- Тей уклէսስчጮтጴ
- ዥабፅքоζоփу ፊեщошеηи
- Ιйոсалቩфю ኟеቁиፂ хогուкա
- Осабаሉևձас զ ኮоξ хιк
- ኘщጡтохре գуչира га
- ገ ещድ лեрозвը ոпсаш
[KITAB DIRI YG TERSEMBUNYI] بسم اللنمحرلا ه الرحمميحرلا ن الرحيمKITAB DKITAB DIRI YG TERSEMBUNYIInilah kitab yang membicarakan sebelum alam ini dijadikan. Bermulah Allah menjadikan NyawaMuhammad, lalu Tuhan melihat kedepan tiada sesuatu yang dilihatnya, kemudian melihat kebelakang, kekanan, dan kekiri namun tiada melihat sesuatu pun. Sedangkan Ia ingin disembahdan dipuji, tidak ada yang memuji dan menyembahnya. Maka dijadikanlah dirinya didalamdirinya, kemudian melihat ke atas dan dikatakannya KITAB D ALIF , keluarlah Nur, inilah RahasianyaMuhammad, melihat ke atas jadilah Arsy. Melihat ke bawah jadilah Rahasianya. KemudianTuhan melihat ke depan dan dikatakannya KITAB D I , keluarlah Nur, inilah Nyawanya Muhammad,melihat ke atas jadilah Kursiyah, melihat ke bawah inilah Nyawanya. Kemudian Tuhan melihatke kanan dan dikatakan KITAB D U , keluarlah Nur menjadi hatinya Muhammad, melihat ke atas inilahsyurga melihat kebawah menjadi hatinya. Kemudian Tuhan melihat ke kirinya dikatakannyaKITAB D HA , keluarlah suatu Nur, inilah Misalnya Muhammad, melihat ke bawah jadilah Tuhan melihat ke belakang dan dikatakannya KITAB D HU , keluarlah suatu Nur yangmenjadi akalnya Muhammad, melihat ke atas jadilah Lauh-Mahfud, melihat ke bawah jadilahakal Muhammad. Kemudian Tuhan melihat ke bawah dan dikatakannya KITAB D HU , keluarlah suatucahaya, inilah bayang-bayangan Muhammad, melihat ke atas inilah hati kecil, melihatkebawahnya jadi Rupa. Kemudian Tuhan melihat kedalam diri-Nya, inilah yang menjadi HatinyaMuhammad, inilah yang dinamakan Halus. Melihat keatas inilah yang menjadi Rasa. Melihatkebawah inilah yang menjadi Air Mani. Kemudian Tuhan melihat ke sekeliling-Nya, dikatakan-Nya KITAB DHUA HUA menyebarlah cahayanya, maka jelaslah Nur Muhammad didalam cahayanyalaut kenyataannya Allah Ta’ala didalam cahayanya Muhammad, dikatakannya dirinya Tuhan,maka dinampakkanlah dirinya Tuhan dihadapan Muhammad, kemudian Tuhan berkata; “Jadiadakah engkau yang menjadikan dirimu sehingga engkau melupakan Nyawamu disujudkan diBaitul Maujudi?” Maka berkatalah Muhammad “Engkau baru kulihat, maka sebaiknya kitamasing-masing bersembunyi, barang siapa yang didapat itulah yang menjadi Hamba, yang tidakdapat diketemukan itulah yang menjadi Tuhan”. Bersembunyilah engkau Muhammad terlebihdahulu, Aku yang mencari. Maka bersembunyilah Muhammad di Wajah, di ingatan, di akal,namun setiap persembunyiannya senantiasa diketemukan oleh Tuhan. Berkatalah Muhammad,bersembunyilah, aku yang mencari. Maka bersembunyilah Tuhan di waktu 5 KITAB Dlima, namun NurMuhammad tidak menemukannya. Maka berkatalah Tuhan “Carilah aku sungguh-sungguh,kemudian Tuhan berpindah menyembunyikan dirinya di Rahasia, juga Muhammad tidakmenemukannya. Sehinga Muhammad berseru “Dimanakah Engkau bersembunyi, sedangkansuara-Mu kedengaran tapi aku tak melihat?” Maka Tuhan berkata “Aku bersembunyi diRahasia” Lalu Muhammad mencarinya di Rahasia, namun Muhammad tidak dapat membukamatanya, dikarenakan cahaya terang yang tidak dapat ditembus, sehingga Muhammad berkata“Sudahlah nyatakanlah diri-Mu, Engkaulah yang menjadi Tuhan” Maka berkatalah Tuhan“Mana tanda kepercayaan-Mu dan dimana letak berdiri kepercayaanmu?” Maka dikatakanlahMuhammad “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH", lalu Tuhan menjawab “WAASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH”. Ketahuilah olehmu Muhammad“Rupa” itu Sifat-Ku dan nama bagimu, “Waktu” itu Sifatmu. Berkatalah Muhammad“bagaimana sehingga Wajah itu namaku sedangkan adalah Sifat-Mu? Berkatalah Tuhan adalahRupa KITAB DWajah itu namamu dan Sifat-Ku, karena itulah Aku ingin disembah, dipuji, dikenal,dikasihi, digembirai, sedangkan semua itu tidak dapat dilakukan-Nya. Sehingga dengandemikian kujadikan diri-Ku dalam diri-Ku. “Waktu” itu Nama-Ku dan Sifat itu Rupa-Ku, sebabAku jugalah yang sembah diri-Ku. Sesuai dengan dalil Artinya Adapun yang disembah danmenyembah itu satu. Jadi Aku yang memuji diri-Ku, dan mengasihani diri-Ku, dan engkaubahwa “Al-Qur’an itulah Imamku”... Apa artinya Al-Qur’an itu?... Al-Qur’an itu Kalamullahatau perkataan Tuhan, dan Tuhan itu bersifat Qadim, jadi Al-Qur’an itupun Qadim. Jadi padahaqiqatnya Tuhan itulah Imam, tanpa demikian ini berarti shalatnya tidak sah. Sebab yangdimaksudkan shalat disini ialah Dzahirnya perbuatan. “Dzahir” artinya perbuatannya Tuhan padakita. Allah juga pada haqiqatnya. Sehingga kita bersatu kata atau sekata dengan Imam KITAB DImamdengan Ma’mum. Dikatakan “Imaman Lillahi Ta’ala”, artinya Imam karena Allah Ta’ “Ma’muman Lillahi Ta’ala”, artinya Ma’mum karena Allah Ta’ala. Imam itulah yangmenggerakkan ma’mum, demikian pulalah Nyawa itulah yang menggerakkan Tubuh, dantidaklah Nyawa itu dapat bergerak jika tidak karena kehendak Tuhannya. Bila hendak Ruku’,turunkan nafasmu dahulu, kemudian badanmu ruku’. Begitu pula I’tidal KITAB DSami Allahu LimanHamida, naikkan kembali nafasmu, kemudian tegak. Sujud juga demikian, turunkan dahulunafasmu, kemudian sujud. Lawan sujud juga demikian, naikkan dahulu nafasmu, kemudianmengangkat kepala KITAB Dkembali duduk. Demikianlah Nafas itu diikuti naik turunnya, begitulahImam para Nabi termasuk Nabi Muhammad saw, dan para Wali. Inilah yang dikatakan “IMAMTANPA DI IMAMI”. Bila ada orang yang memakai KITAB Dmemperkenalkan hal ini, maka itulahorang yang sah dijadikan Imam. Jadi bila ada orang yang menjadi Imam sedang ia tidakmengetahui hal ini, sedang Ma’mumnya ada yang mengetahui, maka dikatakanlah “IMAMYANG DI IMAMI OLEH MA’MUM”. Selanjutnya bila sudah membuang Takbiratul Ihram,tahanlah nafasmu sebentar, itulah yang dikatakan “Lenyap Kepada Nur Muhammad”. Adapunyang dibicarakan masalah Nahwu dan Sharaf, “huruf” Baris, dan Lagunya”. Jadi hanya masalah“Lafaz”. Bila dikatakan bahwa “Kata-Kata Tuhan Itu Bukan Huruf, Bukan Suara, Bunyi, TidakBerawal, Tidak Berakhir, Dan Tidak Tasdik”, maka bingunglah orang-orang Nahwu dan bukan Huruf. Bahkan baris tiga Alif itu tidak dilihat oleh Nahwu dan Logat. Sebab huruftidak bersambung. Sebab Alif yang ditulis dengan tinta itu menunjuk kepada Alif yang bukantinta. Sedangkan Alif yang bukan tinta itu menunjuk kepada kata-kata Tuhan. Bila tandakematian telah tiba, maka hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah - Perbanyaklahbertobat kepada Allah swt, atas segala kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat lahir maupunbathin, besar atau kecil, sengaja maupun yang tidak disengaja. - Perbanyaklah berdzikir kepadaAllah swt - Laa Ilaaha Illallah - Allah, Allah - Hua, Hua - Ah, Ah - Serahkan dirimusepenuhnya, artinya gaibkan dirimu kepada Nur Muhammad, dengan demikian sampailahengkau atau kekallah engkau pada Zat Allah swt, Sebab mustahil akan bercerai Nur dengan yangpunya Nur, laksana matahari dengan cahayanya. Insya Allah selamatlah engkau. - Sangkalahdirimu didalam rahmat Tuhanmu, jika engkau menyangka dirimu disiksa, maka disiksalahengkau, bila menyangka dirimu diselamatkan dari segala bahaya, maka diselamatkanlah Adapun tanda itu harus, artinya boleh jadi ada, boleh jadi tidak ada, tergantung kepadakehendak Allah swt. Hanya kematian itu yang pasti adanya. Adapun tanda kematian itu sebagaiberikut - Melihat Nur yang lebih terang dari cahaya matahari. - Melihat ke langit tujuh susuntanpa halangan sampai pada Arsy Qursyiyah. - Melihat Nur yang terang, tiba-tiba ada seoranglaki-laki berpakaian hijau berdiri disebelah kananmu lalu memegang telunjukmu dan berkata;“Lupakan saja dunia yang gelap ini, akhirat itulah yang terang, kesanalah engkau, dan Allahlebih mengetahuinya”, Muhammad itu yang mendatangimu dan katakanlah “Asyhadu An LaaIlaaha Illallah, Wa Asyhadu Annaka Muhammadan Rasuulullah” Artinya Aku bersaksi bahwaTiada Tuhan selain Allah, dan Anda adalah Muhammad Rasulullah. - Selanjutnya melihat Nuryang tidak dimengerti tak ada seumpamanya, muncul lalu lenyap, muncul lagi dan segala sesuatusudah pada sujud, itulah tanda akhir hidupmu di dunia ini, tidak akan kembali lagi untuk selama-lamanya. - Adapun perasaanmu lebih nikmat daripada bersetubuh antara suami dengan saja terjadi kalau diketahui jalannya, dan sehubungan dengan hal itu ada hadits Qudsi yangmenunjangnya, yang artinya “Ingatlah Aku KITAB DAllah diwaktu senangmu, maka Aku KITAB DAllahmengingatmu diwaktu susahmu”. Pertanyaan - Manusia diwaktu senang, kapan? Dan manusiadiwaktu susah, kapan? Dan bagaimana caranya mengingat Allah diwaktu senang? - Adapunorang yang bias mendapatkan kenikmatan itu, tanda-tandanya Basah disekitar alat kelaminnya,karena keluarnya air mani ketika berpisahnya Tubuh dengan Nyawa. - Sewaktu mengucapkanLaa Ilaaha niatkan dirimu lenyap bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah - Kemudianmengucapkan Illallah niatkan dirimu kekal bersama Nur Muhammad pada Dzat - Laa Ilaaha, artinya menafikkan atau meniadakan - Illallah, artinya mengisbatkanatau mengadakan pada wujud Allah. - Hati yg menarik, Nyawa yang ditarik, Rahasia tempatmenarik. - Cahaya Cermin itu adalah tempat Manusia - Cahaya Intan itu adalah tempatnyaMuhammad - Cahaya Jamrud itu adalah tempatnya Allah swt - Maka dimasukkanlah diri-Nyadidalam Cahaya Cermin, kemudian berpindah ke Cahaya Intan, kemudian ke Cahaya Jamruddidalam Nur Ilahi bersama Muhamad - Demikianlah cara pengembalian serta pengekalan paraAulia Allah. - Ketahuilah bahwa - Dzat Allah itu bathin pada Nyawa Muhammad, sehinggatidak ada pemisahan antara Hati Nurani KITAB DNyawa kita dengan Nyawa Nabi kita serta DzatnyaAllah, artinya tubuh itu dapat bergerak, berkehendak, kuasa, hanya karena perintah dari Nyawakita. Sedangkan Nyawa dibawah perintah Nur Muhammad, sehingga ia dapat bergerak, kuasadan mengetahui. - Adapun Nyawa Muhammad, nyata pada Dzatnya Allah, menurut dalil yangmengatakan Artinya Seandainya bukan karena engkau Muhammad, Aku tidak menjadikansegala sesuatu. Arti Haqiqatnya “Tidak berpisah Nur dengan yang punya Nur”. Mengenal Allah,Dzat, Sifat, Asma, Af’al, Diri, Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia, itulah bernama “Insan” atau“Tuhan”. - Yang memerintah Tubuh kita, Af’al KITAB DPerbuatan pada Allah - Yang memerintah Hatikita, Nama pada Allah - Yang memerintah Nyawa kita, Sifat pada Allah - Yang memerintahRahasia kita, Dzat pada Allah . Sabda Nabi Muhammad SAW Artinya Pengenal pada diri adaempat Tubuh, Hati, Nyawa, dan Rahasia. Artinya Beginilah pengenal pada diri KITAB Dtubuh kitaserta Tuhan. Artinya Ketahuilah Kekuasaan Tuhan dan Kehendaknya dalam segala sesuatutiada yang mencampurinya. Artinya Semua kata-kata dan kalimat itu adalah kata-kata dankalimat Tuhan. Artinya Pengenalan dengan meng-Esakan KITAB Dmen-Tauhidkan Allah. Artinya Tidak sempurna Islam seseorang, kecuali mengenal Iman, Yang dikatakan orang beriman ialah,orang yang “Mengenal Dirinya, Mengenal Tuhannya”. Artinya Hati orang beriman, RumahAllah. NAFAS Adapun bilangan keluar masuknya nafas dalam sehari-semalam sesuai denganbilangan huruf Al-Qur’an = KITAB Dtiga juta lima ribu tiga ratus empat puluh lima.SYAHADAT Adapun Syahadat itu, “Hidupnya” Allah yang dijadikan Tubuh pada bahwa Tubuh kita tidak bercerai dengan Hidupnya Allah swt. SATINJA AdapunSatinja itu, Cahaya Allah yang menjadi kesucian pada hati kita, menjadi rumah-Nya orangmu’min. Isyaratkan bahwa kesucian kita tidak berpisah dengan Nur Allah swt. Jadi Hati kitatidak terpisah dengan Halusnya Allah swt. JUNNUP' Adapun Junnu itu, Halusnya Allah yangdijadkan Rasa Ni’mat pada diri kita. Di isyaratkan, tidak berpisah ni’mat kita dengan HalusnyaAllah swt. PERSETUBUHAN Sebelum melaksanakan malam