepentingan untuk melihat produk secara visual dan berinteraksi dengannya, sehingga memberikan umpan balik yang berguna untuk pengembangan barang lebih Mempercepat Waktu PengembanganDengan membuat prototype, tim pengembang dapat mempercepat waktu pengembangan barang. Dengan mengidentifikasi masalah dan kekurangan pada tahap awal, tim pengembang dapat memperbaikinya sejak dini dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk secara Meningkatkan KolaborasiPrototype juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antara anggota tim. Dengan melihat ini, semua anggota tim dapat berbicara dalam bahasa yang sama dan memahami visi produk dengan lebih jelas. Ini juga dapat membantu dalam proses diskusi dan pengambilan keputusan antara anggota Membantu dalam Presentasi dan PenjualanPrototype dapat digunakan untuk mempresentasikan ide dan konsep produk kepada investor atau klien. Dengan itu, tim pengembang dapat membantu menjelaskan ide dan visi produk secara visual dan interaktif, sehingga memudahkan pemahaman dan pengambilan keseluruhan, tujuan utama dari penggunaan prototype adalah untuk mengidentifikasi masalah dan kekurangan pada tahap awal, memenuhi kebutuhan pengguna secara lebih baik, menguji konsep dan ide baru, mempercepat waktu pengembangan produk, meningkatkan kolaborasi antara anggota tim, dan membantu dalam proses presentasi dan penjualan juga Metode Design Thinking dalam BisnisTahapan prototype Tahapan Prototype Foto Pexels1. Identifikasi Tujuan dan Sasaran PrototypeTahap pertama adalah untuk mengidentifikasi tujuan dan sasaran prototype yang akan dibuat. Pada tahap ini, tim pengembang harus memahami secara jelas tujuan dan sasaran produk, serta pengguna yang dituju. Hal ini penting agar prototype dapat dibuat dengan fokus pada kebutuhan dan keinginan Perancangan Konsep dan IdeSetelah tujuan dan sasaran prototype telah diidentifikasi, tahap berikutnya adalah merancang konsep dan ide. Pada tahap ini, tim pengembang harus membuat beberapa sketsa atau mockup produk dan menentukan fitur dan fungsionalitas yang akan dimasukkan dalam prototype. Konsep dan ide ini kemudian akan dievaluasi dan diperbaiki sebelum melanjutkan ke tahap Membuat Rancangan PrototypeSetelah konsep dan ide telah disetujui, tim pengembang dapat membuat rancangan prototype yang lebih detail. Pada tahap ini, tim pengembang dapat menggunakan berbagai teknologi seperti wireframe atau mockup digital untuk membuat rancangannya. Rancangan ini dapat digunakan untuk menguji fitur dan fungsionalitas produk secara Pembuatan PrototypeSetelah rancangan prototype telah disetujui, tahap selanjutnya adalah membuat prototype. Prototype dapat dibuat dengan berbagai teknologi seperti cetak 3D, pengembangan aplikasi, atau bahkan jenis fisik. Pada tahap ini, tim pengembang harus memastikan bahwa ini dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi tujuan dan sasaran yang telah Pengujian dan EvaluasiSetelah hasil akhir selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian dan evaluasi. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa ini dapat bekerja dengan baik juga memenuhi kebutuhan pengguna. Tim pengembang juga harus mengevaluasi umpan balik dari pengguna dan pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi kelebihan dan Perbaikan dan Pengembangan LanjutanSetelah sudah masuk tahap dimana ini telah dievaluasi dan diuji, tahap selanjutnya adalah memperbaiki dan mengembangkan ini. Tim pengembang harus memperbaiki kelemahan dimana kemudian memperbaiki fitur serta fungsionalitas dimana masih kurang. Selanjutnya, prototype dapat dikembangkan secara lebih lanjut hingga menjadi hasil yang final serta siap keseluruhan, tahapan prototype meliputi identifikasi tujuan serta sasaran prototype, perancangan konsep juga ide, pembuatan rancangan, pembuatan, pengujian juga evaluasi, serta perbaikan juga pengembangan lanjutan nya. Tahapan-tahapan ini harus dilakukan secara hati-hati serta terstruktur untuk memastikan bahwa prototype dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan mempercepat waktu pengembangan juga Peran Mockup dalam Design ProdukKesimpulan Prototype merupakan suatu model atau contoh awal dari produk atau layanan yang sedang dikembangkan. Dalam pengembangannya, ini memiliki peran penting dalam mempercepat waktu pengembangan produk dan memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Manfaat dari pembuatannya adalah meminimalisir kesalahan dan risiko dalam pengembangan produk, mempercepat waktu pengembangan, meningkatkan kepuasan pengguna, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengembangan nya meliputi identifikasi tujuan serta sasaran, perancangan konsep juga ide, pembuatan rancangan, pembuatan, pengujian bersamaan dengan evaluasi, serta perbaikan yang kemudian pengembangan lanjutan.–Anda dapat membuat aplikasi berbasis web di Sekawan Media dengan fitur sesuai kebutuhan. Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat pada halaman berikut ini.
Deckardmengembangkan ide ini menjadi sebuah teknik yang disebut "Selective Laser Sintering". 2.2. Definisi Prototype. Prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem.
To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... Then look for the middle value of the absolute error of the MAD Mean Absolute deviation method using the following equation The system development method used in this study is Prototype. A prototype is defined as a tool that provides an idea for both the maker and potential user of how the system functions in its full form, and the process of producing a prototype is called prototyping [10]. ...... The advantage of prototypes is that there is a compatibility between user requests and designs made by developers more quickly [12]. The stages in the development of the prototype model [10] are 1. Communication, at this stage, identification of problems and needs of the system is carried out through intensive communication with the user. 4. Construction of Prototype, at this stage, a prototype is made that represents the system to be built. ...Rizqi PrasetyoAndri AndriSusan Dian Purnamasari Febriyanti PanjaitanAir Sugihan is one of the 18 sub-districts in Ogan Komering Ilir Regency, South Sumatra Province which has 19 villages. After observation, in the annual program policy planning carried out by the Air Sugihan District, almost all development plans need to have an information base for future time estimates, namely predictions of population growth rates. Therefore, this study aims to contribute to the Air Sugihan sub-district by conducting a predictive analysis of the population growth rate with the least square method and implementing it into an application. The use of the least square method is a suitable method for predicting the rate of population growth. From the results of the analysis of prediction calculations for 2021, the same results were obtained with the details of the birth value of 762 with MAD errors and MAPE %, the death value of 460 with MAD errors and MAPE %, the Migration-coming value of 637 with MAD errors and MAPE % and the Migration-away value of 877 with errors MAD and MAPE %. With the implementation into the application, it facilitates the process of managing population growth rate data in determining the results of predictions or forecasting and conclusions can be drawn from the prediction results for which factors or variables are more specific to affect the rate of population growth in the future.... Wireframe merupakan dasar dalam pembuatan sebuah prototype secara cepat sehingga menjadi awal ide pendesainan yang nyata [13]. Disamping itu, prototype adalah media untuk menghimpun informasi dari user yang mengoperasikan prototype yang sedang dikembangkan dikarenakan ia menyuguhkan sistem dalam bentuk sederhana daripada yang sebenarnya [14]. ...Alignment between business needs and Information Technology IT strategy is one of the main factors for the success of a business. One of them is about the interface design of the application used by the user. The current condition in the company is that marketing and sales activities only use social media such as WhatsApp and Facebook. These cause problems in two business activities, namely a less broad market coverage, frequent barriers to communication, less efficient delivery, and an obstacle to the recording by employees. This research aims to design a sales application user interface that suits business needs using a Design Thinking approach by collecting user characteristics using the User Persona tool. The test uses Usability Testing by giving 4 User Scenarios to each respondent to run and complete on the prototype. The test results show that respondents can complete all User Scenarios in the first iteration by 100%. Based on the test results, the design is good, in line with business needs, and accepted by potential users. Raymond OetamaFernando Jose ArmandoThis study focuses on the importance of information systems in today's intensely competitive business landscape. Companies of all sizes rely on information systems to stay afloat, streamline operations, and make informed decisions based on accurate data. To remain competitive, a medium-sized company specializing in vending motorcycle accessories and spare parts faced various challenges, including determining the best supplier for each item. To address this issue, a decision support system was developed using the Simple Additive Weighting technique. This method calculates the weighted sum of performance evaluations for each option based on all qualities. The system underwent user acceptance testing and achieved a flawless success rate of 100%. Overall, this study highlights the crucial role of decision support systems in enabling businesses to make strategic decisions based on accurate and reliable data.... Dimana konsep pemodelan berorientasi objek, UML melihat sistem sebagai suatu objek dengan membuat visualisasi dalam bentuk diagram Haviluddin, 2011. Gambar Model Prototyping Purnomo, 2017 Selanjutnya desain sistem diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman pengkodean untuk dikembangkan fungsional atau fitur sistem. Sistem yang telah selesai dibangun kemudian diuji untuk memastikan setiap fungsionalitas sistem berjalan sesuai dengan kebutuhan sistem. ...Erika Devi UdayantiFajar Agung NugrohoNisa’ul HafidhohFlorentina Esti NilawatiBerbagai perangkat lunak aplikasi dikembangkan dalam upaya membantu tenaga kesehatan maupun tenaga medis melakukan diagnosis dan perekaman medis pasien baik yang terintegrasi dalam clinical pathway maupun dalam pengelolaan administrasi pasien. Dalam kasus tuberkulosis, salah satu jenis kasus yang dijumpai akibat kekebalan terhadap obat anti tuberkulosis OAT adalah tuberkulosis resistan obat. Selain akibat clinical error, adanya human error juga menjadi pemicu munculnya kasus tuberkulosis resistan obat. Dalam Global Tuberculosis Report 2017 oleh WHO, disampaikan bahwa kepatuhan pasien tuberkulosis dapat dijembatani dengan pemanfaatan teknologi digital. penelitian ini mengusulkan pengembangan aplikasi diagnosis tuberkulosis resisten obat dalam bentuk electronic health ehealth. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa perangkat lunak aplikasi “etubero” yakni electronic tuberkulosis resistan obat berbasis android. Alur diagnosis dalam aplikasi yang akan dikembangkan, mengacu pada algoritma diagnosis tuberkulosis resistan obat. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat rancangan electronic clinical pathway alur klinis elektronik melalui perangkat lunak aplikasi electronic tuberkulosis resistan obat atau eTubero sesuai dengan Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.... Prototyping is a process used to assist software development in forming a software model that must be made Siregar & Sudarmilah, 2019, Rifa'atunnisa, Eri Satria, 2014, Otto Fajarianto, 2016. Prototype is an early version of the stages of a software system that is used in presenting an overview of ideas, experimenting with a design, finding as many problems as possible and solving these problems Purnomo, 2017. Systems with prototype models allow users to know what stages the system is made so that the system is able to operate properly. ...This study discusses the application of the prototype method in the design of an integrated database system to support training in the field of food and nutrition. The case study used in this research is SEAMEO RECFON Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition SEAMEO RECFON, which is an inter-ministerial organization of education in Southeast Asia in the field of food and nutrition. The research carried out is adjusted to the business processes running at SEAMEO RECFON, as well as according to ongoing events with current conditions. Researchers used a descriptive method in this study. The selected development method is the prototype method. The application of the prototype method makes it easier to design research that aims to describe and explain objects based on existing conditions. In the prototype research method, there is a prototyping section which makes it easier for researchers to make the necessary designs. This study aims to produce an integrated database system design. Based on the research results, this system has been successfully designed as expected so that the prototype that has been made can be used as a basis for continuing work on the system to be made. The results of this design can be used as a blueprint or documentation for the organization with the hope that later it can be used as literature to develop a database system to support training in the field of food and nutrition and all future program activities.... Kamus Data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi Widianti, 2012. Kamus data selain digunakan untuk dokumentasi dan mengurangi redudansi Purnomo, 2017, juga dapat digunakan untuk  Memvalidasi diagram aliran data dalam hal kelengkapan dan keakuratan  Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan layar dan laporan-laporan  Menentukan muatan data yang disimpan dalam file-file  Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data Tampilan tabel-tabel pada