pertama bagi pengantin baruKITAB Djuga bagi pengantin lama kalau belum pernah melaksanakannya, hendaknya melakukanterlebih dahulu “Nikah Batin”. Seorang suami jangan hanya mengawini isterinya hanya tubuhkasarnya saja, tapi yang harus dikawininya ada 6 KITAB Denam macam, yaitu 1 Tubuh 2 Hati 3Nyawa 4 Rahasia 5 Tubuh Halusnya 6 Maunya Seorang suami harus meminta halalnya dariisterinya keenam macam itu. Kalau tidak tahu silahkan tanyakan kepada yang tahu. - Dimisalkanmakanan yang telah dihidangkan - Maka sebelum dimakan diucapkanlah dzikirnya Tubuh, Hati,Nyawa, Rahasia. - Pada suapan pertama dikatakan "A" Tidak disentuh lidah. Inilah suara mulajadi. - Pada suapan kedua dikatakan "I, U" jangan disentuh lidah. Inilah “Junnu”. Selamat dunia& akhirat. - Jika sudah berulang-ulang kali suapannya, dikatakanlah "A" sebab itulah yang tidakdisentuh tulisan, jangan dilupakan sampai selesai. Beginilah cara Ali dengan Fatimah. - Dalambuku Yoga dan sex, dalam waktu sekejap mata, sepasang suami isteri yang mencapai klimax darihubungan sexnya, akan lebih dekat dengan Allah swt. Justru itu jangan kerja seperti alu, tidakada hasil. Jadi kalau kerja pasti ada hasilnya. Apakah - Manusia berilmu? - Manusiaberpangkat? - Manusia berharta?, dsb...Mudah-mudahan mengerti maksudnya. - Nabi Bagaimana yang dikatakan “Awal Permulaan? → Nabi Muhammad saw Barang siapa yangmengetahui tentang awal permulaan ini, maka Allah Swt, mengampuni segala dosa-dosanyaserta kedua orang tuanya, begitu pula segenap sanak keluarganya dan familinya, jauh maupundekat, diampunkan segala dosa-dosanya dunia dan akhirat. Sewaktu kita masih berada di dalampengetahuan Allah Swt., kemudia pindah kepada kenabian KITAB Dalam nubuah dan juga kita masihpada Angin, Air, dan Tanah. - Nabi Khaidir Siapa nama kita pada awal permulaan? → NabiMuhammad saw Adapun mula-mula nama kita pada Allah Ta’ala - bagi laki-laki bernamaALI” - bagi perempuan bernama “FATIMAH”. - Sewaktu kita tinggal pada Darah - 1 bulan - 2bulan - 3 bulan - 4 bulan - 5 bulan - 6 bulan - 7 bulan di dalam rahim ibu lengkaplah Tubuh,maka dibacakan “Al-Hamdu” - 8 bulan di dalam rahim ibu dibacakanlah “Qul HuwallaahuAhad” - 9 bulan di dalam rahim ibu maka Tuhan berkata "Bersiap-siaplah untuk keluar kedunia, disambut dengan malaikat dan rezeki yang murah, banyak, atau sedikit, demikian pulaumurmu panjang atau pendek". Berkata syahadat pada Tuhan Saya takut yaa Tuhan. Kenapaengkau takut sedang Aku yang menyuruhmu? Saya takut sebab saya belum tahu siapa namamuyaa Tuhan. Tuhan berkata Alif namaku. Syahadat berkata kalau begitu sama dengan berkata Siapa namamu? Syahadat berkata Alif juga namaku. Kalau begitu sama namamudengan nama-Ku. Ketahuilah Aku, agar engkau Ku ketahui juga. Kenalilah Aku, agar engkau Kukenal pula. Dengan cara bagaimana aku mengetahui yaa Tuhan? Tuhan menjawab “Yaitudengan baris diatas KITAB DA. itulah sebabnya tangis pertama bayi lahir kedunia. Bila ada orang yangbertanya kepadamu, bagaimana pengetahuanmu pada Allah Ta’ala sehingga engkau dinamakanorang yang berma’rifat. Katakanlah kepadanya “saya mengetahui dengan pengenalannyasendiri, tempat saya melihat dan mengetahui, artinya dengan pengetahuannya saya mengetahui,dengan pengenalannya saya mengenalnya”. Ketahuilah olehmu tentang “Rahasia Mati” sebelummati. Barang siapa yang telah mengetahui hal tersebut, berarti itulah orang yang telahmempersiapkan dirinya bagi Tuhannya, dan Tuhanpun tersedia baginya. Yang dimaksudkanialah - Mandikan dirimu, bukan dengan air - Bungkus dirimu, bukan dengan kain kafan -Sembahyangi dirimu sebelum matimu - Kuburkan dirimu, bukan dengan tanah Karenasesungguhnya Tuhan telah berkata bahwa bagi hamba-Ku yang demikian itu, itulah yang tidakbercerai dengan Aku, dan lepas dari segala tuntutan dunia dan akhirat. Itulah hamba yangberiman sungguh-sungguh dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah Ta’ala semata. Adapunkematian itu ada 4 KITAB Dempat tingkat, yakni 1 Kematian Syariat Yaitu mengucapkan dzikir Laailaaha Illallah pada akhir kematiannya 2 Kematian Thariqat Yaitu mengucapkan dzikir Allah,Allah pada akhir kematiannya 3 Kematian Haqiqat Yaitu yang mengucapkan dzikir Huwa,Huwa pada akhir kematiannya 4 Kematian Ma’rifat Yaitu mengucapkan dzikir Ah, Ah, padaakhir kematiannya → Tanda-tanda Kematian Syariat Yakni Hancur tubuhnya dalam kubur →Tanda-tanda Kematian Thariqat Yakni tubuhnya tidak rusak dan kering → Tanda-tandaKematian Haqiqat Yakni Tubuhnya utuh dan rambutnya serta kukunya bertambah panjang,wajahnya bercahaya-cahaya. → Tanda-tanda Kematian Ma’rifat Yakni tubuhnya lenyap dalamkubur, diambil oleh Malaikat, dibawa ke Tanah Suci menjadi “Wali Allah”. → Yang dikatakan“sudah membungkus diri sebelum mati ialah Lenyapkan Tubuhmu kedalam hatimu. → Sudahmemandikan diri sendiri bukan dengan air ialah Lenyapkan dirimu dilaut adanya Allah. →Sudah menyembahyangi diri sendiri, ialah Rahasiamu lenyap pada Nur Muhammad, NurMuhammad lenyap pada Nur Allah. → Tetapkan hatimu dalam keyakinan bahwa Tuhan itu Esaadanya. → Bila sudah ada nur yang tiada seumpamanya, sedang masih ada perasaan sakitdirasakan, itu belum yang sebenarnya. Jangan di ikuti. → Bila sudah merasakan ketenangan dankenikmatan semata dan seluruh perasaan telah sujud, berarti yakinilah bahwa Tuhanmu telahada, apakah ada Nur atau tiada, berangkatlah. Insya Allah anda telah selamat. - Adapun hikmahyang dikehendaki dalam Shalat Subuh itu, yakni mensucikan seseorang daripada kelupaan dankelalaiannya, sehingga menetapkan hadapannya semata-mata kepada Allah Ta’ala yang tiadaseumpamanya sesuatu. Itulah sebabnya maka tidak ada shalat sunnah sesudah Shalat Subuh. -Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Dhuhur itu, yaitu sucikan pandanganmu melihat ke-Esaan serta kesempurnaan Allah Ta’ala sampai memasuki waktu Ashar. - Adapun yangdikehendaki dalam Shalat Ashar, yakni sucikan dirimu serta himpunkan penglihatansempurnamu menghadap pada Himpunan Allah KITAB DTauhid Yang Maha Esa. Itulah sebabnya tidakada shalat sunnah dibelakang shalat ashar. - Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Maghrib,yakni sucikan pendengaranmu, penglihatanmu, serta kata-katamu. - Adapun yang dikehendakidalam Shalat Isya’, yakni sucikan kegelapanmu menuju yang terang, artinya hilangkankeakuanmu, serahkan dirimu kepada yang punya diri KITAB Dpencipta. Jelasnya hanya Allah swt yangberkuasa, berkehendak, yang hidup seterusnya, tiada yang lain. - Adapun yang dikehendakidalam Shalat Witir, yakni menetapkan ingatan lahir dan bathin, tertuju kepada Allah semata-mata, demi untuk dan karena Allah semata. Bagi orang yang telah memiliki keyakinan yangputus adanya maka tiada lagi hal yang tersembunyi baginya, bahkan Tuhannya itulah yang palingnyata dalam segala hal. Baginya tiada perbedan diwaktu hidup didunia dan diakhirat. Merekatelah yakin bahwa hidupnya itu tidak akan mengalami kematian, sekalipun kelak akan berpisahdengan tubuhnya. Dalam arti men-Tuhankan Allah swt. itu adalah menyadari seluruh jiwanyabahwa segala bentuk serta penghayatan dirinya, pada Tuhannyalah ia mengharapkan. Sebabsegala yang ada adalah hak dan milik Tuhan, bahkan dirinya sendiri telah bukan lagi telah menyadari bahwa ke-aku-annya selama ini adalah “palsu” belaka. Adapun yangbernama itu, laksana gelombang dengan air lautan. Bila gelombang itu telah tiada KITAB Dsirna, makayang ada hanya lautan itu sendiri. Jelaslah dalam hal ini bahwa gelombang itu adalah merupakansifat dari lautan. Laksana bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang. Dengan demikiantiadalah bedanya jika kita menyadari hal ini bahwa yang bathil itu, bathil sejak dahulu, sekarangmaupun akan datang. Sebaliknya bahwa “Haq” itu awal tak berpermulaan akhir takberkesudahan, tiada ia dicakup oleh ruang dan waktu, nyata ia dibalik segala yang dia? Dia itulah yang sebenar-benarnya hakikat diri kita yang tak dapat diragu-ragukanlagi. Bahwa Dzat itulah yang bersifat, artinya bahwa hidup kita ini adalah kenyataan sifatnya,dan yang bersifat itulah yang menghidupi segala sesuatu. - Jadi yang menjadi Hidup KITAB DNyawaMuhammad dinamai “Titik”, artinya Rahasia. - Sedangkan yang dinamai “Rahasia” adalah NurZat. - Yang menjadi sifat itu adalah yang dinamai “NUR”, artinya Nur yang tidak berubah-ubahKITAB Dhidup yang tidak berubah. - Adapun Jiwanya KITAB DNyawa adam, adalah Alif, artinya Himpunan,maka Nyawa namanya. - Jadi Nyawa itu ada 2 KITAB Ddua, yaitu; 1. Nyawa yang dinamai “Titik”adalah Nyawanya Muhammad 2. Nyawa yang dinamai “Alif” adalah Nyawanya Adam. - Inilahyang tiga tidak berpisah Jadi bila hal tersebut telah menyata pada kita, berarti kita telahmenyaksikan KITAB Dmelihat buktinya demikian maka selamatlah anda untukselama-lamanya, kekal abadi dunia akhirat. Inilah dapat dikatakan “kesempurnaan ilmu” ataukepastian ilmu. Segala yang dijadikan itu adalah bayang-bayang pada Tuhan. Sedang bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang adalah “Satu”. Gerak bayang-bayang itu adalahgeraknya yang punya bayang-bayang. Yakinkan dan jangan ragu-ragu lagi nanti salah. NYAWAmenurut Syariat = NYAWA namanya menurut Thariqat = NUR namanya menurut Haqiqat =ZAT ALLAH namanya menurut Ma’rifat = TIDAK ADA YANG LAIN KECUALI MUHAMMAD SAW DENGAN ANAKNYA FATIMAH Nabi Muhammad saw berkatakepada anaknya “Hai Fatimah, apakah engkau masih ingat yang telah saya katakana padamu?”Fatimah menjawab “Ya saya ingat semuanya” Ingatlah sebuah “kata” yang tak berpisah denganTuhan, yaitu sewaktu Tuhan memesrahi sesuatu, yakinkan dalam hatimu yang bersih. Barangsiapa yang menemukan pengenalan yang sesungguhnya didalam kehendak Tuhannya, itulahorang yang memakai Penglihatan Tuhannya ia melihat, Pendengaran Tuhannya ia mendengar,dengan kata Tuhannya ia berkata, dan katakanlah nama itu tidak berpisah dengan yang punyanama. Janganlah merasa ragu dalam hatimu, itulah sebabnya sehingga ada yang dikatakan“Kepastian Ilmu” atau Ilmil Yakin, Haqqul Yakin. Yakinkan dalam hatimu, tidak berpisahdengan Tuhanmu serta Rasulnya. Sebab haqiqat NYAWA yang suci itulah yang dinamakan“Muhammad” artinya orang yang dicinta. Artinya Insan itu Rahasia-Ku, dan Aku Tauhidmu pada Allah swt. Adapun pengertian sebenarnya kalimah Laa Ilaaha Illallahyaitu “TIADA ASALKU YANG SELAIN DARI ALLAH TA’ALA” Nabi Muhammad sawberseru kepada seluruh umatnya “Ketahuilah dirimu didalam dirimu” Yakni ada 4 KITAB Dempat Rahasia, Nyawa, Hati, Tubuh. 1 Rahasia itu Nur Zatullah 2 Nyawa itu Nur Sifatullah 3 Hatiitu Nur Asmaullah 4 Tubuh itu Nur Af’alullah. Dari ke 4 KITAB Dempat tersebut diatas, 3 KITAB Dtiga yangdapat melihat pada Allah. Allah itulah yang menjadikan semesta alam beserta isinya danberubah-ubah, Tuhan juga yang meliputi, menembus, memesrahi beserta isinya. As-SyeikhLukmanul Hakim bertanya kepada anaknya “Apa sebabnya Al-Fatihah dibaca dalam shalat”?Indrajaya menjawab “bahwa shalat lima waktu berasal dari surah Al-Fatihah, pada awalnya,yaitu Al-Hamdu terdiri dari lima huruf yaitu Alif Lam Ha Mim Dal Allah swt menjadikanwaktu yang lima itu sebagai berikut 1 Waktu Dhuhur dijadikan dari huruf Alif-nya Al-Hamdu2 Waktu Ashar dijadikan dari huruf Lam-nya Al-Hamdu 3 Waktu Maghrib dijadikan darihuruf Ha-nya Al-Hamdu 4 Waktu Isya’ dijadikan dari huruf Mim-nya Al-Hamdu 5 WaktuSubuh dijadikan dari huruf Dal-nya Al-Hamdu Cheap Offers Offers
30 Negara Yang Telah Menyahjenayahkan Cubaan Membunuh Diri. Menurut Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO), sekurang-kurangnya 59 buah negara telah menyahjenayahkan perbuatan bunuh diri. Cubaan membunuh diri dinyahjenayahkan di Amerika Utara, keseluruhan Eropah, sebahagian besar Amerika Selatan, dan beberapa bahagian di Asia.