sistem informasi imunisasi dalam membuat kamus data. Secara umum relasi adalah hubungan antara tabel yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata Wandyra, 2016. ...Dian Utami OktavianaErix GunawanAccording to the World Health Organization WHO, in 2018 there were around 20 million children in the world who didn’t get complete immunization, some even didn’t get immunized. In fact, obtaining community immunity herd immunity requires high immunization coverage at least 95% and is evenly distributed. Therefore, at this time to support the government's program in implementing child immunization, the concentration is needed by all health service facilities, as well as at Bhayangkara TK I Pusdokkes Polri Hospital as a military and police hospital which is assigned the task of supporting the program. For this reason, Bhayangkara TK I Pusdokkes Polri Hospital built an information system, particularly in the children's polyclinic to support and facilitate the implementation of child immunization. to develop this software using SDLC Software Development Life Cycle modeling. With this information system, it is hoped that it will assist in the availability of valid and transparent information for the community, especially parents, and officers to facilitate data management regarding immunization such as determining doctor's schedules, reporting, and printing children's immunization certificates.... Penelitian ini menggunakan metode purwarupa. Purwarupa ialah tata cara pengembangan perangat lunak, yang berbentuk model kerangka kerja sistem serta berperan sebagai tipe dasar system Purnomo, 2017. Tempat penelitian ini di laksanakan pada Laboratorium software dan hadware Akademi Ilmu Komputer Ternate. ...... Pada gambar 2 memperlihatkan metode yang digunakan dalam proses pengembangan perangkat lunak ini adalah System Development Life Cycle SDLC bertipe Prototype. Metode ini dapat diterapkan pada pengembangan sistem besar maupun kecil dengan harapan agar proses pengembangan perangkat lunak berjalan dengan baik, sesuai harapan, dan tepat tepat waktu Purnomo, 2017 Sumber Ardiyansah, Pahlevi, & Santoso, 2021 Gambar 2. Prototype Model ...Lydia Salvina HellingSabira Nazahah NadaIn this modern era, of course, every good company has a company standard that greatly affects all operational and non-operational activities such as selling goods. PT Jomini Coco Internasional is a company that was established in 2013, PT Jomini Coco Internasional is a company engaged in charcoal briquettes. However, the current sales system at PT. Jomini coco Internasional still uses the conventional system because in the process of processing sales data and making reports still using computers in the form of standard applications, namely Microsoft Word and Microsoft Excel, recording customer documents still using record books and also stored in different computers so that it can cause problems. such as damage and loss of important documents. Therefore PT Jomini Coco Internasional requires a web-based information system that aims to manage data on sales of goods and can provide convenience for every user in accessing information on goods and managing data. The software development method used is using a prototype. This website-based Charcoal Briquette Sales Information System is expected to facilitate transactions and the preparation of useful reports for PT Jomini Coco Internasional.... Dengan metode prototyping ini akan dihasilkan prototype aplikasi sebagai perantara antara pengembang dan pengguan agar dapat berinterasksi dalam proses kegiatan pengembangan aplikasi. Langkah-langkah dari prototyping adalah pengumpulan kebutuhan / analisis kebutuhan, proses desain, membangun prototype dan evauasi [12]. ...Rabihi AwaludinPangandaran, merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Pangandaran dikenal dengan wisata pantainya, salah sataunya Pantai Pangandaran. Sejak dijadikannya daerah pamekaran dari Kabupaten Ciamis, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pangandaran meningkat, tercatat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 pengunjung selalu bertambah mulai dari wisatawan lokal sampai wisatawan mancanegara. Akan tetapi pada tahun 2020 pengunjung wisata Pantai Pangandaran mengalami penurunan yang sangat signifikan, ini diakibatkan oleh adanya pandemi covid-19 coronavirus disease. Seluruh wisata yang berarda di Pangandaran mengalami penurunan junlah pengunjung, khususnya wisata Pantai Pangandaran. Banyak hotel, pedagang souvernir, pedagang oleh-oleh, dan wahana bermain yang ditutup. Tentu saja ini menjadi kerugian tersendiri bagi para pelaku ekonomi di kawasan wisata tersebut. Pada akhir Juni tahun 2020, kawasan wisata Pantai Pangandaran sudah mulai dibuka, akan tetapi pengunjung belum banyak yang berkunjung, sampai saat ini akhir tahun 2020 pengunjung masih belum stabil karena pandemi belum usai. Keuntungan yang didapatkan oleh pelaku ekonomi di kawasan wisata Pantai Pangandaran belum sepenuhnya pulih. Sebagai kawasan wisata andalan nasional, kawasan wisata Pantai Pangandaran harus segera memulihkan ekonominya, salah satunya adalah dengan teknologi. Penulis menemukan sebuah ide yang dapat digunakan untuk membantu memulihkan ekonomi salah satunya adalah membuat wisata virtual yang di dalamnya terdapat teknologi virtual reality dan e-commerce. Wisata virtual ini digunakan untuk para wisatawan yang belum sempat berkunjung ke Pangandaran, pengguna wisata virtual akan mendapatkan pengalaman berwisata tanpa harus dating ke tempat wisata, karena di dalamnya terdapat e-commerce, para pengguna wisata virtual juga dapat membeli souvernir ataupun oleh-oleh khas dari kawasan wisata Pantai Pangandaran.... This also applies in an institution, such as an educational institution, more specifically an Islamic educational institution. Educational institutions that do not have good planning will fail Latief, 2009;Purnomo, 2017. ...Sujono SujonoIn this study, the author raises problems related to the variables of systematic thinking and the quality of Islamic education in Islamic education through the variables of the planning system and the development system. The meaning of Islamic education planning is very important in developing the progress of Islamic education, so that with careful planning it will produce quality Islamic education in quality Islamic education. In this study the authors used a descriptive qualitative research approach. And the results of this study are planning systems and development systems in Islamic education must be able to see how society will portray in the future, and it is the task of planning to adapt the education system. Therefore, the mechanism that is considered most suitable for Islamic Education Planning is to combine a top-down planning approach with bottom-up planning. So that the development system will directly participate in developing.... Pada tahap perancangan dan pengembangan sistem akan menggunakan metode Prototyping. Metode Prototyping bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari pengguna sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan model prototype yang dikembangkan, sebab prototype menggambarkan versi awal dari sistem untuk kelanjutan sistem sesungguhnya yang lebih besar [6]. Tahapan-tahapan metode Prototyping dapat dilihat pada Gambar 1. Evaluasi sistem dilakukan dengan merekrut sejumlah peserta yang bersedia dan akan diberikan kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan evaluasi sistem dan peserta harus memberikan skor persetujuan terhadap pernyataan tersebut. ...... Berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan nampak bagi pelanggan atau pemakai. Prototype tersebut akan dievaluasi oleh pelanggan/pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan perancangan perangkat lunak [10]. ...Noval Panca AkraSyukhri SyukhriSistem informasi penyewaan alat camping dirancang untuk memberikan kemudahan dalam mengelola proses penyewaan dan pengembalian barang, maka dirancanglah sistem penyewaan alat camping yang bertujuan untuk memudahkan pelanggan untuk melakukan proses pencarian barang, memudahkan petugas membuat laporan penyewaan, serta pemesanan alat camping dan transaksi secara online. Sistem informasi ini menggunakan teknik MVC Model, View, Controller dikembangkan dengan Bahasa pemograman PHP, framework Codeigniter, dan Database Management System yang digunakan adalah MySQL. Metode yang digunakan adalah metode pengembangan prototype dengan beberapa tahapan diantaranya Communication, Quick Plan, Modelling Quick Design, Contruction dan Deployment Delivery & feedback. Sistem informasi ini menghasilkan penyewaan alat camping di Andalas Adventure dan menginformasikan terkait nama, jenis, dan harga yang disewakan di Andalas Adventure, menghasilkan sistem penyewaan yang bisa melakukan transaksi secara online dengan metode pembayaran dilakukan melalui transfer kunci Sistem Informasi, Website, MVC, Metode Prototype. The design of a camping equipment rental information system is designed to provide convenience in managing the process of renting and returning goods, so a camping equipment rental system is designed which aims to make it easier for customers to carry out the process of searching for goods, make it easier for officers to make rental reports, as well as ordering camping equipment and online transactions . This information system uses the MVC Model, View, Controller technique developed with the PHP programming language, the Codeigniter framework, and the Database Management System used is MySQL. The method used is a prototype development method with several stages including Communication, Quick Plan, Modeling Quick Design, Construction and Deployment Delivery & feedback. This information system will produce camping equipment rentals at Andalas Adventure and provide information regarding the names, types, and prices that are rented at Andalas Adventure, resulting in a rental system that can make transactions online with the method of payment being made via account transfer. Keywords information System, Website, MVC, Method Prototype.... Analisis kebutuhan adalah tahapan awal yang berguna untuk membangun struktur awal dalam pengembangan sistem seperti menganalisis mengenai ide atau inovasi dalam pembangunan sistem. Analisis juga dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang sedang berjalan pada sistem baik hardware maupun software, jaringan dan pemakaian sistem sebagai level pengguna akhir pada sistem [7]. Dalam analisis kebutuhan ini terdapat dua hal yaitu analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan nonfungsional yang difokuskan pada fungsi dari sistem tersebut . ...... Prototyping dimulai dari pengumpulan kebutuhan yang melibatkan pengembang dan pengguna sistem untuk menentukan tujuan, fungsi, dan kebutuhan operasional sistem Purnomo, 2017 ...... Tujuan pembuatan prototipe untuk pengembang sistem adalah untuk mengumpulkan informasi dari pengguna sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan model prototipe yang sedang dikembangkan. Sebuah prototipe adalah untuk menggambarkan versi awal dari sebuah sistem untuk kelanjutan dari sistem nyata yang lebih besar [6], [7]. Metode Prototype adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. ... Rizki Fauzan Chairul MukminPenelitian ini dilatarbelakangi dari beberapa masalah yang muncul di Lembaga Bahasa LB Universitas Muhammadiyah Palembang UM Palembang yang diketahui oleh peneliti yang juga merupakan salah satu staf di LB UM Palembang. Kesulitan mahasiswa dalam memahami proses pendaftaran kegiatan mereka di LB serta kekurangan sistem pendataan dan pelaporan manual yang sebelumnya di gunakan oleh LB UM Palembang mendasari dua permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana cara mengembangkan sistem pendaftaran online yang baik dan bagaimana hasil pengamatan ahli terhadap sistem pendaftaran yang telah di buat. Metode pengembangan aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Prototype dan metode pengumpulan datanya adalah berupa kuisioner yang di berikan kepada ahli materi dan ahli media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi pendaftaran berbasis web dapat membantu proses pendaftaran. Menurut evaluasi ahli, perangkat lunak ini sangat layak dalam hal akurasi dan keandalan, serta dalam hal kelengkapan dan kemudahan penggunaan.... Setelah proses pemodelan sistem informasi form pembelian urgent selesai, proses selanjutnya adalah pengembangan Prototype sistem informasi. Prototype sistem informasi dikembangkan untuk memungkinkan pengguna berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan karena Prototype merupakan versi awal dari sistem yang sebenarnya [13]. Selain itu, melalui Prototype sistem informasi dapat dilakukan penyesuaian terhadap proses pengembagan jika dipandang perlu. ...... Perbedaan dashboard yang dibuat oleh peneliti berbeda dengan desain dashboard yang sudah ada adalah dari segi interfacenya [7]. Jika penelitian sebelumnya [8] menggunakan informasi numerik dan deskripsi, maka desain yang akan dibangun menggunakan grafik dan notifikasi pesan. Sehingga pengumpulan data sebagai nilai tambah agar administrator atau pengembang dapat dengan mudah memahami informasi yang disampaikan. ...Dhany Dwi KurniawanHariyady HariyadyIlyas NuryasinDinas Perumahan dan Permukiman Kota Balikpapan membutuhkan dukungan sistem informasi. Sistem Informasi yang diperlukan untuk membantu mengurangi permasalahan pengurusan dokumen. Pengurusan dokumen yang lebih efisien menjadi fasilitas atau fitur utama aplikasi. Sehingga pengguna dapat memanfaatkan sistem dengan mudah dan sangat transparan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi pendaftaran online IMB layanan izin mendirikan bangunan dan layanan penagihan Balai Kota Balikpapan. Metode pengembangan sistem adalah metode prototipe. Metode prototype merupakan metode yang sangat baik dalam proses pengembangan sistem karena mengatasi kesalahpahaman Analisa kebutuhan pengguna yang muncul ketika pengguna tidak dapat secara jelas mendefinisikan kebutuhannya. penerapan metode prototype ini telah menghasilkan 9 macam fitur pada tahap Analisa kebutuhan. Penggabungan antara