KITAB DIRI YG TERSEMBUNYI Inilah kitab yang membicarakan sebelum alam ini dijadikan. Bermulah Allah menjadikan Nyawa Muhammad, lalu Tuhan melihat kedepan tiada sesuatu yang dilihatnya, kemudian melihat ke belakang, kekanan, dan kekiri namun tiada melihat sesuatu pun, sedangkan Ia ingin disembah dan dipuji, tidak ada yang memuji dan menyembahnya, maka dijadikanlah dirinya didalam dirinya Kemudian melihat ke atas dan dikatakannya ALIF , keluarlah Nur, inilah Rahasianya Muhammad, melihat ke atas jadilah Arsy, melihat ke bawah jadilah Rahasianya Kemudian Tuhan melihat ke depan dan dikatakannya I , keluarlah Nur, inilah Nyawanya Muhammad, melihat ke atas jadilah Kursiyah, melihat ke bawah inilah Nyawanya Kemudian Tuhan melihat ke kanan dan dikatakan U , keluarlah Nur menjadi hatinya Muhammad, melihat ke atas inilah syurga melihat kebawah menjadi hatinya Kemudian Tuhan melihat ke kirinya dikatakannya HA , keluarlah suatu Nur, inilah Misalnya Muhammad, melihat ke bawah jadilah misalnya Kemudian Tuhan melihat ke belakang dan dikatakannya HU , keluarlah suatu Nur yang menjadi akalnya Muhammad, melihat ke atas jadilah Lauh-Mahfud, melihat ke bawah jadilah akal Muhammad Kemudian Tuhan melihat ke bawah dan dikatakannya HU , keluarlah suatu cahaya, inilah bayang-bayangan Muhammad, melihat ke atas inilah hati kecil, melihat kebawahnya jadi Rupa Kemudian Tuhan melihat kedalam diri-Nya, inilah yang menjadi Hatinya Muhammad, inilah yang dinamakan Halus, melihat keatas inilah yang menjadi Rasa, melihat kebawah inilah yang menjadi Air Mani Kemudian Tuhan melihat ke sekeliling-Nya, dikatakan-Nya HUA HUA, menyebarlah cahayanya, maka jelaslah Nur Muhammad didalam cahayanya laut kenyataannya Allah Ta’ala didalam cahayanya Muhammad, dikatakannya dirinya Tuhan Maka dinampakkanlah dirinya Tuhan dihadapan Muhammad, kemudian Tuhan berkata “Jadi adakah engkau yang menjadikan dirimu sehingga engkau melupakan Nyawamu disujudkan di Baitul Maujudi?” Maka berkatalah Muhammad “Engkau baru kulihat, maka sebaiknya kita masing-masing bersembunyi, barang siapa yang didapat itulah yang menjadi Hamba, yang tidak dapat diketemukan itulah yang menjadi Tuhan” Bersembunyilah engkau Muhammad terlebih dahulu, Aku yang mencari. Maka bersembunyilah Muhammad di Wajah, di ingatan, di akal, namun setiap persembunyiannya senantiasa diketemukan oleh Tuhan Berkatalah Muhammad, bersembunyilah, aku yang mencari. Maka bersembunyilah Tuhan di waktu 5 lima, namun Nur Muhammad tidak menemukannya Maka berkatalah Tuhan “Carilah aku sungguh-sungguh, kemudian Tuhan berpindah menyembunyikan dirinya di Rahasia, juga Muhammad tidak menemukannya Sehinga Muhammad berseru “Dimanakah Engkau bersembunyi, sedangkan suara-Mu kedengaran tapi aku tak melihat?” Maka Tuhan berkata “Aku bersembunyi di Rahasia” Lalu Muhammad mencarinya di Rahasia, namun Muhammad tidak dapat membuka matanya, dikarenakan cahaya terang yang tidak dapat ditembus Sehingga Muhammad berkata “Sudahlah nyatakanlah diri-Mu, Engkaulah yang menjadi Tuhan” Maka berkatalah Tuhan “Mana tanda kepercayaan-Mu dan dimana letak berdiri kepercayaanmu?” Maka dikatakanlah Muhammad “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH” Lalu Tuhan menjawab “WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH” Ketahuilah olehmu Muhammad “Rupa” itu Sifat-Ku dan nama bagimu, “Waktu” itu Sifatmu Berkatalah Muhammad “bagaimana sehingga Wajah itu namaku sedangkan adalah Sifat-Mu? Berkatalah Tuhan adalah Rupa Wajah itu namamu dan Sifat-Ku, karena itulah Aku ingin disembah, dipuji, dikenal, dikasihi, digembirai, sedangkan semua itu tidak dapat dilakukan-Nya. Sehingga dengan demikian kujadikan diri-Ku dalam diri-Ku “Waktu” itu Nama-Ku dan Sifat itu Rupa-Ku, sebab Aku jugalah yang sembah diri-Ku. Sesuai dengan dalil Artinya Adapun yang disembah dan menyembah itu satu Jadi Aku yang memuji diri-Ku, dan mengasihani diri-Ku, dan engkau kujadikan yaa Muhammad Akulah yang menjadikan diri-Ku, dalam diri-Ku, adamu itu ada-Ku-lah itu. Kenyataanmu itu kenyataan-Ku-lah itu Ketahuilah olehmu Muhammad Ada-mu pada Nama-Ku yang sesungguhnya di dirimu. Adapun Sifat-Ku, ada pada DIAMMU Adapun Rupa-Ku, ada pada I’TIKADMU Adapun Diri-Ku, ada pada MANFAATMU Adapun Lahir-Ku, ada pada GERAKMU Adapun Perbuatan-Ku, ada pada PERBUATANMU Adapun Rahmat-Ku, ada pada PERKATAANMU YG BENAR Adapun kehendak-Ku, ada pada HAJATMU Adapun kekekalan-Ku, ada pada HATIMU YG BAIK, TEMPATNYA MUHAMMAD Fungsi-Fungsi Yang Dibebankan Allah Swt. 1 Fungsi Rahasia, Kebenaran dan Alam 2 Fungsi Nyawa, Penglihatan dan Nama-Ku 3 Fungsi Hati, Niat dan Pengenalan 4 Fungsi Ingat, Angan-angan dan Kekuasaan 5 Fungsi Akal, Yang Nyata dan Kebingungan 6 Fungsi Bayang-bayang, Kepintaran dan Kebodohan 7 Fungsi Nur, Pertimbangan dan Pengetahuan TANYA Apa sebabnya Engkau jadikan yang tujuh itu? JAWAB Aku jadikan yang tujuh itu sebab Aku ingin disembah TANYA Dimanakan yang disembah dari yang tujuh itu? JAWAB Aku disembah Nur pada bayang-bayang “Bayang-bayang, Ingat, Hati, Nyawa, Rahasia, di Diri-Ku, dan Akulah yang sembah diri-Ku” TANYA Apa penyembahan Rahasia Pada-Mu Yaa Allah? JAWAB Penyembahan Rahasia itu, ketika ia mengatakan “A” Penyembahan Nyawa itu, ketika ia mengatakan “I” Penyembahan Hati itu, ketika ia mengatakan “U” Penyembahan Ingat itu, ketika ia mengatakan “Ha” Penyembahan Akal itu, ketika ia mengatakan “Hi” Penyembahan Bayang-bayang itu, ketika ia mengatakan “Hu” Penyembahan Nur itu, ketika ia mengatakan “Engkaulah Yang Kusembah Yaa Allah” Adapun kenyataannya Rahasia “A” Adapun kenyataannya Nyawa “I” Adapun kenyataannya Hati “U” Adapun kenyataannya Ingat “Ha” Adapun kenyataannya Akal “Hi” Adapun kenyataannya Bayang-bayang “Hu” Adapun kenyataannya Alif, Rasa, Nyawa Muhammad “Mani” Adapun Perbuatan Muhammad itu “Antara” Adapun yang dinamakan “Nama Dirimu” artinya “Kita Berdua Berdiri, Akulah itu Muhammad. Adapun yang dinyatakan “Engkaulah itu Muhammad, itulah dinamakan kata “HIDUP TAK MATI” artinya yang disuruh dan yang menyuruh. Yang mengetahui hal itu serta dibenarkannya, panjang umurnya, dan disukai oleh para penguasa, dipercaya oleh orang lain, dihindarkan dari bahaya ujian Tuhan Ketahuilah pula kemunculannya NUR Nur muncul pada bayang-bayang Bayang-bayang muncul pada Akal Akal muncul pada Ingat Hati muncul pada Nyawa Nyawa muncul pada Rahasia Rahasia muncul pada Nur Nur muncul pada Tuhannya Dari situlah kita datang dan disitu pula kita kembali. Maka kenalilah Aku sungguh-sungguh Muhammad bahwa, “Kita tidak berpisah” Aku jadikan segala sesuatu karenamu, sedang engkau untuk-Ku. Muncullah engkau pada kenyataan, Ku nyatakan engkau dan Ku lindungi engkau. Adapun kenyataan serta pengertian Alif itu bersumber dari titik atau Zarra atau Nyawa-berlindung. Yang dinamakan Nyawa berlindung yakni Rahasia atau Cahaya Zat dan Sifat itulah yang memperkenalkan Tuhan Adapun iman itu tempatnya Rahasia, Artinya Rahasia adalah Cahaya Hati-Nurani, ketika baris atas, bawah dan titik itu terbagi, maka jadilah 4 empat huruf, pertama ALIF, kedua LAM dimuka, ketiga LAM dibelakang, dan keempat HA, inilah lafasnya Allah SWT. Nyawa muhammad dinamai Ma’rifat Nyawa kita dinamakan Haqiqat Angan angan kita dinamakan Thariqat Tubuh kita dinamakan Syariat ialah pengetahuan tentang pengenalan diri didalam Tubuh kita. Apabila Nyawa itu melihat pada Allah SWT Rahasia namanya. Apabila Nyawa melihat pada Alam Iman namanya. Apabila Nyawa melihat pada Akhirat Nyawa namanya. Apabila Nyawa melihat ke dunia Badan jasmani namanya. Apabila Nyawa melihat kepada badan jasmaninya hati kecil namanya. Artinya Adapun ilmu pada Allah, kebodohan terhadap sesuatu, Adapun ma’rifat kepada Allah, menyangkali diri, Adapun bertauhid kepada Allah, keheran-heranan. Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ali ketahuilah bahwa keluar masuknya nafas itulah yang dikatakan sembahyang bathin selamanya tidak membedakan antara siang dan malam dan diwaktu tidur dan diwaktu jaga. Apabila nafas keluar dikatakannya “LAA” Apabila nafas masuk dikatakannya “HU” Itulah nama Tuhan serta nama Nabi yang tidak berpisah atau dinamakan “SYAHADAT-DUA” Keluar nafas “Sunnah” Shalat dirinya Tubuh Masuk nafas “Fardhu” Tanda kematiannya Ada yang dilihat seperti keranjang cermin, didalamnya ada orang seperti wajahnya diwaktu ia masih muda. 40 Empat puluh malam sesudah ia melihat lalu ia meninggal, empat puluh malam didalam kubur, lalu naik ke syurga pertama Keluar nafas “Ilmu” Shalat dirinya Iman Masuk nafas “Pengetahuan” Tanda kematiannya Ada yang dilihat seperti lampu lilin dikepalanya, terus naik ke langit, Tiga puluh 30 malam sesudahnya itu, ia meninggal, sekian malam didalam kubur lalu naik ke syurga yang kedua • Pegangannya pada Qur’an 30 juz. Keluar nafas “Dunia” Shalat dirinya Akal Masuk nafas “Akhirat” Tanda kematiannya Ada yang dilihat dikepalanya cahaya keluar, lalu naik ke langit, Dua puluh malam setelah itu lalu ia meninggal, sekian malam ia didalam kuburnya ia naik kelangit ketiga • Pegangannya “Sifat Dua Puluh” Keluar nafas “Hamba” Shalat dirinya Ingat Masuk nafas “Tuhan” Tanda kematiannya Ia melihat sesuatu seperti telur, didalamnya ada seperti masjid, cermin didalamnya, ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya. 13 tiga belas malam merikutnya ia meninggal, sekian malam pula ia didalam kuburnya lalu ia naik ke syurga yang ke 4 empat • Berdirinya Rukun 13 Keluar nafas “Sifat” Shalat dirinya Hati Sanubari Masuk nafas “Zat” Tanda kematiannya Ia melihat nur yang berdiri di pusatnya, seperti terangnya bulan ke 14, didalamnya ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya. Lima malam sesudahnya ia meninggal, dan sekian lama juga dikuburnya, ia naik ke syurga yang ke lima Keluar nafas “Nabi” Shalat dirinya Hati Nurani Masuk nafas “Tuhan” Tanda kematiannya Ia melihat “seperti rambut” berdiri diantara kedua matanyasampai ke syurga, di dalamnya ada Nur yangmerah seperti matahari. 3 tiga malam sesudahnya ia meninggal, sekian malam juga di dalam kuburnya, ia naik ke syurga yang ke 6 enam. • Penerapannya dalam tafakkur “ Mulut ditutup, nafas melalui hidung” Keluar nafas “Rupa Tuhan” Shalat dirinya Nyawa Masuk nafas “Wali Tuhan” Tanda kematiannya Ia melihat seperti busa-busa emas sampai di langit bulan berdiri diantara kedua kening seperti “rambut yang hijau” melekat di Arsy, ada juga seperti bulan 14 munculnya. 1 satu malam kemudian ia meninggal, semalam juga dikuburnya ia laik ke syurga yang ke 7 tujuh. Diberikan perasaan seperti orang yang sedang bersetubuh ni’matnya. Inilah berdirinya “Jibril”. Keluar nafas “HU” Shalat dirinya Rahasia Masuk nafas “HU” Tanda kematiannya Ia melihat permata yang jernih gilang gemilang, menjadi orang seperti dimasa mudanya, bercahaya wajahnya dan dirinya. Itulah “Halus Kita” keluar, itulah juga Nur, Itulah juga yang menjadi Tubuh kita. Pada saat lepasnya Nyawa, diberikan perasaan seperti keluarnya mani. Pada hari kematiannya itulah ia dikuburkan, hari itu juga ia naik ke syurga yang ke 8 delapan di “Arsy Kursyiyah”. • Inilah yang tidak menunggu bacaan talqin. • Inilah berdirinya Muhammad, • Inilah yang dinamakan → “shalat yang berkekalan dan berkepanjangan”. → Tali yang tidak putus pada Allah. → Kain Kafan yg tidak hancur Jika kita berdiri untuk shalat, pada haqiqatnya ALIF itulah yang berdiri untuk shalat Maksudnya Naikkan terlebih dahulu nafasmu kemudian berdiri, artinya Nyawa yang terlebih dahulu berdiri, kemudian Tubuh sebab tidak mungkin Tubuh yang dapat mendirikan Nyawa, sebaliknya Nyawa itulah yang mendirikan Tubuh. Jangan bertentangan perbuatan Tubuh dengan Nyawa, karena yang demikian itu sama halnya dengan orang yang menserikatkan Tuhan. Hal ini diibaratkan bahwa, Nyawa itu ibarat Imam terhadap Tubuh, sudah tentu Imam itu terdahulu yang berdiri kemudian ma’mum. Itulah sebabnya maka “Imam” itu wajib diketahui. Bilamana ada orang yang bertanya siapa Imammu dalam shalat, maka jawablah bahwa “Al-Qur’an itulah Imamku”… Apa artinya Al-Qur’an itu?… Al-Qur’an itu Kalamullah atau perkataan Tuhan, dan Tuhan itu bersifat Qadim, jadi Al-Qur’an itupun Qadim. Jadi pada haqiqatnya Tuhan itulah Imam, tanpa demikian ini berarti shalatnya tidak sah. Sebab yang dimaksudkan shalat disini ialah Dzahirnya perbuatan. “Dzahir” artinya perbuatannya Tuhan pada kita. Allah juga pada haqiqatnya. Sehingga kita bersatu kata atau sekata dengan Imam Imam dengan Ma’mum. Dikatakan “Imaman Lillahi Ta’ala”, artinya Imam karena Allah Ta’ala. Dikatakan “Ma’muman Lillahi Ta’ala”, artinya Ma’mum karena Allah Ta’ala. Imam itulah yang menggerakkan ma’mum, demikian pulalah Nyawa itulah yang menggerakkan Tubuh, dan tidaklah Nyawa itu dapat bergerak jika tidak karena kehendak Tuhannya. Bila hendak Ruku’, turunkan nafasmu dahulu, kemudian badanmu ruku’. Begitu pula I’tidal Sami Allahu Liman Hamida, naikkan kembali nafasmu, kemudian tegak. Sujud juga demikian, turunkan dahulu nafasmu, kemudian sujud. Lawan sujud juga demikian, naikkan dahulu nafasmu, kemudian mengangkat kepala kembali duduk. Demikianlah Nafas itu diikuti naik turunnya, begitulah Imam para Nabi termasuk Nabi Muhammad saw, dan para Wali. Inilah yang dikatakan “IMAM TANPA DI IMAMI”. Bila ada orang yang memakai memperkenalkan hal ini, maka itulah orang yang sah dijadikan Imam. Jadi bila ada orang yang menjadi Imam sedang ia tidak mengetahui hal ini, sedang Ma’mumnya ada yang mengetahui, maka dikatakanlah “IMAM YANG DI IMAMI OLEH MA’MUM”. Selanjutnya bila sudah membuang Takbiratul Ihram, tahanlah nafasmu sebentar, itulah yang dikatakan “Lenyap Kepada Nur Muhammad”. Adapun yang dibicarakan masalah Nahwu dan Sharaf, “huruf” Baris, dan Lagunya”. Jadi hanya masalah “Lafaz”. Bila dikatakan bahwa “Kata-Kata Tuhan Itu Bukan Huruf, Bukan Suara, Bunyi, Tidak Berawal, Tidak Berakhir, Dan Tidak Tasdik”, maka bingunglah orang-orang Nahwu dan Sharaf. Sebab bukan Huruf. Bahkan baris tiga Alif itu tidak dilihat oleh Nahwu dan Logat. Sebab huruf tidak bersambung. Sebab Alif yang ditulis dengan tinta itu menunjuk kepada Alif yang bukan tinta, sedangkan Alif yang bukan tinta itu menunjuk kepada kata-kata Tuhan. Bila tanda kematian telah tiba, maka hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah – Perbanyaklah bertobat kepada Allah swt, atas segala kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat lahir maupun bathin, besar atau kecil, sengaja maupun yang tidak disengaja. – Perbanyaklah berdzikir kepada Allah swt – Laa Ilaaha Illallah – Allah, Allah – Hua, Hua – Ah, Ah – Serahkan dirimu sepenuhnya, artinya gaibkan dirimu kepada Nur Muhammad, dengan demikian sampailah engkau atau kekallah engkau pada Zat Allah swt, Sebab mustahil akan bercerai Nur dengan yang punya Nur, laksana matahari dengan cahayanya. Insya Allah selamatlah engkau. – Sangkalah dirimu didalam rahmat Tuhanmu, jika engkau menyangka dirimu disiksa, maka disiksalah engkau, bila menyangka dirimu diselamatkan dari segala bahaya, maka diselamatkanlah engkau. – Adapun tanda itu harus, artinya boleh jadi ada, boleh jadi tidak ada, tergantung kepada kehendak Allah swt. Hanya kematian itu yang pasti adanya. Adapun tanda kematian itu sebagai berikut – Melihat Nur yang lebih terang dari cahaya matahari. – Melihat ke langit tujuh susun tanpa halangan sampai pada Arsy Qursyiyah. – Melihat Nur yang terang, tiba-tiba ada seorang laki-laki berpakaian hijau berdiri disebelah kananmu lalu memegang telunjukmu dan berkata; “Lupakan saja dunia yang gelap ini, akhirat itulah yang terang, kesanalah engkau, dan Allah lebih mengetahuinya”, Muhammad itu yang mendatangimu dan katakanlah “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah, Wa Asyhadu Annaka Muhammadan Rasuulullah” Artinya Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Anda adalah Muhammad Rasulullah. – Selanjutnya melihat Nur yang tidak dimengerti tak ada seumpamanya, muncul lalu lenyap, muncul lagi dan segala sesuatu sudah pada sujud, itulah tanda akhir hidupmu di dunia ini, tidak akan kembali lagi untuk selama-lamanya. – Adapun perasaanmu lebih nikmat daripada bersetubuh antara suami dengan isteri. Biasa saja terjadi kalau diketahui jalannya, dan sehubungan dengan hal itu ada hadits Qudsi yang menunjangnya, yang artinya “Ingatlah Aku Allah diwaktu senangmu, maka Aku Allah mengingatmu diwaktu susahmu”. Pertanyaan – Manusia diwaktu senang, kapan? Dan manusia diwaktu susah, kapan? Dan bagaimana caranya mengingat Allah diwaktu senang? – Adapun orang yang bias mendapatkan kenikmatan itu, tanda-tandanya Basah disekitar alat kelaminnya, karena keluarnya air mani ketika berpisahnya Tubuh dengan Nyawa. – Sewaktu mengucapkan Laa Ilaaha niatkan dirimu lenyap bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah – Kemudian mengucapkan Illallah niatkan dirimu kekal bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah. Lailahailallah – Laa Ilaaha, artinya menafikkan atau meniadakan – Illallah, artinya mengisbatkan atau mengadakan pada wujud Allah. – Hati yg menarik, Nyawa yang ditarik, Rahasia tempat menarik. – Cahaya Cermin itu adalah tempat Manusia – Cahaya Intan itu adalah tempatnya Muhammad – Cahaya Jamrud itu adalah tempatnya Allah swt – Maka dimasukkanlah diri-Nya didalam Cahaya Cermin, kemudian berpindah ke Cahaya Intan, kemudian ke Cahaya Jamrud didalam Nur Ilahi bersama Muhamad – Demikianlah cara pengembalian serta pengekalan para Aulia Allah. – Ketahuilah bahwa – Dzat Allah itu bathin pada Nyawa Muhammad, sehingga tidak ada pemisahan antara Hati Nurani Nyawa kita dengan Nyawa Nabi kita serta Dzatnya Allah, artinya tubuh itu dapat bergerak, berkehendak, kuasa, hanya karena perintah dari Nyawa kita. Sedangkan Nyawa dibawah perintah Nur Muhammad, sehingga ia dapat bergerak, kuasa dan mengetahui. – Adapun Nyawa Muhammad, nyata pada Dzatnya Allah, menurut dalil yang mengatakan Artinya Seandainya bukan karena engkau Muhammad, Aku tidak menjadikan segala sesuatu. Arti Haqiqatnya “Tidak berpisah Nur dengan yang punya Nur”. Mengenal Allah, Dzat, Sifat, Asma, Af’al, Diri, Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia, itulah bernama “Insan” atau “Tuhan”. – Yang memerintah Tubuh kita, Af’al Perbuatan pada Allah – Yang memerintah Hati kita, Nama pada Allah – Yang memerintah Nyawa kita, Sifat pada Allah – Yang memerintah Rahasia kita, Dzat pada Allah Sabda Nabi Muhammad SAW Artinya Pengenal pada diri ada empat Tubuh, Hati, Nyawa, dan Rahasia. Artinya Beginilah pengenal pada diri tubuh kita serta Tuhan. Artinya Ketahuilah Kekuasaan Tuhan dan Kehendaknya dalam segala sesuatu tiada yang mencampurinya. Artinya Semua kata-kata dan kalimat itu adalah kata-kata dan kalimat Tuhan. Artinya Pengenalan dengan meng-Esakan men-Tauhidkan Allah. Artinya Tidak sempurna Islam seseorang, kecuali mengenal Iman, Yang dikatakan orang beriman ialah, orang yang “Mengenal Dirinya, Mengenal Tuhannya”. Artinya Hati orang beriman, Rumah Allah. NAFAS Adapun bilangan keluar masuknya nafas dalam sehari-semalam sesuai dengan bilangan huruf Al-Qur’an = tiga juta lima ribu tiga ratus empat puluh lima. SYAHADAT Adapun Syahadat itu, “Hidupnya” Allah yang dijadikan Tubuh pada kita. Isyaratkan bahwa Tubuh kita tidak bercerai dengan Hidupnya Allah swt. SATINJA Adapun Satinja itu, Cahaya Allah yang menjadi kesucian pada hati kita, menjadi rumah-Nya orang mu’min. Isyaratkan bahwa kesucian kita tidak berpisah dengan Nur Allah swt. Jadi Hati kita tidak terpisah dengan Halusnya Allah swt. JUNNUP’ Adapun Junnu itu, Halusnya Allah yang dijadkan Rasa Ni’mat pada diri kita. Di isyaratkan, tidak berpisah ni’mat kita dengan Halusnya Allah swt. PERSETUBUHAN Sebelum melaksanakan malam pertama bagi pengantin baru juga bagi pengantin lama kalau belum pernah melaksanakannya, hendaknya melakukan terlebih dahulu “Nikah Batin”. Seorang suami jangan hanya mengawini isterinya hanya tubuh kasarnya saja, tapi yang harus dikawininya ada 6 enam macam, yaitu 1 Tubuh 2 Hati 3 Nyawa 4 Rahasia 5 Tubuh Halusnya 6 Maunya Seorang suami harus meminta halalnya dari isterinya keenam macam itu. Kalau tidak tahu silahkan tanyakan kepada yang tahu. – Dimisalkan makanan yang telah dihidangkan – Maka sebelum dimakan diucapkanlah dzikirnya Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia. – Pada suapan pertama dikatakan “A” Tidak disentuh lidah. Inilah suara mula jadi. – Pada suapan kedua dikatakan “I, U” jangan disentuh lidah. Inilah “Junnu”. Selamat dunia & akhirat. – Jika sudah berulang-ulang kali suapannya, dikatakanlah “A” sebab itulah yang tidak disentuh tulisan, jangan dilupakan sampai selesai. Beginilah cara Ali dengan Fatimah. – Dalam buku Yoga dan sex, dalam waktu sekejap mata, sepasang suami isteri yang mencapai klimax dari hubungan sexnya, akan lebih dekat dengan Allah swt. Justru itu jangan kerja seperti alu, tidak ada hasil. Jadi kalau kerja pasti ada hasilnya Apakah – Manusia berilmu? – Manusia berpangkat? – Manusia berharta?, dsb…Mudah-mudahan mengerti maksudnya. – Nabi Khaidir Bagaimana yang dikatakan “Awal Permulaan? → Nabi Muhammad saw Barang siapa yang mengetahui tentang awal permulaan ini, maka Allah Swt, mengampuni segala dosa-dosanya serta kedua orang tuanya, begitu pula segenap sanak keluarganya dan familinya, jauh maupun dekat, diampunkan segala dosa-dosanya dunia dan akhirat. Sewaktu kita masih berada di dalam pengetahuan Allah Swt., kemudia pindah kepada kenabian alam nubuah dan juga kita masih pada Angin, Air, dan Tanah. – Nabi Khaidir Siapa nama kita pada awal permulaan? → Nabi Muhammad saw Adapun mula-mula nama kita pada Allah Ta’ala – bagi laki-laki bernama ALI” – bagi perempuan bernama “FATIMAH”. – Sewaktu kita tinggal pada Darah – 1 bulan – 2 bulan – 3 bulan – 4 bulan – 5 bulan – 6 bulan – 7 bulan di dalam rahim ibu lengkaplah Tubuh, maka dibacakan “Al-Hamdu” – 8 bulan di dalam rahim ibu dibacakanlah “Qul Huwallaahu Ahad” – 9 bulan di dalam rahim ibu maka Tuhan berkata “Bersiap-siaplah untuk keluar ke dunia, disambut dengan malaikat dan rezeki yang murah, banyak, atau sedikit, demikian pula umurmu panjang atau pendek”. Berkata syahadat pada Tuhan Saya takut yaa Tuhan. Kenapa engkau takut sedang Aku yang menyuruhmu? Saya takut sebab saya belum tahu siapa namamu yaa Tuhan. Tuhan berkata Alif namaku. Syahadat berkata kalau begitu sama dengan kita. Tuhan berkata Siapa namamu? Syahadat berkata Alif juga namaku. Kalau begitu sama namamu dengan nama-Ku. Ketahuilah Aku, agar engkau Ku ketahui juga. Kenalilah Aku, agar engkau Ku kenal pula. Dengan cara bagaimana aku mengetahui yaa Tuhan? Tuhan menjawab “Yaitu dengan baris diatas A. itulah sebabnya tangis pertama bayi lahir kedunia. Bila ada orang yang bertanya kepadamu, bagaimana pengetahuanmu pada Allah Ta’ala sehingga engkau dinamakan orang yang berma’rifat. Katakanlah kepadanya “saya mengetahui dengan pengenalannya sendiri, tempat saya melihat dan mengetahui, artinya dengan pengetahuannya saya mengetahui, dengan pengenalannya saya mengenalnya”. Ketahuilah olehmu tentang “Rahasia Mati” sebelum mati. Barang siapa yang telah mengetahui hal tersebut, berarti itulah orang yang telah mempersiapkan dirinya bagi Tuhannya, dan Tuhanpun tersedia baginya. Yang dimaksudkan ialah – Mandikan dirimu, bukan dengan air – Bungkus dirimu, bukan dengan kain kafan – Sembahyangi dirimu sebelum matimu – Kuburkan dirimu, bukan dengan tanah Karena sesungguhnya Tuhan telah berkata bahwa bagi hamba-Ku yang demikian itu, itulah yang tidak bercerai dengan Aku, dan lepas dari segala tuntutan dunia dan akhirat. Itulah hamba yang beriman sungguh-sungguh dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah Ta’ala semata. Adapun kematian itu ada 4 empat tingkat, yakni 1 Kematian Syariat Yaitu mengucapkan dzikir Laa ilaaha Illallah pada akhir kematiannya 2 Kematian Thariqat Yaitu mengucapkan dzikir Allah, Allah pada akhir kematiannya 3 Kematian Haqiqat Yaitu yang mengucapkan dzikir Huwa, Huwa pada akhir kematiannya 4 Kematian Ma’rifat Yaitu mengucapkan dzikir Ah, Ah, pada akhir kematiannya → Tanda-tanda Kematian Syariat Yakni Hancur tubuhnya dalam kubur → Tanda-tanda Kematian Thariqat Yakni tubuhnya tidak rusak dan kering → Tanda-tanda Kematian Haqiqat