fitur mencari lokasi perumahan dan melihat fitur data perumahan dijadikan 1 desain antarmuka karena kedekatan kohesi fitur tersebut. Semua desain antar muka ini telah berhasil diimplementasikan dengan menggunakan Bahasa pemrograman php dan database mysql. Hasil pengujian black box testing menunjukkan semua fitur berjalan dengan baik.... Unified Modeling Language UML is a visual modeling system for specifying, describing, building and documentation in software development [12] [13]. The prototype method is a software development method that defines customer requirements in detail regarding features and functions that guide development [14] [15] [16]. ...Mohammad Taufan Asri ZaenChalvin Bebby FebriantoYuliadi YuliadiRodianto RodiantoMarga Karya Village is one of the villages located in Moyo Hulu District, Sumbawa Regency. The problem in Marga Karya Village is that in serving society complaints it is still manual and not computerized, where people come directly to the village office during working hours. This makes the process of service and delivery of information slow because it is limited by space and time. In fact, several village problems require a quick response and handling. In addition, data collection on public complaints is still recorded in a ledger which is carried out repeatedly. Based on these village problems, an e-report is needed as a means of reporting public complaints and making it easier for village office staff to record and process complaints as well as a means of conveying information regarding complaints that have been executed by the village. The e-report for Marga Karya Village was built using the prototype development method, and the system design used the Unified Modeling Language UML. E-Lapor consists of 2 two user groups, namely the society and village officials. Residents will be able to access features in the form of Village Profiles, Reports, Report Status, Gallery, Contacts and Login. Meanwhile, village officials will be able to access the Complaints feature, Manage Complaints, Complaint Reports and User Data. . With e-Report, it facilitates communication between residents and the village in the service of complaining about the condition of village facilities without time and space limits... Source Susanto 2016 The prototype model aims to allow users to frequently interact with the proposed prototype. D Purnomo 2017 stated that Prototype will propose a basic version that can be developed to be larger according to user needs. G. I. Marthasari et al 2017 and R. S. Pressman 2014 say that the stages in the development of prototyping methods include 1 Communication At the communication stage, it is carried out by conducting interviews and observations with the owner of the company. ...The Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition SEAMEO RECFON, already has a pretty good system, but there are some problems and the need for up-to-date information on food and nutrition topics and service facilities that support all activities. To support the process of monitoring and evaluating program achievement targets. SEAMEO RECFON requires a database system not only for operations but also for monitoring and evaluation needs. The system must be able to store and manage data on the results of achievements from program activities, document the results of analysis and other information. In this study, an Integrated Database System has been designed and implemented to achieve the achievement of training programs in the field of food and nutrition, using the System Development Life Cycles SDLC method with a prototyping development model that helps in system development. This system can store and collect various types of achievements along with related information such as student data, teacher data, school data, types of training, research programs, and other detailed information that supports the research process. The system also provides a feature for users to be able to report and submit data on participants and guidance schools and new colleagues. The system is implemented in prototype form and tested against functionality, performance, and security. The results expected by the Integrated Database system can help the operations of the Organizational Staff both for operations and an integrated data collection process and facilitate the process of monitoring and evaluating program achievement targets.... Metode Pengembangan Sistem yang digunakan yaitu Prototyping merupakan salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunak bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi actual Dwi Purnomo, 2017 Flowchart adalah representasi secara simbolik dari suatu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah. Dengan menggunakan flowchart akan memudahkan pengguna melakukan pengecekan bagian-bagian yang terlupakan dalam analisis masalah, disamping itu flowchart juga berguna sebagai fasilitas untuk berkomunikasi antara pemrogram yang bekerja dalam tim suatu proyek. ...Iriene Surya RajagukgukPuskesmas Sorong Timur is one of the community health service centers located in Sorong City, West Papua. The recording of pregnant women's data at the Puskesmas is still fairly manual using books and is quite a lot, and it increases every year. Puskesmas requires an information system for collecting information on pregnant women's services. The research methods applied are data collection methods, namely primary data interviews, and observations and secondary data books, theses, journal references, internet media. The system development method is the prototype method. Software used XAMPP, Sublime Text 3, Microsoft Visio 2007, Rational Rose 7, Balsamic Mockup 3, UC Browser. The results of this study display the Main Page of the Website, Login Page, Data Page of Pregnant Women, Admin Page, etc. It can be concluded that the Information System for Data Collection of Pregnant Women Services at the East Sorong Health Center is expected to make it easier to find data on pregnant women and also in presenting the information produced more accurately and on time, making it easier to provide information to the Puskesmas Management and related parties and can facilitate the process of processing baby data and making reports. The advice given in order to improve the quality of the website that has been built in the future will add new features if needed later.... They can build prototyping methods through several development tools to simplify the process and the following cycle prototype methods [7]. The making of a prototype for system developers aims to collect information from users so that users can interact with the prototype models that are developed because prototypes describe the initial version of the system for the continuation of the actual larger system [1]. ... April Lia HanantoBayu PriyatnaAsep HarisPublic vocational school in Subang which continues to improve its academic activities, specifically in terms of improving student discipline related to student participation in school and improving student achievement. The collection of information about student participation and the value of new students delivered at the end of the semester compilation of report cards makes students who experience difficulties in the development of grades, meetings and student learning activities at school, for that we need a system that can help students to help guardians of students and the school in activities that involve students in school. In this research, we use a prototype method for system development. The advantage of the system built is that it can send attendance messages or student grades to enter no answers or get poor test scores for student guardians, student guardians can provide feedback on incoming information and make permits through the existing information system pages, the school also can use attendance data and grades to support activities at school.... Perancangan sistem ini menggunakan metode prototyping [6].Prototyping merupakan proses yang digunakan untuk membantu pengembangan perangkat lunak dalam membentuk model perangkat lunak yang harus dibuat [7] [8] [9]. Prototype merupakan versi awal dari tahapan sebuah sistem software yang digunakan dalam mempresentasikan gambaran dari ide, eksperimen dari sebuah rancangan, mencari sebanyak mungkin masalah yang ada serta penyelesaian terhadap masalah tersebut [10]. Sistem dengan model prototype mengijinkan pengguna agar mengetahui seperti apa tahapan sistem dibuat sehingga sistem mampu beroperasi dengan baik. ...Ni Luh Ade Mita Rahayu Dewi Rukmi HartatiYoga DivayanaPada penelitian membahas mengenai penerapan metode prototype pada perancangan sebuah sistem informasi penerimaan karyawan berbasis website. Study kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah Berlian Agency, yaitu sebuah sebuah usaha dibidang jasa digital yang melayani berbagai kebutuhan terutama dibidang marketing seperti pembuatan website, sosial media management dan lain sebagainya. Penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan proses bisnis yang berjalan pada Berlian Agency, serta sesuai dengan kejadian yang sedang berlangsung dan kondisi saat ini, maka dari itu peneliti menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini. Metode penelitian deskriptif merupakan metode ini, metode pengembangan yang dipilih adalah metode prototype. Penerapan metode prototype mempermudah dalam perancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan objek berdasarkan kondisi yang ada. Pada penelitian sistem ini karena terdapat bagian prototyping yang membuat peneliti lebih mudah dalam membuat perancangan yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah perancangan sistem informasi penerimaan karyawan. Berdasarkan hasil penelitian, sistem ini telah berhasil dirancang dengan baik sesuai yang harapkan sehingga prototype yang telah dibuat dapat digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan pengerjaan sistem yang akan dibuat. Hasil rancangan tersebut dapat digunakan sebagai blueprint atau dokumentasi bagi pihak perusahaan dengan harapan nantinya dapat dijadikan sebagai sebuah literatur untuk mengembangkan sistem penerimaan karyawan sesungguhnya.... Menurut D. Purnomo, 2017, menyimpulkan bahwa prototyping adalah sebuah metode peningkatan perangkat lunak yang merupakan bentuk fisik kerja sistem serta berguna sebagai versi pertama dari sistem. Pada metode prototyping ini telah menghasilkan prototype sistem menjadi penghubung pengembangan serta pemakaian untuk bisa berinteraksi pada proses aktivitas pengembangan sistem informasi. ...Yudha KusumaPT RMK Energy terdapat suatu devisi yang menangani monitoring stok yang berpusat pada bagian Inventory akan tetapi dalam melaksanakan suatu sistem masih terdapat kesulitan dalam menjalankan pekerjaan seperti pengeluaran barang yang masih dicatat pada kartu stok sebelum diinput ke dalam sistem dan stok opname yang masih menghitung satu persatu barang dan hasilnya baru diinput kedalam sistem sehingga kurang efisien dalam melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu cepat, maka pada aplikasi Sistem Informasi Inventory Menggunakan QR Code meliputi proses input data inventory yang kemudian data tersebut akan digunakan sebagai identitas barang untuk proses pengeluaran dan penerimaan barang serta data tersebut dijadikan sebuah laporan inventory yang akan diberikan kepada pihak manajemen.... Prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak, yang menerapkan model fisik kerja sistem sebagai versi awal dari sistem sendiri. Adapun langkah-langkah dalam prototyping, yakni pengumpulan kebutuhan, proses desain cepat, membangun prototipe dan evaluasi dan perbaikan Purnomo, 2017. ...... Agar proses pembuatan prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan pada tahap awal, yaitu pengembang dan penguna harus satu pemahaman bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan awal. Prototype akan dihilangkan atau ditambahkan pada bagiannya sehingga sesuai dengan perencanaan dan analisis yang dilakukan oleh pengembang sampai dengan ujicoba dilakukan secara simultan seiiring dengan proses pengembangan [10]. ...Pesatnya perkembangan teknologi informasi menuntuk setiap instansi untuk menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan aktivitas pekerjaan sehari hari, salah satunya adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, banyak permasalahan yang terjadi dikarenakan belum memanfaatkan teknologi informasi, salah satunya yaitu pada proses survey indeks kepuasan masyarakat IKM, permasalahannya yaitu sering terjadi kehilangan atau kerusakan data survey, dan kurang efektifnya pelaksanaan survey yang masih menggunakan kertas, belum lagi permasalahan untuk menyusun dan merekap nilai pelayanan serta kurangnya pemahaman dan timbal balik dari masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibuatlah sebuah aplikasi sistem informasi indeks kepuasan masyarakat IPM berbasis website dengan memanfaatkan metode SDLC Prototype, dan untuk pengumpulan datanya digunakan metode wawancara, observasi dan wawancara, dan sistem informasi yang dibuat menggunakan bahasa PHP dan PhyMyadmin dan MySql Sebagai basis Data, dengan adanya Sistem Survey IKM yang terkomputerisasi ini diharapkan dapat menunjang kegiatan survey menjadi lebih efektif dan efisien dari sistem yang sudah ada sebelumnya... III. PEMBAHASAN Pada penelitian ini proses pengembangan perangkat lunak menggunakan pendekatan purwarupa prototype. Metode purwarupa dapat digunakan baik pada sistem kecil maupun sistem yang besar, hal ini bertujuan untuk memudahkan langkah pengembangan awal bagi calon pengguna untuk lebih mengetahui sistem seperti apa yang diinginkan [14]. Proses pengembangan sistem menggunakan metode purwarupa ini terdiri dari 1 Pengumpulan Kebutuhan 2 Proses Desain antar muka / perancangan 3 Membuat purwarupa 4 Evaluasi dan Perbaikan Pada tahapan 1 merupakan tahapan paling awal dari pengembangan aplikasi yang menjadi pondasi menentukan keberhasilan mengenai suatu informasi yang dihasilkan nantinya [15]. ...Agung Sasongko Ali MustopaDeni RisdiansyahPada penelitian ini membahasa mengenai aplikasi yang diperuntukkan kepada Alumni pada perguruan tinggi Universitas Bina Sarana Informatika untuk menyebarluaskan informasi dari perguruan tinggi maupun mengumpulkan informasi dari alumni. Aplikasi dikembangkan berbasis mobile. Pengembangan aplikasi dilakukan dengan metode prototipe dengan cara mengumpulkan kebutuhan fungsional sistem dari pengalaman alumni serta komponen instrumen kebutuhan informasi yang berasal dari perguruan tinggi. Hasil analisa kebutuhan fungsional dilanjutkan dengan pembuatan desain Usecase dan deployment diagram. Komponen sistem yang dibuat terdari 5 komponen, yaitu informasi lowongan kerja dan informasi wirausaha, rekam riwayat pekerjaan dan penghasilan, 3. Komponen kelola profile diri, 4. Komponen forum percakapan, 5. Komponen pengisian tracer study. Desain rancangan penelitian berdasarkan 5 komponen yang diperlukan menghasilkan 14 rancangan tampilan, yaitu racangan tampilan Login, Beranda, Pengisian Tracer Study, BSI News, Career dan Enterpreneur News, Forum, Form kirim forum, Daftar Alumni, Daftar Lowongan Kerja, Kegiatan BCC, Profile Diri, daftar riwayat pengalaman kerja, form pengalaman kerja, dan sunting profile diri.... Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan pengembangan prosedur dan proses yang sedang berjalan untuk menghasilkan suatu sistem yang baru, atau memperbaharui sistem yang ada untuk meningkatkan efektifitas kerja agar dapat memenuhi hasil yang digunakan dengan tujuan memanfaatkan teknologi dan fasilitas yang tersedia [13,14]. Pada bab ini penulis akan memberikan usulan yang merupakan sistem informasi secara komputerisasi yang diharapkan dapat membantu dan mempermudah pekerjaan. ...Aprillian Windy AnggaraOne agency that only utilizes the information system manually using Microsoft Word and Excel applications in its data collection is carried out by the Aceh Social Service, which is related to the Assistance Data Collection Information System for Persons with Disabilities which results in the process of making reports being late because they have to open many folders and files. files to collect data in accordance with the desired report from the leadership. From the description, the purpose of writing is to find out and design a Data Collection Information System for Assistive Devices for Persons with Disabilities at the Aceh Social Service using a web-based programming language. There are two methods that the authors use to collect data, namely; field studies and literature studies. Based on the results of observations and the author can draw a conclusion that includes the data collection process for disability tools using an online-based system that is easier to do because it is supported by special reporting for the assistance of disability tools and applications are built using web-based programming languages such as PHP, HTML, CSS., JavaScript, and MySQL as the database.... Dari metode dan langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan analisis sistem berjalan [10,11], dalam mengidentifikasikan masalah yang ada, maka di anggap perlu untuk melakukan proses pengembangan sistem yaitu dengan membuat suatu Aplikasi pengolahan data karyawan gudang dengan menggunakan program PHP dan MySQL sehingga mudah di pahami, dinamis dan memungkinkan pengguna dapat berintegrasi dengan Aplikasi tersebut, serta memiliki akses yang cepat dan akurat mengenai pengolahan data. Sistem yang dibuat menawarkan kelebihan-kelebihan dari sistem yang telah ada, misalnya a. Sistem mudah digunakan oleh orang lain. ...FahkrurraziThe warehouse employee information system is one of the data processing activities at PT. Tempo Banda Aceh, to get information about warehouse employees, it becomes more focused and easy to obtain. In writing this Final Project TA, the author only discusses the problem of warehouse employees and data management mechanisms at PT. Tempo Banda Aceh and designed a warehouse employee data collection information system using PHP and MySQL. The purpose of writing is to understand the problems of warehouse employees and data management at PT. Tempo Banda Aceh and made a supporting application about warehouse employee information systems using PHP and MySQL. The data collection needed in writing this report was obtained by two methods, namely literature study related to literature, library books, and other scientific works, field studies by conducting interviews, and direct observation of objects related to this Final Project TA. The warehouse employee information system is carried out by one of the administrative staff and assisted by 2 two warehouse employee administrative staff to record and input warehouse employee data. From the research results, it can be concluded that the warehouse employee information system at PT. Tempo Banda Aceh has followed the procedure and uses a computer with the PHP and MySQL language programs as its database.... Model perancangan dari sistem ini akan dikembangkan dengan dua model yaitu, menggunakan model notifikasi melalui aplikasi WhatsApp dan Aplikasi berbasis Android menggunakan metode prototyping. Protoyping merupakan pengembangan perangkat lunak, yang berupa model fisik kerja sistem dan berfungsi sebagai versi awal dari system [18]. ...Fatimah FahurianHilda Dwi YunitaKhozainuz Zuhri Yodhi YuniartheEntering 2020, the corona virus outbreak is spreading very quickly throughout the world, including Indonesia. This encourages the Indonesian government to make efforts and take handling policies to suppress the global spread of the corona virus or Covid-19. These policies did reduce the number of spreads but created new problems, such as increasing criminal acts and coupled with assimilation rights policies freeing prisoners during the Covid-19 pandemic which also resulted in an increase in crime rates, such as theft with weighting, motor vehicle theft, theft accompanied by violence, mugging, to beheading. One of the reasons for the increase in theft cases is the use of the situation when everyone is focused on handling Covid-19 and also the existence of security gaps. The security gap can be minimized, one of which is by developing technological innovation, therefore the author proposes a prototype for the development of a dual security system on two-wheeled vehicles with the latest technology. The results of the study, the system can provide notification information through the WhatsApp Messenger application in real time, as well as vehicle owners can control the vehicle remotely using the android application.... Beberapa permasalahan yang melandasi untuk merancang sebuah system informasi laundry pada Saidi Laundry diantaranya yaitu nota pelanggan yang hilang maupun tertinggal pada saat pengambilan laundry, keterlambatan pembayaran dan pengambilan pakaian sehingga menimbulkan penumpukan pakaian, proses rekapitulasi nota serta pelaporan yang masih manual, dan permasalahan yang dihadapi dimasa pandemic saat ini yaitu keinginan pelanggan untuk dapat melakukan transaksi secara online dari mulai pemesanan, pembayaran, penjemputan dan pengambilan pakaian. Permasalah diatas tidak hanya terjadi pada Saidi Laundry tetapi juga terjadi hamper disetiap system laundry yang masih belum terkomputerisasi Rosyida & Riyanto, 2019 Pengembangan system dengan menggunakan metode prototype dilakukan dengan pertimbangan memberikan kesamaan dan pengertian atau pemahaman awal tentang system yang akan dibangun Purnomo, 2017. Berikut penelitian yang memiliki relevansi diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Yunita tentang permasalahan yang terdapat dalam pengelolaan Bank Sampah, dimana selama ini permasalahan tentang pemahaman masyarakat tentang pentingnya bank sampah dan kemudahan dalam bank sampah sehingga masyarakat memiliki pemahaman dan keuntungan dari penggunaan aplikasi Bank Sampah Yunita et al., 2021. ...Yunita YunitaSiti Lailatul FitrianaHilda AmaliaPandemi Covid-19 saat ini menimbulkan kekhawatiran sehingga banyak orangnya lebih memperhatikan kebersihan, salah satunya terhadap pakaian yang dikenakan, kondisi ini menyebabkan usaha laundry mengalami kebanjiran pesanan. Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia ASLI, Apik Primadya mengatakan sejak merebaknya virus corona peningkatan jumlah permintaan binatu naik hingga 50 persen Meningkatnya usaha binatu maka diperlukan sebuah usaha menarik konsumen dengan memberikan pelayanan yang dapat menciptakan kepuasan terhadap pelanggan. Beberapa permasalahan yang melandasi untuk merancang sebuah system informasi laundry pada Saidi Laundry diantaranya yaitu nota pelanggan yang hilang maupun tertinggal pada saat pengambilan laundry, keterlambatan pembayaran dan pengambilan pakaian sehingga menimbulkan penumpukan pakaian, proses rekapitulasi nota serta pelaporan yang masih manual, dan permasalahan yang dihadapi dimasa pandemic saat ini yaitu keinginan pelanggan untuk dapat melakukan transaksi secara online. Untuk itu diperlukan sebuah pengelolaan di indsutri jasa laundry yang lebih efektif dan efisien. Sistem informasi ini dirancang dengan menggunakan metode Prototype, dengan menggunakan UML sebagai Analisa dan rancanganya.... After the results of the research above were obtained, we immediately analyzed the data and started to build a website prototype based on the design that had been made previously. Prototype is a prototype is the basic working model of the development of a program software or software [19], [29]. Prototyping is a software development method, which is a physical model of the system's work and serves as an initial version of the system. ...The application of the User Centered Design UCD method is needed to improve the school website by redesigning it. The problems experienced by schools are usually in the form of a static website and an unattractive web appearance. This will be detrimental to the school, because the website is a door for information and school promotion. posting important news and announcements on the website in the hope that students and parents can obtain information more quickly and accurately. The UCD method starts from the plan, design, prototype and review. This step begins with interviews, field observations and distributing questionnaires to website users. Such as teachers, students, parents and the general public. The results provide a lot of input and optimize the appearance of mobile-based websites to attract more interest and better access by users. With the hope that students and parents can get information on news and important announcements more quickly and accurately on the website.... The prototyping method is one of the software development methodologies involving developers' and users' interaction in the system development process [8]. The prototyping methodology can help illustrate the system model to be built. ... Anggy TrisnadoliDevi YantiSMAN 3 Bengkalis Library is a school library with a collection of reading books and lessons located in Bengkalis Regency, Riau Province. Currently, the system that operates in the SMAN 3 Bengkalis library is still conventional and is prone to physical damage. In addition, with current technological advances, the registration system for students as members is also still written using paper cards, plus the difficulties of library staff in procuring and managing library books. Based on these problems, a web-based library information system development is proposed, expected to solve the problems that occur. With prospective system users who are pretty laymen, a particular way is needed to develop the system, especially when carrying out user needs and system design. With this need, a prototyping method is used, which does function to accommodate these needs. Each phase of this method is carried out carefully to produce a product that meets expectations. In this study, an evaluation of the development process was carried out. The evaluation is carried out in several ways, such as UAT and Usability Testing with ISO 9126 and 9241-111. Based on the results of the evaluation, it was found that with the application of this method can produce a library information system product that is good and runs according to functionality and is to the expectations of users in solving the problems they soal dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar baik matapelajaran tidak wajib maupun matapelajaran wajib seperti menghafal doa-doa harian, dan ini berlaku juga bagi siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Mansyur Balun Ijuk Bangka Belitung. Latihan soal dilaksanakan dengan cara siswa menebak doa apa yang dibacakan oleh guru, atau siswa siswa yang diminta untuk membacakan doa yang disebutkan oleh guru. Dilihat dari kemampuan siswa yang berbeda-beda maka hasil latihannya pun berbeda. Untuk membantu memudahkan menghafal ayat-ayat doa harian bagi siswa yang butuh beberapa kali latihan, maka dibutuhkan aplikasi berbasis web yang dapat diakses dari sekolah maupun dari rumah orangtua siswa. Sehingga latihan soal dapat dilaksanakan sendiri oleh siswa dengan dipandu orangtua. Penelitian ini menganalisis dan merancang aplikasi pembelajaran tebak ayat-ayat doa harian. Untuk perancangan dan analisis sistem digunakan metode prototype dengan dibantu tools UML Unified Modelling Language. Sedangkan untuk pengumpulan datanya menggunakan metode pengumpulan data yaitu cara wawancara langsung dengan guru sebagai narasumber untuk mendapatkan informasi dan dokumen sebagai bahan analisis. Dan untuk pengacakan ayat-ayat doa harian yang ditampilkan pada aplikasi dengan menerapkan algoritma Linear Congruent Method . Dari penelitian ini menghasilkan sistem yaitu aplikasi tebak ayat doa harian berbasis web. Model prototipe ini merupakan salah satu cara yang efektif dan berguna untuk mengevaluasi dan meng-iterasi perancangan sebelum tim memutuskan untuk mengimplementasikannya * Elemen antarmuka seperti menu, window, dialog dan icon dapat dibuat sketsanya pada kertas. metode prototyping metode prototyping meliputi langkah-langkah : Pemilahan fungsi 2. 52. Pembuatan prototype suatu sistem merupakan implementasi dari konsep ?a. Trial and errorb. Deductive reasoningc. Inductive reasoningd. Abductive langkah untuk proses analisis kebutuhan adalah… masalah–evaluasi masalah–pemodelan– masalah–pemodelan–evaluasi masalah– masalah–evaluasi masalah–pemodelan–review– masalah–evaluasi masalah–pemodelan–spesifikasi– yang bukan memfokuskan untuk menemukan siapa yang membutuhkan softwaretersebut adalah… yang membutuhkan sistem serta personal di belakangnya ? sumber lain dari solusi yang dibutuhkan ? personal lain yang dapat menambah informasi ? yang akan menggunakan solusi ? yang mencari bentuk solusi yang diinginkan adalah… sumber lain dari solusi yang dibutuhkan ? personal lain yang dapat menambah informasi ? yang akan menggunakan solusi ? isu atau kendala khusus yang berdampak kepada solusi ? prinsip, spesifikasi kebutuhan harus seperti di bawah ini, kecuali… utama dari pemeliharaan sistem adalah… membuat perubahan yang bisa diramalkan untuk sistem yang ada danmembetulkan kesalahan yang dibuat selama proses sistem desain dan menjaga degradasi performa menjamin keseluruhan proses bisnis yang bergantung pada sistem informasiberjalan dengan tidak dari Expert System sebagai sistem informasi berbasis komputer adalah pada a. Datab. Informasic. Komunikasid. vendor luar, pengembang atau penyedia layanan untuk menyelesaikan tahapandesain merupakan salah satu strategi yang dipakai dalam pengembangan program, yaitu… paket salah satu strategi pengembangan program ada pilihan yang memungkinkan penggunauntuk melakukan customized, yaitu… paket perkembangan Sistem Informasi Berbasis Komputer manakah yang lebih dulumuncul dan berkembang a. SIMb. DSSc. EDPd. Expert System Tahapantahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus
Metode Prototype – Metode Prototype adalah teknik pengembangan sistem yang menggunakan prototype untuk menggambarkan sistem sehingga klien atau pemilik sistem mempunyai gambaran jelas pada sistem yang akan dibangun oleh tim pengembang. Prototype dalam bahasa Indonesia disebut purwarupa rupa awal. Prototype adalah rupa awal dari sistem yang menggambarkan rupa akhir dari sebuah sistem. Contoh sederhanya, ketika akan membangun rumah, biasanya calon pemilik rumah dibuatkan sketsa atau bahkan rumah dalam bentuk kecil yang menggambarkan secara jelas bagaimana bentuk rumah yang akan dibangun nanti. Itulah analogi dari sebuah prototipe. Metode pengembangan perangkat lunak Prototype umumnya digunakan ketika klien kurang bisa menjelaskan atau menerjemahkan sistem yang akan dibuat. Dengan prototype pihak klien dapat berdiskusi langsung dengan tim pengembang developer untuk menyamakan persepsi atau pemahaman terhadap sistem yang akan dibuat. Sehingga nantinya tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses pembuatan sistem/aplikasi/perangkat lunak. Daftar Isi ArtikelTahapan Metode PrototypeTahap 1 Requirements Gathering and Analysis Analisis KebutuhanTahap 2 Quick Design Desain cepatTahap 3 Build Prototype Bangun PrototipeTahap 4 User Evaluation Evaluasi Pengguna AwalTahap 5 Refining Prototype Memperbaiki PrototipeTahap 6 Implement Product and Maintain Implentasi dan PemeliharaanKelebihan dan Kekurangan Metode PrototypeA. Kelebihan Metode PrototypeARTIKEL LAINNYA Tahapan Metode Prototype Ada beberapa tahapan dalam metode prototype. Beberapa sumber menyebutkan prototype mempunyai 3,4,5,6 atau 7 tahapan. Dikutip dari guru99 model prototype setidaknya mempunyai 6 tahapan seperti yang terlihat pada gambar diatas. Tahap 1 Requirements Gathering and Analysis Analisis Kebutuhan Tahapan model prototype dimulai dari analisis kebutuhan. Dalam tahap ini kebutuhan sistem didefinisikan dengan rinci. Dalam prosesnya, klien dan tim developer akan bertemu untuk mendiskusikan detail sistem seperti apa yang diinginkan oleh user. Tahap 2 Quick Design Desain cepat Tahap kedua adalah pembuatan desain sederhana yang akan memberi gambaran singkat tentang sistem yang ingin dibuat. Tentunya berdasarkan diskusi dari langkah 1 diawal. Tahap 3 Build Prototype Bangun Prototipe Setelah desain cepat disetujui selanjutnya adalah pembangunan prototipe sebenarnya yang akan dijadikan rujukan tim programmer untuk pembuatan program atau aplikasi. Tahap 4 User Evaluation Evaluasi Pengguna Awal Di tahap ini, sistem yang telah dibuat dalam bentuk prototipe di presentasikan pada klien untuk di evaluasi. Selanjutnya klien akan memberikan komentar dan saran terhadap apa yang telah dibuat. Tahap 5 Refining Prototype Memperbaiki Prototipe Jika klien tidak mempunyai catatan revisi dari prototipe yang dibuat, maka tim bisa lanjut pada tahapan 6, namun jika klien mempunyai catatan untuk perbaikan sistem, maka fase 4-5 akan terus berulang sampai klien setuju dengan sistem yang akan dikembangkan. Tahap 6 Implement Product and Maintain Implentasi dan Pemeliharaan Pada fase akhir ini, produk akan segera dibuat oleh para programmer berdasarkan prototipe akhir, selanjutnya sistem akan diuji dan diserahkan pada klien. Selanjutnya adalah fase pemeliharaan agar sistem berjalan lancar tanpa kendala. Kelebihan dan Kekurangan Metode Prototype Dalam metode pengembangan sistem jenis Prototype terdapat beberapa kelebihan, diantaranya adalah A. Kelebihan Metode Prototype Menghemat waktu dan Biaya pengembangan Adanya keterlibatan pemilik sistem sehingga kesalahan sistem bisa diminimalisir dari awal proses Membantu anggota tim untuk berkomunikasi secara efektif Klien memiliki kepuasan tersendiri karena sudah memiliki gambaran dari sistem yang akan dibuat. Implementasi atau penggunaan sistem lebih mudah karena klien sudah tahu gambaran sistem sebelumnya Kemudahan dalam memperkirakan pengembangan sistem selanjutnya Memungkinkan klien untuk mempersiapkan perangkat lunak yang cocok dengan sistem yang akan dibuat. B. Kekurangan Metode Prototype Prototype adalah metode yang menghabiskan banyak waktu jika klien kurang puas ditahapan awal. Klien terus menerus menambah requirement dari sistem, pengen dibuatkan yang seperti inilah seperti itulah, sehingga menambah kompleksitas pembuatan sistem. Sistem akan terhambat jika komunikasi kedua belah pihak tidak berjalan secara efektif. Demikian artikel singkat mengenai teknik pengembangan perangkat lunak model prototype. Jangan lupa untuk membaca artikel tentang metode waterfall dan juga SDLC dalam artikel yang telah kami tulis sebelumnya. Terimakasih
Langkahlangkah pembuatan prototipe : 1. Permintaan bermula dari kebutuhan user. 2. Bangunlah sistem prototipe untuk menemukan kebutuhan awal yang diminta. 3. Biarkan user menggunakan prototipe. Analis harus memberikan pelatihan, membantu dan duduk bersama-sama dengan user, khususnya untuk pertama kali. Anjurkan perubahan. Concept generation atau pengembangan konsep merupakan salah satu tahap penting dalam proses perancangan produk yang bertujuan memunculkan alternatif-alternatif konsep produk. Konsep produk adalah deskripsi teknis mengenai atribut produk yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Berbagai pendekatan dapat dilakukan dalam concept generation, diantaranya dengan functional decomposition dan concept combination. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan prototipe sistem yang bertujuan untuk membantu tim pengembang dalam concept generation pada perancangan produk. Obyek penelitian yang digunakan adalah flexible conveyor yang digunakan sebagai alat material handling pada industri manufaktur. Penelitian dilakukan dengan software prototyping berdasarkan pendekatan concept generation. Hasil penelitian berupa prototipe sistem yang dapat memunculkan variasi dari alternatif-alternatif konsep sesuai dengan fungsi produk yang telah diidentifikasi sebelumnya. Figures - uploaded by Debrina Puspita AndrianiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Debrina Puspita AndrianiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-15 ISBN 978-623-92050-0-3 Pengembangan Prototipe Sistem untuk Concept Generation pada Perancangan Produk 1st Debrina Puspita Andriani Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang, Indonesia debrina 2nd Fakhriyudha Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang, Indonesia fakhriyudha 3rd Febrina Puji Purwandani Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang, Indonesia generation atau pengembangan konsep merupakan salah satu tahap penting dalam proses perancangan produk yang bertujuan memunculkan alternatif-alternatif konsep produk. Konsep produk adalah deskripsi teknis mengenai atribut produk yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Berbagai pendekatan dapat dilakukan dalam concept generation, diantaranya dengan functional decomposition dan concept combination. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan prototipe sistem yang bertujuan untuk membantu tim pengembang dalam concept generation pada perancangan produk. Obyek penelitian yang digunakan adalah flexible conveyor yang digunakan sebagai alat material handling pada industri manufaktur. Penelitian dilakukan dengan software prototyping berdasarkan pendekatan concept generation. Hasil penelitian berupa prototipe sistem yang dapat memunculkan variasi dari alternatif-alternatif konsep sesuai dengan fungsi produk yang telah diidentifikasi sebelumnya. Keywords—concept generation, konsep produk, perancangan produk, prototipe sistem, software prototyping. I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang makin pesat menuntut adanya inovasi dari industri untuk merancang dan mengembangkan produknya [1, 2]. Produk yang dibuat diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumennya dan tidak jarang dianggap berkualitas ketika hal tersebut terpenuhi [2]. Agar dapat mencapai tujuan itu, maka diperlukan proses perencanaan dan pengembangan produk yang diperhitungkan dengan matang [3]. Pengembangan produk merupakan kegiatan yang dimulai dengan analisis persepsi dan peluang pasar hingga diakhiri dengan proses produksi, penjualan, dan pengiriman produk. Terdapat enam fase dalam proses pengembangan secara umum yaitu perencanaan, pengembangan konsep, perancangan tingkatan sistem, perancangan detail, pengujian dan perbaikan, serta produksi awal [4, 5]. Inti dari perencanaan dan pengembangan produk adalah terletak pada pengembangan konsep atau concept generation [6, 7]. Konsep produk adalah deskripsi tentang bentuk dan fungsi dari suatu produk. Konsep perlu disusun untuk mendapatkan alternatif-alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan sebelum desain atau spesifikasi akhir dirancang [8]. Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dikembangkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih lanjut. Proses didalamnya meliputi analisa kebutuhan dan keinginan pasar, penyusunan alternatif produk dengan variasi dari bentuk, fungsi, dan tampilan, serta disertai dengan sekumpulan spesifikasi, benchmarking produk pesaing, dan pertimbangan ekonomis proyek [9, 10]. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap dalam menyusun suatu konsep produk diperlukan identifikasi atau dekomposisi fungsi dari produk yang akan dirancang. Melalui penjabaran fungsi dari produk diharapkan tim desain dapat menentukan spesifikasi teknis produk yang akan dibuat [11]. Penjabaran fungsi dapat diperoleh dari informasi internal maupun eksternal tim atau organisasi. Selain itu, sebelum memilih desain terbaik untuk memenuhi kebutuhan konsumen, evaluasi penting dilakukan terhadap segala alternatif yang bisa dibentuk dari pilihan-pilihan yang ada. Kombinasi konsep merupakan salah satu langkah penting dalam pengembangan konsep, karena dengan kombinasi konsep dapat diketahui berbagai kemungkinan solusi untuk membuat suatu produk, bahkan produk yang berbeda atau bervariasi [12]. Pentingnya tahapan pengembangan atau pembangkitan konsep adalah karena adanya tujuan pemusatan terhadap suatu solusi pemecahan masalah, dimana pada satu sisi sebagai suatu tindakan kreatif, sedangkan di sisi yang lain sebagai tindakan logis terhadap penyelesaian suatu masalah [13, 14]. Oleh karena itu, variasi dianggap sebagai kegiatan yang penting dalam mewujudkan dan mengembangkan banyaknya pemikiran kreatif dengan cara menggabungkan elemen-elemen fungsi yang sudah ada ke dalam alternatif konsep. Kendati demikian, pengembangan konsep sering kali menjadi penyebab permasalahan dalam proses SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-16 ISBN 978-623-92050-0-3 perancangan dan pengembangan produk. Permasalahan tersebut diantaranya adalah terbatasnya satu dua alternatif yang dipertimbangkan untuk desain yang layak, kegagalan dalam mempertimbangkan kegunaan konsep, hanya melibatkan satu dua orang dalam proses, tidak efektif mengintegrasikan solusi parsial yang menjanjikan, dan gagal mempertimbangkan seluruh kategori solusi [15, 16]. Berdasarkan urgensi dan permasalahan yang dipaparkan, pada penelitian ini dilakukan pengembangan prototipe sistem untuk proses pengembangan konsep concept generation yang bertujuan sebagai media untuk mengeksplorasi alternatif-alternatif konsep yang dapat dimunculkan dalam merancang suatu produk secara lebih efektif dan efisien. Obyek yang digunakan sebagai studi kasus pada penelitian ini adalah flexible conveyor. Conveyor diketahui banyak dipakai di industri untuk memindahkan barang secara berkelanjutan [17]. Dalam kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai karena lebih ekonomis dibandingkan transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. Jenis conveyor membuat penanganan alat berat/ produk tersebut lebih mudah dan lebih efektif. Kelemahan penerapan conveyor adalah tidak adanya fleksibilitas apabila lokasi barang bersifat tidak tetap dan jumlah barang yang dipindahkan berubah-ubah atau tidak berkelanjutan [18, 19]. Flexible conveyor merupakan conveyor yang didasarkan pada balok-balok conveyor dan terbuat dari aluminium atau stainless steel dengan lintasan yang mempunyai gaya gesekan rendah [20]. Flexible conveyor dibuat sesuai dengan penggunaannya di lapangan, yaitu untuk aktivitas material handling yang diketahui sebagai aktivitas non value added dan sebaiknya diminimasi. Sifat dari flexible conveyor yang adapatif menyebabkan alternatif material dan fungsi dalam membentuk produk tersebut bervariasi, sehingga produk ini dipilih sebagai studi kasus dalam penelitian. II. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian rekayasa. Penelitian rekayasa merupakan penelitian yang mengimplementasikan ilmu pengetahuan ke dalam suatu rancangan untuk mendapatkan kinerja sesuai persyaratan yang ditentukan. Rekayasa tersebut merupakan sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan dengan metode ilmiah menjadi suatu model untuk memenuhi spesifikasi tertentu [21]. Penelitian berawal dari penentuan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, pemilihan alternatif yang terbaik, dan validasi rancangan yang dipilih untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisiensi, efektif, dan biaya yang rendah. Model pada penelitian ini berupa prototipe sistem yang didapatkan berdasarkan pendekatan software prototyping. Prototyping adalah suatu teknik pengumpulan data yang sangat berguna untuk melengkapi siklus hidup pengembangan sistem tradisional. Saat penganalisis sistem menggunakan prototyping, mereka berusaha mencari reaksi, saran-saran, inovasi, rencana revisi pengguna untuk membuat peningkatan terhadap prototipe, sekaligus memodifikasi rencana sistem dengan biaya dan gangguan maksimum [22]. Terdapat empat tahapan dalam pegembangan software menggunakan prototyping [23]. Langkah pertama yaitu menetapkan tujuan prototipe dengan mengidentifikasi masalah pada sistem yang akan dibuat prototipenya. Langkah kedua yaitu mendefinisikan fungsi prototipe sehingga sesuai dengan kebutuhan user. Langkah ketiga yaitu mengembangkan prototipe dengan merancang desain logis hingga implementasi konsep yang telah dibuat. Langkah terakhir yaitu evaluasi prototipe dengan membandingkan hasil prototipe dan kebutuhan user. A. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi informasi-informasi yang berasal dari wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder meliputi data hasil tinjauan pustaka dan profil studi kasus yang mendukung penelitian. Studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah perancangan flexible conveyor sebagai alat material handling dalam industri manufaktur. Berdasarkan penelitian pendahuluan diperoleh 5 respon teknis dalam perancangan flexible conveyor yang ditampilkan pada Tabel 1 [24]. Respon teknis untuk konveyor tersebut meliputi fleksibelitas, ketinggian yang dapat diatur, material yang ringan dan kuat, mudah dipindahkan, dan ramah lingkungan. TABEL II. METRIK RESPON TEKNIS No. Respon Teknis Value Unit 1 Desain konveyor dibuat fleksibel Sliding lock, lipat, bongkar pasang - 2 ketinggian yang dapat 100-150 cm 3 Material konveyor ringan dan kuat Tungsten, besi eser, aluminium N/m2 4 Konveyor mudah dipindahkan rubber wheel, caster - 5 Desain konveyor ramah lingkungan Gravitasi, thermal, dinamo listrik Joule SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-17 ISBN 978-623-92050-0-3 Gambar 1. Diagram alir perancangan sistem. B. Pengembangan Prototipe Sistem Pada tahapan ini dilakukan pengembangan prototipe sistem untuk concept generation pada perancangan produk dengan menggunakan pendekatan functional decomposition dan concept combination untuk menentukan dan menerjemahkan alternatif-alternatif atribut yang digunakan dalam penyusunan konsep. Tahapan perancangan sistem diilustrasikan pada Gambar 1. Microsoft Visual Basic Net MS. VB. Net digunakan dalam membantu pembuatan model prototipe [25]. Sesuai dengan konsep software prototyping, langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini dijelaskan sebagai berikut 1 Menetapkan tujuan prototipe yakni mencari pembangkitan jumlah kemungkinan alternatif kombinasi desain berdasarkan pendekatan functional decomposition dan concept combination. 2 Mendefinisikan fungsi prototipe meliputi requirement modelling, data modelling, process modelling, dan development strategies. Requirement modelling dilakukan dengan system requirement checklist untuk menetukan user requirement. Data modelling digambarkan melalui aliran data dan informasi yang dihasilkan oleh sistem melalui data flow diagram DFD. Process modelling menggambarkan logika atau aturan bisnis dalam proses pengembangan produk. Terakhir development strategies menentukan kebutuhan minimum software dan hardware, level pembuatan sistem, kebutuhan minimal sistem operasi, dan kebutuhan minimal administrator. 3 Mengembangkan prototipe langkah desain dimulai dari melakukan desain untuk database logis, fisik, user interface UI, dan algoritma. Selanjutnya dilakukan implementasi dan evaluasi dengan membuat prototipe sistem yang dirancang dengan MS. VB. Net. 4 Mengevaluasi prototipe tahap ini digunakan untuk menguji prototipe sistem yang telah dibuat. Pengujian program ini ditinjau dari tiga segi, yaitu verifikasi, validasi, dan uji prototipe. Verifikasi dilakukan dengan membandingkan desain database fisik, desain user interface, dan desain algoritma yang dirancang dengan implementasi. Validasi dilakukan dengan membandingkan kebutuhan sistem yang telah terpenuhi dengan System Requirement Checklist SRC. Uji prototipe dengan membandingkan sistem baru dan sistem lama dalam analisis PIECES Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, dan Services. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan prototipe sistem diharapkan mampu membantu tahapan perancangan produk terutama pada tahap concept generation. Dengan pendekatan atau sistem yang berjalan saat ini, di dalam setiap proses perancangan produk untuk tahap concept generation dilakukan secara manual dan berdasarkan intuisi atau pengetahuan dari masa lalu, sehingga tidak semua konsep dapat dimunculkan dan menyebabkan ketidaksesuaian spesifikasi dari produk akhir. Hal tersebut akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu, pengembangan prototipe sistem untuk proses pengembangan konsep atau concept generation dapat menjadi salah satu alternatif penyelesaian permasalahan dari pengembangan produk yang optimal. A. Mendefinisikan Fungsi Prototipe Langkah awal dalam perancangan prototipe sistem ini setelah merencanakan tujuan prototipe adalah menganalisa fungsi prototipe yang meliputi pembuatan model kebutuhan sistem requirement modelling, model data data modelling, dan model proses process modelling. TABEL III. SYSTEM REQUIREMENT CHECKLIST Komponen Uraian Input User dapat memasukkan data keinginan pelanggan, fungsi yang diinginkan pelanggan, Output Sistem dapat memberikan output yang dibutuhkan, yaitu morphology chart, FAST diagram, dan alternatif kombinasi desain SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-18 ISBN 978-623-92050-0-3 Komponen Uraian Process Sistem dapat menentukan Morphology Chart sesuai dengan kebutuhan agar. Dengan melihat basis data yang pernah dimasukan kedalam sistem,sehingga mempermudah pembuatan Sistem dapat menunjukan FAST diagram sesuai dengan fungsi yang dipilih oleh user hingga bagaimana cara mendapatkan fungsi tersebut. Performance Sistem memungkinkan dalam melakukan update data jika terdapat data baru Control User diberi username dan password untuk login sistem yang hanya dapat diakses oleh User itu 1 Model Kebutuhan Sistem Requirement Modelling bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam perancangan produk terutama pada fase concept generation. Model kebutuhan sistem dinyatakan dalam System Requirement Checklist SRC sebagai dasar untuk mengukur keberhasilan aplikasi yang akan dibangun dan digambarkan ke dalam lima kategori umum yaitu output, input, process, performance, dan control. SRC menunjukkan bahwa kebutuhan sistem utama adalah output yang menyajikan informasi berupa functional decomposition dan concept combination seperti ditunjukkan pada Tabel 2. 2 Model Data dan Proses Data and Process Modelling bertujuan untuk mengembangkan model grafis untuk melihat sistem secara keseluruhan dalam mengubah data menjadi informasi yang disebut data modelling. Sedangkan logika proses bisnis yang terjadi digambarkan dalam process modeling, sehingga dihasilkan model logis yang mendukung operasi bisnis yang memenuhi kebutuhan user. a Data modeling dimodelkan dengan data flow diagram DFD yang bertujuan untuk menggambarkan proses bisnis yang dilakukan dan bagaimana aliran data berpindah pada aktivitas-aktivitas tersebut. Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan DFD adalah mengidentifikasi entitas luar external entities pada sistem, yakni user. Selanjutnya mengidentifikasi input dan output dari entitas luar yang terlibat seperti ditunjukkan pada Tabel 3. Langkah berikutnya adalah penyusunan context diagram pada Gambar 2. TABEL IV. IDENTIFIKASI INPUT DAN OUTPUT DFD Input Output User Data respon teknis dari user Kombinasi alternatif desain produk Gambar 2. Context diagram prototipe sistem concept generation. Context diagram adalah diagram dalam rangkaian suatu DFD yang menggambarkan entitas-entitas yang berhubungan dengan suatu sistem meliputi input dan output, serta external entitites. Proses yang terjadi pada context diagram prototipe sistem ini adalah user memasukkan keinginan pelanggan data alternatif dan data fungsi, kemudian sistem mengolah data tersebut dan menghasilkan output berupa functional decomposition dan concept combination masing-masing dalam bentuk FAST diagram dan morphology chart. Langkah terakhir dalam data modeling adalah menyusun DFD level 1 yang menunjukkan semua proses dalam context diagram sekaligus bagaimana aliran informasi berpindah dari satu proses ke proses lainnya Gambar 3. Proses yang terjadi pada DFD level prototipe sistem dapat dijelaskan sebagai berikut • Input project dengan memasukan data identitas project seperti tanggal pembuatan project dan nama project. • Input technical response dengan memasukan data dari technical response yang diperoleh dari project tersebut. • Pemilihan fungsi pada FAST diagram. • Concept generation sesuai dengan fungsi yang terpilih pada proses sebelumnya dan ditampilkan dalam morphology chart. b Process modeling tahap ini merupakan langkah-langkah pengolahan dan logika yang bertujuan untuk menggambarkan proses atau aturan yang berlaku pada prototipe sistem meliputi sistem yang akan memberikan kemungkinan kombinasi alternatif dari setiap fungsi yang dipilih oleh user, jumlah alternatif yang dapat dimasukan ke dalam aplikasi hanya terbatas 3 alternatif, dan data yang dimasukan oleh user berupa technical response dari proyek tersebut. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-19 ISBN 978-623-92050-0-3 Gambar 3. DFD level 1 prototipe sistem concept generation 3 Development Strategies adalah kebutuhan untuk sistem baru yang mencakup kebutuhan software dan hardware. Berikut merupakan strategi pengembangan prototipe sistem concept generation untuk produk flexible conveyor. a Level pengembangan prototipe prototipe sistem ini nantinya merupakan aplikasi stand alone yang hanya membutuhkan sebuah komputer, sehingga dapat memudahkan akses user. b Software requirement kebutuhan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menjalankan prototipe sistem ini dijelaskan pada Tabel. 4. Perangkat lunak yang dipilih tidak sulit untuk dipenuhi karena sifat dari perangkat lunak tersebut sudah banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari. c Hardware requirement kebutuhan perangkat keras yang dibutuhkan untuk mendukung prototipe sistem dijelaskan pada Tabel 5. TABEL V. KEBUTUHAN MINIMUM SOFTWARE Unsur Pilihan Rasionalisasi Windows 7 Umum dan banyak digunakan Database Microsoft Access mengolah dan user Bahasa pemrograman Application menyatu dengan MS. TABEL VI. KEBUTUHAN MINIMUM HARDWARE Unsur Pilihan Rasionalisasi Server Intel Pentium Processor 4M chace, GHz atau lebih Dapat menjalankan Windows 7 dengan lancar RAM 1 GHz atau lebih tinggi Kapasitas hard disk minimal 100 Mb. Input Mouse dan keyboard untuk memasukkan Unsur Pilihan Rasionalisasi Output Monitor display atau antar d Dokumentasi disusun dalam manual book untuk memudahkan penguasaan kompetensi dan source code program untuk memudahkan dalam upgrade program. e Ketrampilan user user harus memiliki minimal kemampuan dalam mengoperasikan Windows dan Microsoft Office, terutama Microsoft Access, untuk menggunakan sistem ini karena cara pengolahan data di sistem ini tidak terlalu rumit. Berdasarkan analisis sistem dengan menganalisa sistem lama, requirement modelling, data modelling, process modelling, dan development strategies, maka spesifikasi kebutuhan sistem telah diketahui. Hasil dari analisis sistem tersebut akan dibawa ke tahap selanjutnya yaitu tahap desain dan implementasi prototipe yang terdiri dari langkah desain, implementasi, pengujian, dan evaluasi prototipe. B. Mengembangkan Prototipe Prototipe dikembangkan dalam bentuk desain sistem. Desain sistem bertujuan untuk menciptakan model fisik dari sistem yang memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan pada tahap analisa sistem. Tahap ini merupakan sebuah model logis dari sistem yang baru dikembangkan dari tahap analisa sebelumnya. Langkah yang akan dikerjakan pada tahap ini mencakup desain database, user interface, dan algoritma. Pada tahap ini akan dihasilkan spesifikasi desain dari prototipe sistem pengembangan produk. 