Yakni Tubuhnya utuh dan rambutnya serta kukunya bertambah panjang, wajahnya bercahaya-cahaya. → Tanda-tanda Kematian Ma’rifat Yakni tubuhnya lenyap dalam kubur, diambil oleh Malaikat, dibawa ke Tanah Suci menjadi “Wali Allah”. → Yang dikatakan “sudah membungkus diri sebelum mati ialah Lenyapkan Tubuhmu kedalam hatimu. → Sudah memandikan diri sendiri bukan dengan air ialah Lenyapkan dirimu dilaut adanya Allah. → Sudah menyembahyangi diri sendiri, ialah Rahasiamu lenyap pada Nur Muhammad, Nur Muhammad lenyap pada Nur Allah. → Tetapkan hatimu dalam keyakinan bahwa Tuhan itu Esa adanya. → Bila sudah ada nur yang tiada seumpamanya, sedang masih ada perasaan sakit dirasakan, itu belum yang sebenarnya. Jangan di ikuti. → Bila sudah merasakan ketenangan dan kenikmatan semata dan seluruh perasaan telah sujud, berarti yakinilah bahwa Tuhanmu telah ada, apakah ada Nur atau tiada, berangkatlah. Insya Allah anda telah selamat. – Adapun hikmah yang dikehendaki dalam Shalat Subuh itu, yakni mensucikan seseorang daripada kelupaan dan kelalaiannya, sehingga menetapkan hadapannya semata-mata kepada Allah Ta’ala yang tiada seumpamanya sesuatu. Itulah sebabnya maka tidak ada shalat sunnah sesudah Shalat Subuh. – Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Dhuhur itu, yaitu sucikan pandanganmu melihat ke-Esaan serta kesempurnaan Allah Ta’ala sampai memasuki waktu Ashar. – Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Ashar, yakni sucikan dirimu serta himpunkan penglihatan sempurnamu menghadap pada Himpunan Allah Tauhid Yang Maha Esa. Itulah sebabnya tidak ada shalat sunnah dibelakang shalat ashar. – Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Maghrib, yakni sucikan pendengaranmu, penglihatanmu, serta kata-katamu. – Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Isya’, yakni sucikan kegelapanmu menuju yang terang, artinya hilangkan keakuanmu, serahkan dirimu kepada yang punya diri pencipta. Jelasnya hanya Allah swt yang berkuasa, berkehendak, yang hidup seterusnya, tiada yang lain. – Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Witir, yakni menetapkan ingatan lahir dan bathin, tertuju kepada Allah semata-mata, demi untuk dan karena Allah semata. Bagi orang yang telah memiliki keyakinan yang putus adanya maka tiada lagi hal yang tersembunyi baginya, bahkan Tuhannya itulah yang paling nyata dalam segala hal. Baginya tiada perbedan diwaktu hidup didunia dan diakhirat. Mereka telah yakin bahwa hidupnya itu tidak akan mengalami kematian, sekalipun kelak akan berpisah dengan tubuhnya. Dalam arti men-Tuhankan Allah swt. itu adalah menyadari seluruh jiwanya bahwa segala bentuk serta penghayatan dirinya, pada Tuhannyalah ia mengharapkan. Sebab segala yang ada adalah hak dan milik Tuhan, bahkan dirinya sendiri telah bukan lagi miliknya. Mereka telah menyadari bahwa ke-aku-annya selama ini adalah “palsu” belaka. Adapun yang bernama itu, laksana gelombang dengan air lautan. Bila gelombang itu telah tiada sirna, maka yang ada hanya lautan itu sendiri. Jelaslah dalam hal ini bahwa gelombang itu adalah merupakan sifat dari lautan. Laksana bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang. Dengan demikian tiadalah bedanya jika kita menyadari hal ini bahwa yang bathil itu, bathil sejak dahulu, sekarang maupun akan datang. Sebaliknya bahwa “Haq” itu awal tak berpermulaan akhir tak berkesudahan, tiada ia dicakup oleh ruang dan waktu, nyata ia dibalik segala yang dinyatakan. Siapakah dia? Dia itulah yang sebenar-benarnya hakikat diri kita yang tak dapat diragu-ragukan lagi. Bahwa Dzat itulah yang bersifat, artinya bahwa hidup kita ini adalah kenyataan sifatnya, dan yang bersifat itulah yang menghidupi segala sesuatu. – Jadi yang menjadi Hidup Nyawa Muhammad dinamai “Titik”, artinya Rahasia. – Sedangkan yang dinamai “Rahasia” adalah Nur Zat. – Yang menjadi sifat itu adalah yang dinamai “NUR”, artinya Nur yang tidak berubah-ubah hidup yang tidak berubah. – Adapun Jiwanya Nyawa adam, adalah Alif, artinya Himpunan, maka Nyawa namanya. – Jadi Nyawa itu ada 2 dua, yaitu 1. Nyawa yang dinamai “Titik” adalah Nyawanya Muhammad 2. Nyawa yang dinamai “Alif” adalah Nyawanya Adam. – Inilah yang tiga tidak berpisah Jadi bila hal tersebut telah menyata pada kita, berarti kita telah menyaksikan melihat buktinya demikian maka selamatlah anda untuk selama-lamanya, kekal abadi dunia akhirat. Inilah dapat dikatakan “kesempurnaan ilmu” atau kepastian ilmu. Segala yang dijadikan itu adalah bayang-bayang pada Tuhan. Sedang bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang adalah “Satu”. Gerak bayang-bayang itu adalah geraknya yang punya bayang-bayang. Yakinkan dan jangan ragu-ragu lagi nanti salah. NYAWA menurut Syariat = NYAWA namanya menurut Thariqat = NUR namanya menurut Haqiqat = ZAT ALLAH namanya menurut Ma’rifat = TIDAK ADA YANG LAIN KECUALI ALLAH. NABI MUHAMMAD SAW DENGAN ANAKNYA FATIMAH Nabi Muhammad saw berkata kepada anaknya “Hai Fatimah, apakah engkau masih ingat yang telah saya katakana padamu?” Fatimah menjawab “Ya saya ingat semuanya” Ingatlah sebuah “kata” yang tak berpisah dengan Tuhan, yaitu sewaktu Tuhan memesrahi sesuatu, yakinkan dalam hatimu yang bersih. Barang siapa yang menemukan pengenalan yang sesungguhnya didalam kehendak Tuhannya, itulah orang yang memakai Penglihatan Tuhannya ia melihat, Pendengaran Tuhannya ia mendengar, dengan kata Tuhannya ia berkata, dan katakanlah nama itu tidak berpisah dengan yang punya nama. Janganlah merasa ragu dalam hatimu, itulah sebabnya sehingga ada yang dikatakan “Kepastian Ilmu” atau Ilmil Yakin, Haqqul Yakin. Yakinkan dalam hatimu, tidak berpisah dengan Tuhanmu serta Rasulnya. Sebab haqiqat NYAWA yang suci itulah yang dinamakan “Muhammad” artinya orang yang dicinta. Artinya Insan itu Rahasia-Ku, dan Aku Rahasianya. Kuatkan Tauhidmu pada Allah swt. Adapun pengertian sebenarnya kalimah Laa Ilaaha Illallah yaitu “TIADA ASALKU YANG SELAIN DARI ALLAH TA’ALA” Nabi Muhammad saw berseru kepada seluruh umatnya “Ketahuilah dirimu didalam dirimu” Yakni ada 4 empat Rahasia, Nyawa, Hati, Tubuh. 1 Rahasia itu Nur Zatullah 2 Nyawa itu Nur Sifatullah 3 Hati itu Nur Asmaullah 4 Tubuh itu Nur Af’alullah. Dari ke 4 empat tersebut diatas, 3 tiga yang dapat melihat pada Allah. Allah itulah yang menjadikan semesta alam beserta isinya dan berubah-ubah, Tuhan juga yang meliputi, menembus, memesrahi beserta isinya. As-Syeikh Lukmanul Hakim bertanya kepada anaknya “Apa sebabnya Al-Fatihah dibaca dalam shalat” Indrajaya menjawab “bahwa shalat lima waktu berasal dari surah Al-Fatihah, pada awalnya, yaitu Al-Hamdu terdiri dari lima huruf yaitu Alif Lam Ha Mim Dal Allah swt menjadikan waktu yang lima itu sebagai berikut 1 Waktu Dhuhur dijadikan dari huruf Alif-nya Al-Hamdu 2 Waktu Ashar dijadikan dari huruf Lam-nya Al-Hamdu 3 Waktu Maghrib dijadikan dari huruf Ha-nya Al-Hamdu 4 Waktu Isya’ dijadikan dari huruf Mim-nya Al-Hamdu 5 Waktu Subuh dijadikan dari huruf Dal-nya Al-Hamdu —————- Sekian. Salam untuk Semua.Tindakperkosaan memang masih menjadi masalah sosial yang menganggu masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan seperti perempuan. Di Indonesia saja, misalnya, berdasarkan Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan pada 6 Maret 2020, jumlah tindak perkosaan yang dilaporkan mencapai 715 kasus. Padahal, berdasarkan pasal 285 Kitab Undang-Undang You're Reading a Free Preview Pages 8 to 18 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 23 to 44 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 52 to 58 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 63 to 65 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 73 to 79 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Page 85 is not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 90 to 132 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 138 to 148 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Page 154 is not shown in this preview.
ANAKKUNCI PERBENDAHARAAN SEGALA YANG GHAIB / TERSEMBUNYI 6.Surah Al-'An`ām ayat 59 Dan pada sisi Allah jualah anak kunci perbendaharaan segala yang ghaib, tiada sesiapa yang mengetahuinya melainkan Dia lah sahaja; dan Ia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut; dan tidak gugur sehelai daun pun melainkan Ia mengetahuinya, dan tidak gugur sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak
– Ayat Alkitab tentang menjadi diri sendiri. Setiap orang dituntut untuk menjadi dirinya sendiri. Apa yang dilakukannya harus sesuai dengan apa yang ada di dalam pikirannya. Menjadi orang yang memiliki jati diri memang susah. Namun jika seseorang mampu menjadi sebenarnya apa yang ada di dalam jiwanya, maka itu akan lebih baik dan bisa membuat orang tersebut melangkah maju menggapai cita-cita dan harapan. Tentu saja ini juga telah disebutkan oleh Tuhan melalui dari itu pada kesempatan ini kami akan membagikan sejumlah ayat emas Alkitab atau firman Tuhan tentang menjadi diri sendiri. Anda bisa menyimaknya secara lengkap pada ayat-ayat Alkitab yang telah kami rangkum dari berbagai sumber berikut tentang menjadi diri sendiri di dalam Alkitab ini juga bisa dibagikan melalui media sosial sebagai penyemangat, sarana motivasi, hingga cara untuk membangkitkan semangat dalam diri untuk bisa menjadi lebih baik lagi ke Ayat Alkitab Tentang Menjadi Diri SendiriKumpulan Ayat Alkitab LainnyaDaftar Ayat Alkitab Tentang Menjadi Diri SendiriSilahkan langsun saja simak kumpulan daftar ayat emas Alkitab atau firman Tuhan mengenai cara menjadi diri sendiri. Ini telah kami rangkum dari berbagai sumber, mulai dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Simak selengkapnya berikut Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya 127Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;Yohanes 112Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam 31-3Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang Petrus 29Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan 29-10Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus 327-28Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah Korintus 1227Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!1 Korintus 619-20Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan 157Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari 1515Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada 65Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi 15Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang Yohanes 31-2Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di 210Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya 1516Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk 220Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai 320Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi 837Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah Korintus 517Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari 13913-16Kumpulan Ayat Alkitab LainnyaTanpa banyak basa basi kembali, langsung saja silahkan simak penjelasan mengenai daftar kumpulan ayat emas Alkitab atau firman Tuhan tentang hal-hal lainnya. Sebab sebelumnya kami juga telah membagikan ayat-ayat Alkitab yang Ayat Alkitab Tentang Upah PekerjaAyat Alkitab Tentang Keadilan Tuhan YesusDaftar Ayat Alkitab Tentang PerceraianKesimpulanItu dia sekilas pembahasan mengenai ayat alkitab tentang menjadi diri sendiri, ayat alkitab tentang mencintai diri sendiri, ayat alkitab tentang self love, ayat alkitab tentang bersyukur, cara menjadi diri sendiri menurut Doa Katolik untuk Membuka Mata Batin25 Lagu Rohani Kristen Saat Teduh Pagi HariRenungan Kristen Tentang Menempati Rumah BaruXdegih Download PDF Publications 1 Followers 0 KITAB_DIRI_YG_TERSEMBUNYI KITAB_DIRI_YG_TERSEMBUNYI View Text Version Category 0 Follow 0 Embed Share UploadHendaklahsedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Matius 6:4) Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa بسم الله الرحمن الرحيم KITAB DIRI YG TERSEMBUNYI Inilah kitab yang membicarakan sebelum alam ini dijadikan. Bermulah Allah menjadikan Nyawa Muhammad, lalu Tuhan melihat kedepan tiada sesuatu yang dilihatnya, kemudian melihat ke belakang, kekanan, dan kekiri namun tiada melihat sesuatu pun. Sedangkan Ia ingin disembah dan dipuji, tidak ada yang memuji dan menyembahnya. Maka dijadikanlah dirinya didalam dirinya, kemudian melihat ke atas dan dikatakannya ALIF , keluarlah Nur, inilah Rahasianya Muhammad, melihat ke atas jadilah Arsy. Melihat ke bawah jadilah Rahasianya. Kemudian Tuhan melihat ke depan dan dikatakannya I , keluarlah Nur, inilah Nyawanya Muhammad, melihat ke atas jadilah Kursiyah, melihat ke bawah inilah Nyawanya. Kemudian Tuhan melihat ke kanan dan dikatakan U , keluarlah Nur menjadi hatinya Muhammad, melihat ke atas inilah syurga melihat kebawah menjadi hatinya. Kemudian Tuhan melihat ke kirinya dikatakannya HA , keluarlah suatu Nur, inilah Misalnya Muhammad, melihat ke bawah jadilah misalnya. Kemudian Tuhan melihat ke belakang dan dikatakannya HU , keluarlah suatu Nur yang menjadi akalnya Muhammad, melihat ke atas jadilah Lauh-Mahfud, melihat ke bawah jadilah akal Muhammad. Kemudian Tuhan melihat ke bawah dan dikatakannya HU , keluarlah suatu cahaya, inilah bayang-bayangan Muhammad, melihat ke atas inilah hati kecil, melihat kebawahnya jadi Rupa. Kemudian Tuhan melihat kedalam diri-Nya, inilah yang menjadi Hatinya Muhammad, inilah yang dinamakan Halus. Melihat keatas inilah yang menjadi Rasa. Melihat kebawah inilah yang menjadi Air Mani. Kemudian Tuhan melihat ke sekeliling-Nya, dikatakan-Nya HUA HUA menyebarlah cahayanya, maka jelaslah Nur Muhammad didalam cahayanya laut kenyataannya Allah Ta’ala didalam cahayanya Muhammad, dikatakannya dirinya Tuhan, maka dinampakkanlah dirinya Tuhan dihadapan Muhammad, kemudian Tuhan berkata; “Jadi adakah engkau yang menjadikan dirimu sehingga engkau melupakan Nyawamu disujudkan di Baitul Maujudi?” Maka berkatalah Muhammad “Engkau baru kulihat, maka sebaiknya kita masing-masing bersembunyi, barang siapa yang didapat itulah yang menjadi Hamba, yang tidak dapat diketemukan itulah yang menjadi Tuhan”. Bersembunyilah engkau Muhammad terlebih dahulu, Aku yang mencari. Maka bersembunyilah Muhammad di Wajah, di ingatan, di akal, namun setiap persembunyiannya senantiasa diketemukan oleh Tuhan. Berkatalah Muhammad, bersembunyilah, aku yang mencari. Maka bersembunyilah Tuhan di waktu 5 lima, namun Nur Muhammad tidak menemukannya. Maka berkatalah Tuhan “Carilah aku sungguh-sungguh, kemudian Tuhan berpindah menyembunyikan dirinya di Rahasia, juga Muhammad tidak menemukannya. Sehinga Muhammad berseru “Dimanakah Engkau bersembunyi, sedangkan suara-Mu kedengaran tapi aku tak melihat?” Maka Tuhan berkata “Aku bersembunyi di Rahasia” Lalu Muhammad mencarinya di Rahasia, namun Muhammad tidak dapat membuka matanya, dikarenakan cahaya terang yang tidak dapat ditembus, sehingga Muhammad berkata “Sudahlah nyatakanlah diri-Mu, Engkaulah yang menjadi Tuhan” Maka berkatalah Tuhan “Mana tanda kepercayaan-Mu dan dimana letak berdiri kepercayaanmu?” Maka dikatakanlah Muhammad “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH", lalu Tuhan menjawab “WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH”. Ketahuilah olehmu Muhammad “Rupa” itu Sifat-Ku dan nama bagimu, “Waktu” itu Sifatmu. Berkatalah Muhammad “bagaimana sehingga Wajah itu namaku sedangkan adalah Sifat-Mu? Berkatalah Tuhan adalah Rupa Wajah itu namamu dan Sifat-Ku, karena itulah Aku ingin disembah, dipuji, dikenal, dikasihi, digembirai, sedangkan semua itu tidak dapat dilakukan-Nya. Sehingga dengan demikian kujadikan diri-Ku dalam diri-Ku. “Waktu” itu Nama-Ku dan Sifat itu Rupa-Ku, sebab Aku jugalah yang sembah diri-Ku. Sesuai dengan dalil Artinya Adapun yang disembah dan menyembah itu satu. Jadi Aku yang memuji diri-Ku, dan mengasihani diri-Ku, dan engkau kujadikan yaa Muhammad Akulah yang menjadikan diri-Ku, dalam diri-Ku, adamu itu ada-Ku-lah itu. Kenyataanmu itu kenyataan-Ku-lah itu. Ketahuilah olehmu Muhammad Ada-mu pada Nama-Ku yang sesungguhnya di dirimu. Adapun Sifat-Ku, ada pada DIAMMU Adapun Rupa-Ku, ada pada I’TIKADMU Adapun Diri-Ku, ada pada MANFAATMU Adapun Lahir-Ku, ada pada GERAKMU Adapun Perbuatan-Ku, ada pada PERBUATANMU Adapun Rahmat-Ku, ada pada PERKATAANMU YG BENAR Adapun kehendak-Ku, ada pada HAJATMU Adapun kekekalan-Ku, ada pada HATIMU YG BAIK, TEMPATNYA MUHAMMAD. Fungsi-Fungsi Yang Dibebankan Allah Swt. 1 Fungsi Rahasia, Kebenaran dan Alam 2 Fungsi Nyawa, Penglihatan dan Nama-Ku 3 Fungsi Hati, Niat dan Pengenalan 4 Fungsi Ingat, Angan-angan dan Kekuasaan 5 Fungsi Akal, Yang Nyata dan Kebingungan 6 Fungsi Bayang-bayang, Kepintaran dan Kebodohan 7 Fungsi Nur, Pertimbangan dan Pengetahuan. TANYA Apa sebabnya Engkau jadikan yang tujuh itu? JAWAB Aku jadikan yang tujuh itu sebab Aku ingin disembah. TANYA Dimanakan yang disembah dari yang tujuh itu? JAWAB Aku disembah Nur pada bayang-bayang “Bayang-bayang, Ingat, Hati, Nyawa, Rahasia, di Diri-Ku, dan Akulah yang sembah diri-Ku" TANYA Apa penyembahan Rahasia Pada-Mu Yaa Allah? JAWAB Penyembahan Rahasia itu, ketika ia mengatakan “A” Penyembahan Nyawa itu, ketika ia mengatakan “I” Penyembahan Hati itu, ketika ia mengatakan “U” Penyembahan Ingat itu, ketika ia mengatakan “Ha” Penyembahan Akal itu, ketika ia mengatakan “Hi” Penyembahan Bayang-bayang itu, ketika ia mengatakan “Hu” Penyembahan Nur itu, ketika ia mengatakan “Engkaulah Yang Kusembah Yaa Allah” Adapun kenyataannya Rahasia “A” Adapun kenyataannya Nyawa “I” Adapun kenyataannya Hati “U” Adapun kenyataannya Ingat “Ha” Adapun kenyataannya Akal “Hi” Adapun kenyataannya Bayang-bayang “Hu” Adapun kenyataannya Alif, Rasa, Nyawa Muhammad "Mani" Adapun Perbuatan Muhammad itu “Antara” Adapun yang dinamakan “Nama Dirimu” artinya “Kita Berdua Berdiri, Akulah itu Muhammad. Adapun yang dinyatakan “Engkaulah itu Muhammad, itulah dinamakan kata “HIDUP TAK MATI” artinya yang disuruh dan yang menyuruh. Yang mengetahui hal itu serta dibenarkannya, panjang umurnya, dan disukai oleh para penguasa, dipercaya oleh orang lain, dihindarkan dari bahaya ujian Tuhan. Ketahuilah pula kemunculannya NUR Nur muncul pada bayang-bayang Bayang-bayang muncul pada Akal Akal muncul pada Ingat Hati muncul pada Nyawa Nyawa muncul pada Rahasia Rahasia muncul pada Nur Nur muncul pada Tuhannya. Dari situlah kita datang dan disitu pula kita kembali. Maka kenalilah Aku sungguh-sungguh Muhammad bahwa, “Kita tidak berpisah” Aku jadikan segala sesuatu karenamu, sedang engkau untuk-Ku. Muncullah engkau pada kenyataan, Ku nyatakan engkau dan Ku lindungi engkau. Adapun kenyataan serta pengertian Alif itu bersumber dari titik atau Zarra atau Nyawa-berlindung. Yang dinamakan Nyawa berlindung yakni Rahasia atau Cahaya Zat dan Sifat itulah yang memperkenalkan Tuhan. Adapun iman itu tempatnya Rahasia, Artinya Rahasia adalah Cahaya Hati-Nurani, ketika baris atas, bawah dan titik itu terbagi, maka jadilah 4 empat huruf, pertama ALIF, kedua LAM dimuka, ketiga LAM dibelakang, dan keempat HA, inilah lafasnya Allah SWT. Nyawa muhammad dinamai Ma'rifat Nyawa kita dinamakan Haqiqat Angan angan kita dinamakan Thariqat Tubuh kita dinamakan Syariat ialah pengetahuan tentang pengenalan diri didalam Tubuh kita. Apabila Nyawa itu melihat pada Allah SWT Rahasia namanya. Apabila Nyawa melihat pada Alam Iman namanya. Apabila Nyawa melihat pada Akhirat Nyawa namanya. Apabila Nyawa melihat ke dunia Badan jasmani namanya. Apabila Nyawa melihat kepada badan jasmaninya hati kecil namanya. Artinya Adapun ilmu pada Allah, kebodohan terhadap sesuatu, Adapun ma’rifat kepada Allah, menyangkali diri, Adapun bertauhid kepada Allah, keheran-heranan. Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ali ketahuilah bahwa keluar masuknya nafas itulah yang dikatakan sembahyang bathin selamanya tidak membedakan antara siang dan malam dan diwaktu tidur dan diwaktu jaga. Apabila nafas keluar dikatakannya "LAA" Apabila nafas masuk dikatakannya "HU" Itulah nama Tuhan serta nama Nabi yang tidak berpisah atau dinamakan “SYAHADAT-DUA” Keluar nafas "Sunnah" Shalat dirinya Tubuh Masuk nafas "Fardhu" Tanda kematiannya • Ada yang dilihat seperti keranjang cermin, didalamnya ada orang seperti wajahnya diwaktu ia masih muda. • 40 Empat puluh malam sesudah ia melihat lalu ia meninggal, empat puluh malam didalam kubur, lalu naik ke syurga pertama. Keluar nafas "Ilmu" Shalat dirinya Iman Masuk nafas "Pengetahuan" Tanda kematiannya • Ada yang dilihat seperti lampu lilin dikepalanya, terus naik ke langit • Tiga puluh 30 malam sesudahnya itu, ia meninggal, sekian malam didalam kubur lalu naik ke syurga yang kedua. • Pegangannya pada Qur’an 30 juz. Keluar nafas "Dunia" Shalat dirinya Akal Masuk nafas "Akhirat" Tanda kematiannya • Ada yang dilihat dikepalanya cahaya keluar, lalu naik ke langit • Dua puluh malam setelah itu lalu ia meninggal, sekian malam ia didalam kuburnya ia naik kelangit ketiga. • Pegangannya “Sifat Dua Puluh” Keluar nafas "Hamba" Shalat dirinya Ingat Masuk nafas "Tuhan" Tanda kematiannya • Ia melihat sesuatu seperti telur, didalamnya ada seperti masjid, cermin didalamnya, ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya. • 13 tiga belas malam merikutnya ia meninggal, sekian malam pula ia didalam kuburnya lalu ia naik ke syurga yang ke 4 empat. • Berdirinya Rukun 13. Keluar nafas "Sifat" Shalat dirinya Hati Sanubari Masuk nafas "Zat" Tanda kematiannya • Ia melihat nur yang berdiri di pusatnya, seperti terangnya bulan ke 14, didalamnya ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya. • Lima malam sesudahnya ia meninggal, dan sekian lama juga dikuburnya, ia naik ke syurga yang ke lima. Keluar nafas "Nabi" Shalat dirinya Hati Nurani Masuk nafas "Tuhan" Tanda kematiannya • Ia melihat “seperti rambut” berdiri diantara kedua matanyasampai ke syurga, di dalamnya ada Nur yangmerah seperti matahari. • 3 tiga malam sesudahnya ia meninggal, sekian malam juga di dalam kuburnya, ia naik ke syurga yang ke 6 enam. • Penerapannya dalam tafakkur “ Mulut ditutup, nafas melalui hidung”. Keluar nafas "Rupa Tuhan" Shalat dirinya Nyawa Masuk nafas "Wali Tuhan" Tanda kematiannya • Ia melihat seperti busa-busa emas sampai di langit bulan berdiri diantara kedua kening seperti “rambut yang hijau” melekat di Arsy, ada juga seperti bulan 14 munculnya. • 1 satu malam kemudian ia meninggal, semalam juga dikuburnya ia laik ke syurga yang ke 7 tujuh. • Diberikan perasaan seperti orang yang sedang bersetubuh ni’matnya. Inilah berdirinya “Jibril”. Keluar nafas "HU" Shalat dirinya Rahasia Masuk nafas "HU" Tanda kematiannya • Ia melihat permata yang jernih gilang gemilang, menjadi orang seperti dimasa mudanya, bercahaya wajahnya dan dirinya. Itulah “Halus Kita” keluar, itulah juga Nur, Itulah juga yang menjadi Tubuh kita. • Pada saat lepasnya Nyawa, diberikan perasaan seperti keluarnya mani. Pada hari kematiannya itulah ia dikuburkan, hari itu juga ia naik ke syurga yang ke 8 delapan di “Arsy Kursyiyah”. • Inilah yang tidak menunggu bacaan talqin. • Inilah berdirinya Muhammad, • Inilah yang dinamakan → “shalat yang berkekalan dan berkepanjangan”. → Tali yang tidak putus pada Allah. → Kain Kafan yg tidak hancur Jika kita berdiri untuk shalat, pada haqiqatnya ALIF itulah yang berdiri untuk shalat. Maksudnya Naikkan terlebih dahulu nafasmu kemudian berdiri, artinya Nyawa yang terlebih dahulu berdiri, kemudian Tubuh sebab tidak mungkin Tubuh yang dapat mendirikan Nyawa, sebaliknya Nyawa itulah yang mendirikan Tubuh. Jangan bertentangan perbuatan Tubuh dengan Nyawa, karena yang demikian itu sama halnya dengan orang yang menserikatkan Tuhan. Hal ini diibaratkan bahwa, Nyawa itu ibarat Imam terhadap Tubuh, sudah tentu Imam itu terdahulu yang berdiri kemudian ma’mum. Itulah sebabnya maka “Imam” itu wajib diketahui. Bilamana ada orang yang bertanya siapa Imammu dalam shalat, maka jawablah bahwa “Al-Qur’an itulah Imamku”... Apa artinya Al-Qur’an itu?... Al-Qur’an itu Kalamullah atau perkataan Tuhan, dan Tuhan itu bersifat Qadim, jadi