1 Desain database menganalisa terlebih dahulu file yang dibutuhkan oleh sistem yang terdiri dari desain database logis dan database fisik. a Desain database logis digunakan untuk menjelaskan fungsi-fungsi pada sistem. Pada tahapan ini user bisa mengetahui bagaimana sistem bekerja secara logika. Desain database logis ini digambarkan dengan menggunakan ERD, dimana entitas dan atribut yang terlibat dalam sistem digambarkan. Tabel 6 adalah penjelasan mengenai entitas dan atribut, sedangkan Tabel 7 digunakan untuk mengidentifikasi kardinalitas atau jenis relasi untuk masing-masing entitas yang terlibat. Gambar 4 menunjukkan ERD untuk sistem ini. TABEL VII. DAFTAR ENTITAS DAN ATRIBUT ERD Produk nama_produk, id_produk, nama, id_fungsi, id_user id_kombinasi, id_alternatif, id_morphology, id_fungsi SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-20 ISBN 978-623-92050-0-3 nama_alternatif, id_alternatif id_user, Username, Password TABEL VIII. IDENTIFIKASI RELASI Entitas Relasi Entitas Produk Memiliki 1, N Gambar 3. Entity Relational Data ERD prototipe sistem concept generation. b Desain database fisik aktualisasi dari desain database logis dan sangat bergantung pada software yang dipakai. Pada penelitian ini software yang digunakan adalah Microsoft Access. Pada tahap ini entitas dirubah menjadi tabel sesuai dengan format tabel pada MS. Accesss. Desain database entitas meliputi user, produk, fungsi, alternatif, morphology chart, dan kombinasi desain. Tabel 8 merupakan contoh desain database entitas user. TABEL IX. DESAIN DATABASE ENTITAS USER Field Field Size Note Key id_user Number id pengguna PK Password Text 255 2 Desain user interface pembuatan rancangan dari tampilan antarmuka yang nantinya memudahkan user berinteraksi secara langsung dengan sistem [26, 27]. Desain user interface ini dilakukan dengan program Visual Basic. Desain user interface meliputi list windows, hierarki windows dan alur user interface, desain navigasi antar windows, desain form input, desain visual output dan desain awal windows. Sistem ini harus memenuhi kebutuhan user dan user friendly sehingga user dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibangun. a List window menjelaskan apa saja yang akan dirancang untuk memudahkan user dalam menggunakan sistem. Tabel 9 menjelaskan windows apa saja yang digunakan pada prototipe sistem concept generation. TABEL X. LIST WINDOWS DAN FUNGSINYA No. Windows Fungsi Windows Status Windows 1 Login form login dimana berfungsi sebagai security check terhadap Terlihat 2 Main menu berbagai menu pilihan yang disajikan oleh sistem. Terdapat menu pemilihan produk yang akan diproses ataupun Terlihat 3 Input data project menampilkan form input data project. Form input tersebut nantinya akan mengisi data pada tabel Data project di main Terlihat 4 Data fungsi Tabel yang menunjukan fungsi fungsi yang dimiliki oleh suatu produk beserta Terlihat 5 Input data fungsi menampilkan form input data fungsi. Form input tersebut nantinya akan mengisi data pada tabel Data project di tab data Terlihat 6 Tab FAST Diagram bagaimana data fungsi olah oleh sistem menjadi Terlihat 7 Tab Morphology Chart Morphology Chart memnujukan bagaimana data alternatif yang diinput pada windows Terlihat b Hierarki windows dan alur user interface UI menjelaskan hierarki dari tiap UI dan aliran proses dari windows ke windows lain yang dilihat oleh user. Gambar 5 dan 6 merupakan gambar untuk hierarki windows dan alur dari UI. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-21 ISBN 978-623-92050-0-3 Gambar 4. Hierarki menu prototipe. Gambar 5. Alur user interface prototipe. c Navigasi antar menu untuk memberikan control dan kemudahan kepada user dalam menggunakan fungsi prototipe sistem secara maksimal. Gambar 7 menunjukkan desain navigasi antar menu windows. Gambar 6. Desain navigasi antar menu prototipe. d Form input untuk merancang UI pada proses input data dalam bentuk form. Proses input data dibagi menjadi dua, yaitu proses input data produk dan data fungsi serta alternatif. Gambar 8 menunjukkan desain form input. a Data produk b Data fungsi dan alternatif Gambar 7. Desain form input. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-22 ISBN 978-623-92050-0-3 e Visual output untuk merancang bentuk output visual sesuai dengan kebutuhan user. Sebelumnya diketahui output dari sistem ini adalah FAST diagram, morphology chart dan alternatif kombinasi desain. Desain output visual akan dijelaskan pada Gambar 9. a Output FAST Diagram b Output morphology chart c Output kombinasi konsep Gambar 8. Desain visual output. 3 Desain algoritma membahas tentang tahapan proses atau algoritma untuk menghasilkan output yang diperlukan dari sistem informasi yang dinyatakan dalam pseudocode. a Algoritma FAST diagram memliki proses input data fungsi dan alternatif pada awal proses, dilanjutkan pengecekan ulang terhadap data tersebut, kemudian akan keluar FAST diagram sesuai dengan input data sebelumnya Gambar 10. b Algoritma morphology chart input data diambil oleh data fungsi yang dipilih user pada saat windows FAST diagram, setelah memilih fungsi mana saja yang akan digunakan, kemudian muncul morphology chart yang selanjutnya akan dihitung jumlah kombinasi alternatif dari concept combination tersebut Gambar 11. Gambar 9. Algoritma flowchart FAST diagram. Gambar 10. Algoritma flowchart morphology chart. SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-23 ISBN 978-623-92050-0-3 C. Mengevaluasi prototipe tahap ini digunakan untuk menguji prototipe sistem yang telah dibuat melalui tiga segi, yaitu implementasi/verifikasi, validasi, dan uji prototipe. 1 Implementasi tahap pengaplikasian desain yang telah dirancang sebelumnya ke dalam software, yaitu Microsoft Access. Implementasi bertujuan untuk memasukkan komponen dan mengatur kesesuaian antara program dan rancangan yang telah dibuat, sehingga tahapan ini juga termasuk dalam evaluasi prototipe, yaitu verifikasi. Output prototipe sistem untuk tab FAST diagram, morphology chart, dan kombinasi alternatif telah ditunjukkan pada Gambar 9. 2 Validasi menguji apakah fungsi prototipe yang telah dirancang sudah sesuai dengan fungsi yang diharapkan dan telah merepresentasikan tujuan awal berdasarkan user requirement yang dijabarkan dalam System Requirement Checklist SRC. Uji validasi dilakukan dengan menguji coba aplikasi kepada user yang dalam penelitian ini adalah bagian produksi suatu industri manufaktur yang akan menggunakan flexible conveyor. Perbandingan hasil prototipe sistem dengan SRC disajikan pada Tabel 10. TABEL XI. UJI VALIDASI PROTOTIPE SISTEM CONCEPT GENERATION Komponen Keterangan Pengguna yang Input memasukkan data berikut ini • Produk yang sedang dikerjakan • Fungsi dari respon teknis yang telah diperoleh berdasarkan fase perancangan produk sebelumnya • Alternatif yang dimiliki oleh fungsi User dapat memasukkan data produk, fungsi, dan alternatif dibuktikan dengan screenshot data produk, fungsi, dan alternatif Output Sistem dapat memberikan output yang dibutuhkan, antara lain • FAST diagram • Morphology chart memberikan output FAST diagram dan Morphology chart dibuktikan dengan screenshot hasil Process Sistem dapat membangkitkan kemungkinan jumlah kombinasi alternatif dari fungsi yang telah dimiliki oleh produk membangkitkan kemungkinan jumlah kombinasi alternatif dari fungsi yang telah dimiliki oleh produk dibuktikan dengan Performance dalam melakukan memungkinkan Komponen Keterangan Pengguna yang terdapat data baru karena sifat algoritma dalam aplikasi yang dinamis. Control User diberi username dan password untuk login sistem yang hanya dapat diakses oleh User itu sendiri. username dan password untuk login. Dibuktikan dengan screenshot login. Berdasarkan hasil uji validasi, prototipe sistem concept generation sudah dapat memenuhi kebutuhan user. Prototipe dapat memberikan layanan input pada user untuk memasukkan data fungsi dan alternatif. Sistem dapat membangkitkan kemungkinan alternatif yang dimiliki oleh kombinasi fungsi. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 9 dengan adanya 81 kemungkinan kombinasi dari fungsi yang dipilih, dengan menggunakan rumus kombinasi sebagai berikut [28] N=XY 1 N merupakan kemungkinan kombinasi konsep yang mungkin terbentuk, sedangkan X dan Y adalah banyaknya fungsi dan alternatif. Dari studi kasus flexible conveyor memiliki fungsi dan alternatif masing-masing sebanyak 3 dan 4, sehingga kemungkinan kombinasi yang muncul adalah 34 atau 81 kombinasi. 3 Uji prototipe untuk mengetahui apakah prototipe aplikasi sudah mengatasi kelemahan dan masalah dari segi Performance, Information, Economy, Control, Efficiency, Services PIECES. Perbandingan sistem lama sebelum adanya prototipe dan sistem baru dipaparkan pada Tabel 11. Berdasarkan hasil analisis PIECES diketahui bahwa sistem baru sudah dapat memperbaiki semua kelemahan sistem lama. TABEL XII. PERBANDINGAN SISTEM LAMA DAN BARU DENGAN ANALISIS PIECES Komponen Keterangan Pengguna yang Performance informasi yang dibutuhkan oleh User alternatif dari technical response project yang pernah ada karena tidak ada dokumentasi database dalam penyimpanan berbasis komputer sehingga mudah untuk mencari data dan melihat data Information Informasi mengenai alternatif dan technical Data disimpan dalam database sehingga SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-24 ISBN 978-623-92050-0-3 Komponen Keterangan Pengguna yang ada dokmentasi, hanya tim pengembang yang memiliki pengetahuan data akan hilang atau tidak lengkap ketika diperlukan. Economy dan waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem tidak terlalu signifikan terhadap total biaya pengeluaran, namun berpotensi membesar seperti biaya administrasi untuk pembuatan dan penyimpanan dokumen secara manual dengan kertas dan bersifat dikeluarkan dalam penggunaan program dijalankan di komputer minimal, karean hanya untuk biaya penggunaan listrik saja. Control mengakses semua data karena data tidak dilengkapi sistem keamanan dan bersifat dilengkapi username dan password untuk membatasi hak akses pengguna. Efficiency Sistem yang lama menentukan kombinasi alternatif dengan berdasarkan pengalaman. Memiliki kemungkinan kesalahan kombinasi alternatif yang mengakibatkan cacat dan juga waktu penentuan yang membutuhkan brainstroming. menentukan kombinasi alternatif dari semua kemunginan yang ada pada pengembangan produk, sehingga tidak membutuhkan waktu banyak untuk memikirkan kombinasi apa saja yang kemungkinan ada pada pengembangan Services Pelayanan akan kebutuhan informasi dari beberapa data berlangsung lama karena data belum terintegrasi menjadi satu sehingga sistem tidak fleksibel. terintegrasi dan fleksibel terhadap perubahan yang ada sehingga pelayanan akan kebutuhan informasi semua data lebih cepat dan IV. KESIMPULAN Proses merancang, membangun, dan menguji prototipe sistem concept generation untuk pengembangan produk dengan konsep software prototyping ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu menetapkan tujuan, mendefinisikan fungsi, mengembangkan, dan mengevaluasi prototipe. Prototipe yang telah dikembangkan selanjutnya diuji dengan implementasi atau verifikasi, validasi, dan uji prototipe itu sendiri. Hasil analisis menunjukkan sistem telah terorganisir dengan baik untuk meminimasi redudansi data, sehingga dapat menghemat biaya operasional dan waktu yang biasa dalam menyusun konsep dibandingkan secara manual. Sistem juga mampu memberikan kombinasi alternatif secara lengkap kepada user, sehingga dalam fase selanjutnya tidak membutuhkan waktu yang lama apabila dibutuhkan untuk kembali mengulang pada fase pengembangan konsep. Untuk penelitian selanjutnya, prototipe sistem dapat diuji cobakan pada studi kasus yang lain disamping flexible conveyor. Selain itu akan dilakukan pengembangan pada prototipe sistem perancangan produk, tidak hanya dalam tahap concept generation, tapi juga tahap perancangan produk yang lainnya. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Statistik dan Rekayasa Kualitas, Jurusan Teknik Industri dan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya atas segala bentuk dukungan dalam keikutsertaan pada kegiatan Seminar Nasional Teknik Industri SENTI 2019 yang diadakan oleh Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. REFERENCES [1] K. J. Chatuverdi dan Y. S. Rajan, “New Product Development Challenges of Globalization,” International Journal of Technology Management, 19, pp. 788-805, 2000. [2] G. Di Gironimo dan A. Marzano, “Design of an Innovative Assembly Process of a Modular Train in Virtual Environment,” International Journal Interaction Design Manufacture, Vol. 1, pp. 85-97, 2007. [3] D. P. Andriani, D. A. Rizky, dan U. Setiaji, “Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method,” dalam Seminar dan Konferensi Nasional IDEC, pp. 98-107, 2017. [4] K. S. Hurst, “Engineering Desing Principles, ” The Boulevard, Langford Lane Kidlington, England, 1999. [5] I. Muhammad, “Fase Pengembangan Konsep Produk Kegiatan Perancangan dan Pengembangan Produk,” Jurnal Ilmiah Factor Exacta, Vol. 4 3, 2011. [6] A. Soleman dan A. L. Kakerissa, “Pengembangan Konsep Alat Bantu Pemetik Buah Pala,” dalam Seminar Nasional Archipelago Engineering ALE, Ambon, 2018, pp. 129-135. [7] N. Cross, “Engineering Design Methods Strategies for Product Design,” United Kingdom John Wiley and Sons Ltd., 1994. [8] D. P. Andriani, I. Hamdala, S. E. Swara, dan H. Fadli, “Perancangan Business Digital Platform dalam Mendukung Keberlanjutan IKM dengan Pendekatan Quality Function Deployment,” Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 18 1, pp. 42-54, 2019. [9] D. Widodo, “Perencanaan dan Pengembangan Produk,” Yogyakarta UII Press, 2005. [10] A. Liem, “Challenges in concept development, selection, and design detailing,” Institute for Product Design Department of Product Design, 2008. [11] A. K. Chitale dan R. C. Gupta, “Product Design and Manufacturing,” New Delhi PHI Learning Private Edition Limited, 2011. [12] J. Polton, H. S. Ismail, dan M. Shahidipour, “The New Product Process Effective Knowledge Capture and SEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2019 Yogyakarta, 09 Oktober 2019 Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UGM M-25 ISBN 978-623-92050-0-3 Utilization,” Concurrent Engineering Research and Application, vol. 8 2, pp. 133-143, 2000. [13] J. Gunther dan K. Ehrlenspiel, “Comparing Designers from Practice and Designers with Systematic Design Education,” Design Studies, Vol. 20 5, pp. 439-451, 1999. [14] S. W. Hsiao dan M. C. Liu, “A Morphing Method for Shape Generation and Image Prediction in Product Design,” Design Studies, Vol. 23 5, pp. 533-556, 2002. [15] K. T. Ulrich dan S. D. Eppinger, “Product Design and Development 2nd,” Singapore Mc Graw-Hill, 2000. [16] C. J. Atman, “A Comparing of Freshman and Senior Engineering Design Processes,” Design Studies, Vol. 20 2, pp. 131-152, 1999. [17] R. Shidattra, “Introduction to Material Handling,” New Delhi New Age International Limited Publishers, 2008. [18] Supriyo, A. Triwiyatno, dan Sumardi, “Perancangan Prototipe Sistem Konveyor pada Sistem Pengangkutan Material Krakatau Posco Berbasis PLC,” Transient, Vol. 4 1, pp. 155-160, 2015. [19] G. Firmansah, “Perancangan Sistem Konveyor Pemisah Barang dengan Sensor Warna TCS230 Berbasis MikroPLC,” Purwokerto, 2010. [20] Priswanto, dkk., “Perancangan Prototipe Sistem Konveyor di Industri Dilengkapi dengan Sistem Pemisah Benda Berdasarkan Warna, Ukuran, dan Jenis Benda Berbasis PLC Mitsubishi FX2N,” Techno, Vol. 18 1, pp. 007-014, 2017. [21] Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,” Bandung Alfabeta, 2013. [22] G. E. Dieter, “Engineering Design 3rd ed.,” Singapore McGraw-Hill, 2000. [23] I. Sommerville, “Software Engineering 9th Edition,” United States of America Addison-Wesley, 2011. [24] Z. Darmawan, dkk., “Perancangan Flexible Conveyor sebagai Material Handling Device yang Ramah Energi,” Malang Universitas Brawijaya, 2015. [25] D. P. Dwi, “Pemrograman Aplikasi Database dengan Visual Basic Net 2005 dan MS. Access,” Yogyakarta Andi, 2006. [26] F. Rahmatika dan D. P. Andriani, “Perancangan Desain Interface Digital Platform Penjualan Online UKM Dengan Pendekatan Kansei Engineering,” Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri, Vol. 7 1, pp. 52-63, 2019. [27] M. Tideman, M. C. Van der Voort, dan F. J. A. M. Van Houten, “A New Product Design Method Based on Virtual Reality, Gaming and Scenarios,” International Journal Interaction Design Manufacture, Vol. 2, pp. 195-205, 2008. [28] D. P. Andriani, R. Adnandy, S. T. Maghlidah, dan A. A. Anwar, “Peningkatan Kualitas Produk IKM Rotan Melalui Perancangan Produk Unggulan dengan Pendekatan Quality Function Deployment,” 6th Industrial Engineering Conference, 2019. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this development of manufacturing sector with digital platforms is the latest technological advances in industry era. The use of e-commerce as business digital platform in marketing activities is very potential to be developed for improving SMEs performance. To build a digital platform that fits with the needs of SMEs and users, Quality Function Deployment QFD was conducted to obtain informations in designing a customer-based digital platform. After the customer's needs were obtained, product specifications, concept development and selection, product design testing, industrial design analysis, and prototyping also had been conducted. The analysis showed three highest ranking for digital platform design were an application with specific information product, attractive design of the interface, and adequate security. Furthermore, the function criterias were arranged to formulate alternatives, how to log in, button shape, color, font size, and database properties. While the screening and assessment criteria were based on ease of transaction, availability of information, and ease of use. Debrina Puspita AndrianiRheza AdnandyTauzinal SulchiAlfian AgustinusABSTRAK Sektor Industri Kecil Menengah IKM diketahui berperan dalam menopang perekonomian Indonesia, sehingga pengembangan sektor ini sangat diperhatikan oleh pemerintah. Pada era Industri pemerintah mendorong IKM untuk melakukan terobosan inovasi dengan mengembangkan desain dan memperbaiki produk. IKM rotan, salah satu IKM penting di Kota Malang, saat ini sedang berupaya meningkatkan kualitas produknya. Berdasarkan penelitian pendahuluan, kursi merupakan produk unggulan dan paling banyak diminati oleh pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah membantu IKM rotan memperbaiki dan mengembangkan kualitas kursi rotan sebagai produk unggulan agar dapat bersaing dengan kompetitornya. Melalui salah satu metode perbaikan kualitas, quality function deployment, produk dirancang sebagai respon inovatif atas kebutuhan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan dimensi, beban maksimum, material, desain, warna, dan penggunaan bantalan pada kursi menjadi kriteria dalam perancangan kursi rotan. Dengan metriks ukuran setiap kriteria yang telah diuji dari aspek ergonomi dan estetika, desain penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk kursi rotan kedepannya. Debrina Puspita AndrianiDestantri Anggun RizkyUnggul SetiajiPersentase kualitas kadar air dari produk kerupuk udang pada tahun 2016 sebesar 69% telah melebihi Standar Nasional Indonesia SNI menyebabkan perusahaan studi kasus perlu melakukan proses pengeringan ulang pada produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk kerupuk udang melalui pengendalian kualitas dengan menggunakan statistical quality control method. Data produk kerupuk udang diambil sebanyak 25 observasi dan setiap observasi terdapat 3 shift yang berbeda setiap harinya. Pada peta kendali rata-rata x diketahui nilai garis tengah, batas kendali atas, dan batas kendali bawah berturut-turut adalah 10,753; 11,549; dan 9,956. Berdasarkan hasil tersebut masih terdapat lima data yang berada diluar batas kendali. Sedangkan pada peta kendali jarak r diketahui nilai garis tengah, batas kendali atas, dan batas kendali bawah berturut-turut adalah 0,778; 2,004; dan 0. Pada peta ini juga masih terdapat satu data yang berada diluar batas kendali, sehingga diperlukan revisi pada kedua peta. Tahap selanjutnya dilakukan analisis akar penyebab masalah dengan menggunakan fishbone diagram, meliputi faktor manusia, mesin, material, metode, dan lingkungan untuk merumuskan usulan perbaikan yang diharapkan dapat mengurangi jumlah produk yang tidak sesuai dengan SNI kadar air dan meningkatkan kualitas produk kerupuk the years, many methods and tools have been developed that support designers in creating good products. Current trends, for example, are to use virtual reality VR simulation, gaming principles, and scenario based techniques during product design processes. Each of these methods and tools contributes to the potential effectiveness and efficiency of product design processes. However, in current practice, they are often applied in an ad-hoc manner. This paper presents a new product design method that integrates elements of a number of important trends in contemporary product design processes. Using VR simulation, gaming principles and scenarios, the new product design method gives non-designers users, production engineers, marketing managers, maintenance workers a proactive role in the design process. Within a dedicated design environment, all stakeholders are allowed to create their own designs and immediately test these in a wide variety of use scenarios. By letting stakeholders realistically interact with their personal creations, designers can quickly and reliably pinpoint their needs and preferences. At the same time, good designs are generated. The new product design method was applied to the design of a lane change support system; a system that supports the driver of a vehicle in performing lane change maneuvers. Using the design environment that was established for this case, the designer was able to get a consistent image of everyone's preferences as well as to draw a reliable conclusion about what would be a good GüntherKlaus EhrlenspielIn individual case studies the design processes of so-called p-designers experienced designers from practice who have neither education at a university nor education in design methodology were investigated and compared with those of m-designers designers with education in design methodology at a university. The results are detailed descriptions of the design processes of eight individual cases and a set of hypotheses about the special design behaviour of p-designers. Possible causes for their procedures are discussed. A minimum design guideline for p-designers is suggested to support their design processes. At the end of the paper, the limitations of the study and conclusions for research and design methodology are paper is based on Günther and Ehrlenspiel[1]and was updated and revised for this Special T. Ulrich Steven D. Eppinger[amazon 2006]newline Treating such contemporary design and development issues as identifying customer needs, design for manufacturing, prototyping, and industrial design, "Product Design and Development, 3/e", by Ulrich and Eppinger presents in a clear and detailed way a set of product development techniques aimed at bringing together the marketing, design, and manufacturing functions of the enterprise. The integrative methods in the book facilitate problem solving and decision making among people with different disciplinary perspectives, reflecting the current industry trend to perform product design and development in cross-functional this paper we present an innovative assembly cycle of railway vehicles that can improve the manufacturing process. The study was carry out using virtual reality VR technologies in the VR Laboratory of the Competence Regional Centre for the qualification of transportation systems set up by Campania Regional Authority. Using the developed simulation environment we were able to evaluate different workplaces layout configurations of the train assembly cycle. The best workplace layout configuration was detected in order to minimize the lead time in the production line and optimize the automation level and human component for each J. AtmanJustin R. Chimka Karen M BursicHeather L NachtmannIn this paper we report the results of an in-depth study of engineering student approaches to an open-ended design problem. To do this, verbal protocols were collected from 26 freshman first year and 24 senior fourth year engineering students as they designed a playground for a fictitious neighborhood. We analysed these protocols to document and compare the student design processes. The results show that the seniors produced higher quality designs. In addition, compared to the freshmen, the seniors gathered more information, considered more alternative solutions, transitioned more frequently between design steps and progressed further into the final steps of the design process. Shih-Wen LiuA shape morphing and image prediction method for product design is proposed in this article, in which a feature-based method is first used to construct 3-D CAD models of a product, then new shapes are generated with a shape morphing method and the images of the morphed shapes are analyzed using modified gray theory with Fourier residual correction. With the aid of this model, the designer can quickly obtain a product form and its corresponding image to help him/her to design the required product. Though LCD monitor design is applied, this method can also be used to develop other products. 49 Perhatikan gambar sistem menu di bawah ini yang merupakan sistem menu untuk men-set options dalam MS word. Sistem menu tersebut termasuk: a. single menu b. linear menu c. tree structure menu d. multiple menu 50. Tata Letak dvorak dirancang pada tahun a. 1932 b. 1933 c. 1934 d. 1935 51. – Berikut adalah Kumpulan Soal Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban Interaksi Manusia dan Komputer Tentang Evaluation Tehnique yang terdiri dari 14 soal pilihan ganda. Dengan adanya soal latihan ini semoga bisa sebagai bahan pembelajaran dan latihan sebelum menghadapi ujian. 1. Dibawah ini merupakan bagian dari program aplikasi adalah? a. Bagian program b. Bagian design c. Bagian antarmuka* d. Bagian syntax 2. Model yang digunakan untuk mendesign layout adalah, kecuali? a. Berbasis dokumen b. Berbasis non dokumen c. Utilitas d. Non utilitas* 3. Berikut ini contoh sistem yang kritis bagi kehidupan life critical system kecuali? a. Aplikasi perbankan* b. Reaktor nuklir c. Kendali lalu lintas udara d. Reaktor nuklir 4. Dalam perancangan web yang baik, untuk teks yang menyampaikan isi content digunakan font yang sama di setiap halaman dengan warna & ukuran yang sama. Ini merupakan salah satu tujuan rekayasa sistem IMK yaitu? a. Standarisasi b. Tingkat kesalahan error rate c. Konsistensi d. Integrasi* 5. Berikut adalah karakteristik dari knowledge intermittent user, kecuali? a. Lebih membutuhkan online-help daripada online tutorial b. Mengeri task concept & interface concept c. Lebih menyukai rancangan interface yang sederhada & pilihan2 yang lebih sedikit d. Memerlukan umpan balik yang informative* 6. Media yang meungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer untuk memberikan suatu perintah kepada komputer merupakan definisi dari ? a. Aplikasi b. Interface* c. Komputer d. Program 7. Dalam perencanaan sistem menu, struktur berikut adalah yang terbaik? a. Sempit narrow & dalam deep b. Sempit narrow & dangkal shallow c. Lebar wide & dangkal shallow d. Lebar wide & dalam deep* 8. Sistem komputer terdiri dari tiga aspek, yaitu ? a. Brainware, software, hardware* b. Aplikasi, software, hardware c. Hardware, brainware, aplikasi d. Hardware, software, aplikasi 9. Searangkaian unsur-unsur yang teridiri dari beberapa perangkat lunak program komputer yang digunakan untuk membantu proses kerja manusia brainware disebut ? a. Software* b. Brainware c. Sistem d. Hardware 10. Software yang biasa dipakai oleh pemakai untuk melakukan tugas-tugasnya disebut ? a. Application software* b. Operasional software c. System software d. Organitation software 11. Pembuatan prototype suatu sistem merupakan implementasi dari konsep ? a. Inductive reasoning b. Trial and error* c. Abductive reasoning d. Deductive reasoning 12. Contoh langkah antisipasi untuk meminimalisir kesalahan mistake user dalam berinteraksi dengan sistem adalah dengan ? a. Membuat manual dan help dari sistem b. Memilih ukuran toolbar yang nyaman untuk dilihat c. Memberi jarak antar icon d. Memilih kontras warna yang jelas pada button* 13. Berikut ini adalah contoh penerapan beberapa gaya interaksi antara user dengan sistem, kecuali ? a. Tool box pada aplikasi grafis b. Speech recognition c. XML pada web-services* d. Hyperlink di web 14. Berikut ini adalah contoh implementasi perancangan interface yang sesuai dengan konsep yang dirintis oleh Ben Shneiderman, kecuali ? a. Teknologi Teleimmersion* b. Adanya pointing dengan mouse c. Teknologi surface computing d. Aplikasi Touch-screen .
  • cfu3rx41vb.pages.dev/693
  • cfu3rx41vb.pages.dev/361
  • cfu3rx41vb.pages.dev/813
  • cfu3rx41vb.pages.dev/592
  • cfu3rx41vb.pages.dev/109
  • cfu3rx41vb.pages.dev/331
  • cfu3rx41vb.pages.dev/790
  • cfu3rx41vb.pages.dev/519
  • cfu3rx41vb.pages.dev/511
  • cfu3rx41vb.pages.dev/434
  • cfu3rx41vb.pages.dev/997
  • cfu3rx41vb.pages.dev/620
  • cfu3rx41vb.pages.dev/2
  • cfu3rx41vb.pages.dev/458
  • cfu3rx41vb.pages.dev/646
  • pembuatan prototype suatu sistem merupakan implementasi dari konsep