Al-Qur’an itupun Qadim. Jadi pada haqiqatnya Tuhan itulah Imam, tanpa demikian ini berarti shalatnya tidak sah. Sebab yang dimaksudkan shalat disini ialah Dzahirnya perbuatan. “Dzahir” artinya perbuatannya Tuhan pada kita. Allah juga pada haqiqatnya. Sehingga kita bersatu kata atau sekata dengan Imam Imam dengan Ma’mum. Dikatakan “Imaman Lillahi Ta’ala”, artinya Imam karena Allah Ta’ala. Dikatakan “Ma’muman Lillahi Ta’ala”, artinya Ma’mum karena Allah Ta’ala. Imam itulah yang menggerakkan ma’mum, demikian pulalah Nyawa itulah yang menggerakkan Tubuh, dan tidaklah Nyawa itu dapat bergerak jika tidak karena kehendak Tuhannya. Bila hendak Ruku’, turunkan nafasmu dahulu, kemudian badanmu ruku’. Begitu pula I’tidal Sami Allahu Liman Hamida, naikkan kembali nafasmu, kemudian tegak. Sujud juga demikian, turunkan dahulu nafasmu, kemudian sujud. Lawan sujud juga demikian, naikkan dahulu nafasmu, kemudian mengangkat kepala kembali duduk. Demikianlah Nafas itu diikuti naik turunnya, begitulah Imam para Nabi termasuk Nabi Muhammad saw, dan para Wali. Inilah yang dikatakan “IMAM TANPA DI IMAMI”. Bila ada orang yang memakai memperkenalkan hal ini, maka itulah orang yang sah dijadikan Imam. Jadi bila ada orang yang menjadi Imam sedang ia tidak mengetahui hal ini, sedang Ma’mumnya ada yang mengetahui, maka dikatakanlah “IMAM YANG DI IMAMI OLEH MA’MUM”. Selanjutnya bila sudah membuang Takbiratul Ihram, tahanlah nafasmu sebentar, itulah yang dikatakan “Lenyap Kepada Nur Muhammad”. Adapun yang dibicarakan masalah Nahwu dan Sharaf, “huruf” Baris, dan Lagunya”. Jadi hanya masalah “Lafaz”. Bila dikatakan bahwa “Kata-Kata Tuhan Itu Bukan Huruf, Bukan Suara, Bunyi, Tidak Berawal, Tidak Berakhir, Dan Tidak Tasdik”, maka bingunglah orang-orang Nahwu dan Sharaf. Sebab bukan Huruf. Bahkan baris tiga Alif itu tidak dilihat oleh Nahwu dan Logat. Sebab huruf tidak bersambung. Sebab Alif yang ditulis dengan tinta itu menunjuk kepada Alif yang bukan tinta. Sedangkan Alif yang bukan tinta itu menunjuk kepada kata-kata Tuhan. Bila tanda kematian telah tiba, maka hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah - Perbanyaklah bertobat kepada Allah swt, atas segala kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat lahir maupun bathin, besar atau kecil, sengaja maupun yang tidak disengaja. - Perbanyaklah berdzikir kepada Allah swt - Laa Ilaaha Illallah - Allah, Allah - Hua, Hua - Ah, Ah - Serahkan dirimu sepenuhnya, artinya gaibkan dirimu kepada Nur Muhammad, dengan demikian sampailah engkau atau kekallah engkau pada Zat Allah swt, Sebab mustahil akan bercerai Nur dengan yang punya Nur, laksana matahari dengan cahayanya. Insya Allah selamatlah engkau. - Sangkalah dirimu didalam rahmat Tuhanmu, jika engkau menyangka dirimu disiksa, maka disiksalah engkau, bila menyangka dirimu diselamatkan dari segala bahaya, maka diselamatkanlah engkau. - Adapun tanda itu harus, artinya boleh jadi ada, boleh jadi tidak ada, tergantung kepada kehendak Allah swt. Hanya kematian itu yang pasti adanya. Adapun tanda kematian itu sebagai berikut - Melihat Nur yang lebih terang dari cahaya matahari. - Melihat ke langit tujuh susun tanpa halangan sampai pada Arsy Qursyiyah. - Melihat Nur yang terang, tiba-tiba ada seorang laki-laki berpakaian hijau berdiri disebelah kananmu lalu memegang telunjukmu dan berkata; “Lupakan saja dunia yang gelap ini, akhirat itulah yang terang, kesanalah engkau, dan Allah lebih mengetahuinya”, Muhammad itu yang mendatangimu dan katakanlah “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah, Wa Asyhadu Annaka Muhammadan Rasuulullah” Artinya Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Anda adalah Muhammad Rasulullah. - Selanjutnya melihat Nur yang tidak dimengerti tak ada seumpamanya, muncul lalu lenyap, muncul lagi dan segala sesuatu sudah pada sujud, itulah tanda akhir hidupmu di dunia ini, tidak akan kembali lagi untuk selama-lamanya. - Adapun perasaanmu lebih nikmat daripada bersetubuh antara suami dengan isteri. Biasa saja terjadi kalau diketahui jalannya, dan sehubungan dengan hal itu ada hadits Qudsi yang menunjangnya, yang artinya “Ingatlah Aku Allah diwaktu senangmu, maka Aku Allah mengingatmu diwaktu susahmu”. Pertanyaan - Manusia diwaktu senang, kapan? Dan manusia diwaktu susah, kapan? Dan bagaimana caranya mengingat Allah diwaktu senang? - Adapun orang yang bias mendapatkan kenikmatan itu, tanda-tandanya Basah disekitar alat kelaminnya, karena keluarnya air mani ketika berpisahnya Tubuh dengan Nyawa. - Sewaktu mengucapkan Laa Ilaaha niatkan dirimu lenyap bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah - Kemudian mengucapkan Illallah niatkan dirimu kekal bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah. Lailahailallah - Laa Ilaaha, artinya menafikkan atau meniadakan - Illallah, artinya mengisbatkan atau mengadakan pada wujud Allah. - Hati yg menarik, Nyawa yang ditarik, Rahasia tempat menarik. - Cahaya Cermin itu adalah tempat Manusia - Cahaya Intan itu adalah tempatnya Muhammad - Cahaya Jamrud itu adalah tempatnya Allah swt - Maka dimasukkanlah diri-Nya didalam Cahaya Cermin, kemudian berpindah ke Cahaya Intan, kemudian ke Cahaya Jamrud didalam Nur Ilahi bersama Muhamad - Demikianlah cara pengembalian serta pengekalan para Aulia Allah. - Ketahuilah bahwa - Dzat Allah itu bathin pada Nyawa Muhammad, sehingga tidak ada pemisahan antara Hati Nurani Nyawa kita dengan Nyawa Nabi kita serta Dzatnya Allah, artinya tubuh itu dapat bergerak, berkehendak, kuasa, hanya karena perintah dari Nyawa kita. Sedangkan Nyawa dibawah perintah Nur Muhammad, sehingga ia dapat bergerak, kuasa dan mengetahui. - Adapun Nyawa Muhammad, nyata pada Dzatnya Allah, menurut dalil yang mengatakan Artinya Seandainya bukan karena engkau Muhammad, Aku tidak menjadikan segala sesuatu. Arti Haqiqatnya “Tidak berpisah Nur dengan yang punya Nur”. Mengenal Allah, Dzat, Sifat, Asma, Af’al, Diri, Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia, itulah bernama “Insan” atau “Tuhan”. - Yang memerintah Tubuh kita, Af’al Perbuatan pada Allah - Yang memerintah Hati kita, Nama pada Allah - Yang memerintah Nyawa kita, Sifat pada Allah - Yang memerintah Rahasia kita, Dzat pada Allah . Sabda Nabi Muhammad SAW Artinya Pengenal pada diri ada empat Tubuh, Hati, Nyawa, dan Rahasia. Artinya Beginilah pengenal pada diri tubuh kita serta Tuhan. Artinya Ketahuilah Kekuasaan Tuhan dan Kehendaknya dalam segala sesuatu tiada yang mencampurinya. Artinya Semua kata-kata dan kalimat itu adalah kata-kata dan kalimat Tuhan. Artinya Pengenalan dengan meng-Esakan men-Tauhidkan Allah. Artinya Tidak sempurna Islam seseorang, kecuali mengenal Iman, Yang dikatakan orang beriman ialah, orang yang “Mengenal Dirinya, Mengenal Tuhannya”. Artinya Hati orang beriman, Rumah Allah. NAFAS Adapun bilangan keluar masuknya nafas dalam sehari-semalam sesuai dengan bilangan huruf Al-Qur’an = tiga juta lima ribu tiga ratus empat puluh lima. SYAHADAT Adapun Syahadat itu, “Hidupnya” Allah yang dijadikan Tubuh pada kita. Isyaratkan bahwa Tubuh kita tidak bercerai dengan Hidupnya Allah swt. SATINJA Adapun Satinja itu, Cahaya Allah yang menjadi kesucian pada hati kita, menjadi rumah-Nya orang mu’min. Isyaratkan bahwa kesucian kita tidak berpisah dengan Nur Allah swt. Jadi Hati kita tidak terpisah dengan Halusnya Allah swt. JUNNUP' Adapun Junnu itu, Halusnya Allah yang dijadkan Rasa Ni’mat pada diri kita. Di isyaratkan, tidak berpisah ni’mat kita dengan Halusnya Allah swt. PERSETUBUHAN Sebelum melaksanakan malam pertama bagi pengantin baru juga bagi pengantin lama kalau belum pernah melaksanakannya, hendaknya melakukan terlebih dahulu “Nikah Batin”. Seorang suami jangan hanya mengawini isterinya hanya tubuh kasarnya saja, tapi yang harus dikawininya ada 6 enam macam, yaitu 1 Tubuh 2 Hati 3 Nyawa 4 Rahasia 5 Tubuh Halusnya 6 Maunya Seorang suami harus meminta halalnya dari isterinya keenam macam itu. Kalau tidak tahu silahkan tanyakan kepada yang tahu. - Dimisalkan makanan yang telah dihidangkan - Maka sebelum dimakan diucapkanlah dzikirnya Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia. - Pada suapan pertama dikatakan "A" Tidak disentuh lidah. Inilah suara mula jadi. - Pada suapan kedua dikatakan "I, U" jangan disentuh lidah. Inilah “Junnu”. Selamat dunia & akhirat. - Jika sudah berulang-ulang kali suapannya, dikatakanlah "A" sebab itulah yang tidak disentuh tulisan, jangan dilupakan sampai selesai. Beginilah cara Ali dengan Fatimah. - Dalam buku Yoga dan sex, dalam waktu sekejap mata, sepasang suami isteri yang mencapai klimax dari hubungan sexnya, akan lebih dekat dengan Allah swt. Justru itu jangan kerja seperti alu, tidak ada hasil. Jadi kalau kerja pasti ada hasilnya. Apakah - Manusia berilmu? - Manusia berpangkat? - Manusia berharta?, dsb...Mudah-mudahan mengerti maksudnya. - Nabi Khaidir Bagaimana yang dikatakan “Awal Permulaan? → Nabi Muhammad saw Barang siapa yang mengetahui tentang awal permulaan ini, maka Allah Swt, mengampuni segala dosa-dosanya serta kedua orang tuanya, begitu pula segenap sanak keluarganya dan familinya, jauh maupun dekat, diampunkan segala dosa-dosanya dunia dan akhirat. Sewaktu kita masih berada di dalam pengetahuan Allah Swt., kemudia pindah kepada kenabian alam nubuah dan juga kita masih pada Angin, Air, dan Tanah. - Nabi Khaidir Siapa nama kita pada awal permulaan? → Nabi Muhammad saw Adapun mula-mula nama kita pada Allah Ta’ala - bagi laki-laki bernama ALI” - bagi perempuan bernama “FATIMAH”. - Sewaktu kita tinggal pada Darah - 1 bulan - 2 bulan - 3 bulan - 4 bulan - 5 bulan - 6 bulan - 7 bulan di dalam rahim ibu lengkaplah Tubuh, maka dibacakan “Al-Hamdu” - 8 bulan di dalam rahim ibu dibacakanlah “Qul Huwallaahu Ahad” - 9 bulan di dalam rahim ibu maka Tuhan berkata "Bersiap-siaplah untuk keluar ke dunia, disambut dengan malaikat dan rezeki yang murah, banyak, atau sedikit, demikian pula umurmu panjang atau pendek". Berkata syahadat pada Tuhan Saya takut yaa Tuhan. Kenapa engkau takut sedang Aku yang menyuruhmu? Saya takut sebab saya belum tahu siapa namamu yaa Tuhan. Tuhan berkata Alif namaku. Syahadat berkata kalau begitu sama dengan kita. Tuhan berkata Siapa namamu? Syahadat berkata Alif juga namaku. Kalau begitu sama namamu dengan nama-Ku. Ketahuilah Aku, agar engkau Ku ketahui juga. Kenalilah Aku, agar engkau Ku kenal pula. Dengan cara bagaimana aku mengetahui yaa Tuhan? Tuhan menjawab “Yaitu dengan baris diatas A. itulah sebabnya tangis pertama bayi lahir kedunia. Bila ada orang yang bertanya kepadamu, bagaimana pengetahuanmu pada Allah Ta’ala sehingga engkau dinamakan orang yang berma’rifat. Katakanlah kepadanya “saya mengetahui dengan pengenalannya sendiri, tempat saya melihat dan mengetahui, artinya dengan pengetahuannya saya mengetahui, dengan pengenalannya saya mengenalnya”. Ketahuilah olehmu tentang “Rahasia Mati” sebelum mati. Barang siapa yang telah mengetahui hal tersebut, berarti itulah orang yang telah mempersiapkan dirinya bagi Tuhannya, dan Tuhanpun tersedia baginya. Yang dimaksudkan ialah - Mandikan dirimu, bukan dengan air - Bungkus dirimu, bukan dengan kain kafan - Sembahyangi dirimu sebelum matimu - Kuburkan dirimu, bukan dengan tanah Karena sesungguhnya Tuhan telah berkata bahwa bagi hamba-Ku yang demikian itu, itulah yang tidak bercerai dengan Aku, dan lepas dari segala tuntutan dunia dan akhirat. Itulah hamba yang beriman sungguh-sungguh dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah Ta’ala semata. Adapun kematian itu ada 4 empat tingkat, yakni 1 Kematian Syariat Yaitu mengucapkan dzikir Laa ilaaha Illallah pada akhir kematiannya 2 Kematian Thariqat Yaitu mengucapkan dzikir Allah, Allah pada akhir kematiannya 3 Kematian Haqiqat Yaitu yang mengucapkan dzikir Huwa, Huwa pada akhir kematiannya 4 Kematian Ma’rifat Yaitu mengucapkan dzikir Ah, Ah, pada akhir kematiannya → Tanda-tanda Kematian Syariat Yakni Hancur tubuhnya dalam kubur → Tanda-tanda Kematian Thariqat Yakni tubuhnya tidak rusak dan kering → Tanda-tanda Kematian Haqiqat Yakni Tubuhnya utuh dan rambutnya serta kukunya bertambah panjang, wajahnya bercahaya-cahaya. → Tanda-tanda Kematian Ma’rifat Yakni tubuhnya lenyap dalam kubur, diambil oleh Malaikat, dibawa ke Tanah Suci menjadi “Wali Allah”. → Yang dikatakan “sudah membungkus diri sebelum mati ialah Lenyapkan Tubuhmu kedalam hatimu. → Sudah memandikan diri sendiri bukan dengan air ialah Lenyapkan dirimu dilaut adanya Allah. → Sudah menyembahyangi diri sendiri, ialah Rahasiamu lenyap pada Nur Muhammad, Nur Muhammad lenyap pada Nur Allah. → Tetapkan hatimu dalam keyakinan bahwa Tuhan itu Esa adanya. → Bila sudah ada nur yang tiada seumpamanya, sedang masih ada perasaan sakit dirasakan, itu belum yang sebenarnya. Jangan di ikuti. → Bila sudah merasakan ketenangan dan kenikmatan semata dan seluruh perasaan telah sujud, berarti yakinilah bahwa Tuhanmu telah ada, apakah ada Nur atau tiada, berangkatlah. Insya Allah anda telah selamat. - Adapun hikmah yang dikehendaki dalam Shalat Subuh itu, yakni mensucikan seseorang daripada kelupaan dan kelalaiannya, sehingga menetapkan hadapannya semata-mata kepada Allah Ta’ala yang tiada seumpamanya sesuatu. Itulah sebabnya maka tidak ada shalat sunnah sesudah Shalat Subuh. - Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Dhuhur itu, yaitu sucikan pandanganmu melihat ke-Esaan serta kesempurnaan Allah Ta’ala sampai memasuki waktu Ashar. - Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Ashar, yakni sucikan dirimu serta himpunkan penglihatan sempurnamu menghadap pada Himpunan Allah Tauhid Yang Maha Esa. Itulah sebabnya tidak ada shalat sunnah dibelakang shalat ashar. - Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Maghrib, yakni sucikan pendengaranmu, penglihatanmu, serta kata-katamu. - Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Isya’, yakni sucikan kegelapanmu menuju yang terang, artinya hilangkan keakuanmu, serahkan dirimu kepada yang punya diri pencipta. Jelasnya hanya Allah swt yang berkuasa, berkehendak, yang hidup seterusnya, tiada yang lain. - Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Witir, yakni menetapkan ingatan lahir dan bathin, tertuju kepada Allah semata-mata, demi untuk dan karena Allah semata. Bagi orang yang telah memiliki keyakinan yang putus adanya maka tiada lagi hal yang tersembunyi baginya, bahkan Tuhannya itulah yang paling nyata dalam segala hal. Baginya tiada perbedan diwaktu hidup didunia dan diakhirat. Mereka telah yakin bahwa hidupnya itu tidak akan mengalami kematian, sekalipun kelak akan berpisah dengan tubuhnya. Dalam arti men-Tuhankan Allah swt. itu adalah menyadari seluruh jiwanya bahwa segala bentuk serta penghayatan dirinya, pada Tuhannyalah ia mengharapkan. Sebab segala yang ada adalah hak dan milik Tuhan, bahkan dirinya sendiri telah bukan lagi miliknya. Mereka telah menyadari bahwa ke-aku-annya selama ini adalah “palsu” belaka. Adapun yang bernama itu, laksana gelombang dengan air lautan. Bila gelombang itu telah tiada sirna, maka yang ada hanya lautan itu sendiri. Jelaslah dalam hal ini bahwa gelombang itu adalah merupakan sifat dari lautan. Laksana bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang. Dengan demikian tiadalah bedanya jika kita menyadari hal ini bahwa yang bathil itu, bathil sejak dahulu, sekarang maupun akan datang. Sebaliknya bahwa “Haq” itu awal tak berpermulaan akhir tak berkesudahan, tiada ia dicakup oleh ruang dan waktu, nyata ia dibalik segala yang dinyatakan. Siapakah dia? Dia itulah yang sebenar-benarnya hakikat diri kita yang tak dapat diragu-ragukan lagi. Bahwa Dzat itulah yang bersifat, artinya bahwa hidup kita ini adalah kenyataan sifatnya, dan yang bersifat itulah yang menghidupi segala sesuatu. - Jadi yang menjadi Hidup Nyawa Muhammad dinamai “Titik”, artinya Rahasia. - Sedangkan yang dinamai “Rahasia” adalah Nur Zat. - Yang menjadi sifat itu adalah yang dinamai “NUR”, artinya Nur yang tidak berubah-ubah hidup yang tidak berubah. - Adapun Jiwanya Nyawa adam, adalah Alif, artinya Himpunan, maka Nyawa namanya. - Jadi Nyawa itu ada 2 dua, yaitu; 1. Nyawa yang dinamai “Titik” adalah Nyawanya Muhammad 2. Nyawa yang dinamai “Alif” adalah Nyawanya Adam. - Inilah yang tiga tidak berpisah Jadi bila hal tersebut telah menyata pada kita, berarti kita telah menyaksikan melihat buktinya demikian maka selamatlah anda untuk selama-lamanya, kekal abadi dunia akhirat. Inilah dapat dikatakan “kesempurnaan ilmu” atau kepastian ilmu. Segala yang dijadikan itu adalah bayang-bayang pada Tuhan. Sedang bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang adalah “Satu”. Gerak bayang-bayang itu adalah geraknya yang punya bayang-bayang. Yakinkan dan jangan ragu-ragu lagi nanti salah. NYAWA menurut Syariat = NYAWA namanya menurut Thariqat = NUR namanya menurut Haqiqat = ZAT ALLAH namanya menurut Ma’rifat = TIDAK ADA YANG LAIN KECUALI ALLAH. NABI MUHAMMAD SAW DENGAN ANAKNYA FATIMAH Nabi Muhammad saw berkata kepada anaknya “Hai Fatimah, apakah engkau masih ingat yang telah saya katakana padamu?” Fatimah menjawab “Ya saya ingat semuanya” Ingatlah sebuah “kata” yang tak berpisah dengan Tuhan, yaitu sewaktu Tuhan memesrahi sesuatu, yakinkan dalam hatimu yang bersih. Barang siapa yang menemukan pengenalan yang sesungguhnya didalam kehendak Tuhannya, itulah orang yang memakai Penglihatan Tuhannya ia melihat, Pendengaran Tuhannya ia mendengar, dengan kata Tuhannya ia berkata, dan katakanlah nama itu tidak berpisah dengan yang punya nama. Janganlah merasa ragu dalam hatimu, itulah sebabnya sehingga ada yang dikatakan “Kepastian Ilmu” atau Ilmil Yakin, Haqqul Yakin. Yakinkan dalam hatimu, tidak berpisah dengan Tuhanmu serta Rasulnya. Sebab haqiqat NYAWA yang suci itulah yang dinamakan “Muhammad” artinya orang yang dicinta. Artinya Insan itu Rahasia-Ku, dan Aku Rahasianya. Kuatkan Tauhidmu pada Allah swt. Adapun pengertian sebenarnya kalimah Laa Ilaaha Illallah yaitu “TIADA ASALKU YANG SELAIN DARI ALLAH TA’ALA” Nabi Muhammad saw berseru kepada seluruh umatnya “Ketahuilah dirimu didalam dirimu” Yakni ada 4 empat Rahasia, Nyawa, Hati, Tubuh. 1 Rahasia itu Nur Zatullah 2 Nyawa itu Nur Sifatullah 3 Hati itu Nur Asmaullah 4 Tubuh itu Nur Af’alullah. Dari ke 4 empat tersebut diatas, 3 tiga yang dapat melihat pada Allah. Allah itulah yang menjadikan semesta alam beserta isinya dan berubah-ubah, Tuhan juga yang meliputi, menembus, memesrahi beserta isinya. As-Syeikh Lukmanul Hakim bertanya kepada anaknya “Apa sebabnya Al-Fatihah dibaca dalam shalat”? Indrajaya menjawab “bahwa shalat lima waktu berasal dari surah Al-Fatihah, pada awalnya, yaitu Al-Hamdu terdiri dari lima huruf yaitu Alif Lam Ha Mim Dal Allah swt menjadikan waktu yang lima itu sebagai berikut 1 Waktu Dhuhur dijadikan dari huruf Alif-nya Al-Hamdu 2 Waktu Ashar dijadikan dari huruf Lam-nya Al-Hamdu 3 Waktu Maghrib dijadikan dari huruf Ha-nya Al-Hamdu 4 Waktu Isya’ dijadikan dari huruf Mim-nya Al-Hamdu 5 Waktu Subuh dijadikan dari huruf Dal-nya Al-Hamdu Tuak ilahi
BondaMel turut mengirim kitab-kitab lama bertulisan jawi untuk dihadiahkan kepada sahabat lamanya yang bernama Munsyi. Pada minggu-minggu pertama Mel berada di ibu kota, dia berasa sedih dan malu apabila melihat anak-anak muda yang sebangsa dengannya telah hilang maruah diri dengan mengamalkan pergaulan bebas dan menggunakan bahasa rojak.
Inilah kitab yang membicarakan sebelum alam ini dijadikan, Bermulah Allah menjadikan Nyawa Muhammad, lalu Tuhan melihat kedepan tiada sesuatu yang dilihatnya, kemudian melihat ke belakang, kekanan, dan kekiri namun tiada melihat sesuatu pun, Sedangkan Ia ingin disembah dan dipuji, tidak ada yang memuji dan menyembahnya. Maka dijadikanlah dirinya didalam dirinya, kemudian melihat ke atas dan dikatakannya ALIF, keluarlah Nur, inilah Rahasianya Muhammad, melihat ke atas jadilah Arsy, Melihat ke bawah jadilah Rahasianya. Kemudian Tuhan melihat ke depan dan dikatakannya I, keluarlah Nur, inilah Nyawanya Muhammad, melihat ke atas jadilah Kursiyah, melihat ke bawah inilah Nyawanya. Kemudian Tuhan melihat ke kanan dan dikatakan U, keluarlah Nur menjadi hatinya Muhammad, melihat ke atas inilah syurga melihat kebawah menjadi hatinya. Kemudian Tuhan melihat ke kirinya dikatakannya HA, keluarlah suatu Nur, inilah Misalnya Muhammad, melihat ke bawah jadilah misalnya. Kemudian Tuhan melihat ke belakang dan dikatakannya HU, keluarlah suatu Nur yang menjadi akalnya Muhammad, melihat ke atas jadilah Lauh-Mahfud, melihat ke bawah jadilah akal Muhammad. Kemudian Tuhan melihat ke bawah dan dikatakannya HU, keluarlah suatu cahaya, inilah bayang-bayangan Muhammad, melihat ke atas inilah hati kecil, melihat kebawahnya jadi Rupa. Kemudian Tuhan melihat kedalam diri-Nya, inilah yang menjadi Hatinya Muhammad, inilah yang dinamakan Halus, Melihat keatas inilah yang menjadi Rasa, Melihat kebawah inilah yang menjadi Air Mani, Kemudian Tuhan melihat ke sekeliling-Nya, dikatakan-Nya HUA HUA menyebarlah cahayanya, maka jelaslah Nur Muhammad didalam cahayanya laut kenyataannya Allah Ta’ala didalam cahayanya Muhammad, dikatakannya dirinya Tuhan, maka dinampakkanlah dirinya Tuhan dihadapan Muhammad, kemudian Tuhan berkata “Jadi adakah engkau yang menjadikan dirimu sehingga engkau melupakan Nyawamu disujudkan di Baitul Maujudi?” Maka berkatalah Muhammad “Engkau baru kulihat, maka sebaiknya kita masing-masing bersembunyi, barang siapa yang didapat itulah yang menjadi Hamba, yang tidak dapat diketemukan itulah yang menjadi Tuhan”. Bersembunyilah engkau Muhammad terlebih dahulu, Aku yang mencari. Maka bersembunyilah Muhammad di Wajah, di ingatan, di akal, namun setiap persembunyiannya senantiasa ditemukan oleh Tuhan. Berkatalah Muhammad, bersembunyilah, aku yang mencari. Maka bersembunyilah Tuhan di waktu 5 lima, namun Nur Muhammad tidak menemukannya. Maka berkatalah Tuhan “Carilah aku sungguh-sungguh, kemudian Tuhan berpindah menyembunyikan dirinya di Rahasia, juga Muhammad tidak menemukannya. Sehinga Muhammad berseru “Dimanakah Engkau bersembunyi, sedangkan suara-Mu kedengaran tapi aku tak melihat?” Maka Tuhan berkata “Aku bersembunyi di Rahasia” Lalu Muhammad mencarinya di Rahasia, namun Muhammad tidak dapat membuka matanya, dikarenakan cahaya terang yang tidak dapat ditembus, sehingga Muhammad berkata “Sudahlah nyatakanlah diri-Mu, Engkaulah yang menjadi Tuhan” Maka berkatalah Tuhan “Mana tanda kepercayaan-Mu dan dimana letak berdiri kepercayaanmu?” Maka dikatakanlah Muhammad “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH”, lalu Tuhan menjawab “WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH”. Ketahuilah olehmu ya Muhammad, bahwa RUPA itu adalah Sifat-Ku dan nama bagimu, Waktu itu adalah Sifatmu. Berkatalah Muhammad “bagaimana mungkin sehingga Wajah itu namaku sedangkan adalah Sifat-Mu? Berkatalah Tuhan adalah Rupa Wajah itu namamu dan Sifat-Ku, karena itulah Aku ingin disembah, dipuji, dikenal, dikasihi, digembirai, sedangkan semua itu tidak dapat dilakukan-Nya, Sehingga dengan demikian kujadikan diri-Ku dalam diri-Ku. Waktu itu adalah Nama-Ku, dan Sifat itu Rupa-Ku, sebab Aku jugalah yang menyembah diri-Ku, Sesuai dengan dalil Artinya "Adapun yang disembah dan menyembah itu adalah satu” Jadi Aku yang memuji diri-Ku, dan mengasihani diri-Ku, dan engkau kujadikan yaa Muhammad Akulah yang menjadikan diri-Ku, dalam diri-Ku, adamu itu ada-Ku-lah itu, Kenyataanmu itu kenyataan-Ku-lah itu Ketahuilah olehmu ya Muhammad, Ada-mu pada Nama-Ku yang sesungguhnya di dirimu, Adapun Sifat-Ku, ada pada DIAMMU, Adapun Rupa-Ku, ada pada I’TIKADMU, Adapun Diri-Ku, ada pada MANFAATMU, Adapun Lahir-Ku, ada pada GERAKMU, Adapun Perbuatan-Ku, ada pada PERBUATANMU, Adapun Rahmat-Ku, ada pada PERKATAANMU Yang BENAR, Adapun kehendak-Ku, ada pada HAJATMU, Adapun kekekalan-Ku, ada pada HATIMU Yang BAIK Yaa MUHAMMAD Fungsi-Fungsi Yang aku bebankan untuk mu ialah 1 Fungsi Rahasia, Kebenaran dan Alam 2 Fungsi Nyawa, Penglihatan dan Nama-Ku 3 Fungsi Hati, Niat dan Pengenalan 4 Fungsi Ingat, Angan-angan dan Kekuasaan 5 Fungsi Akal, Yang Nyata dan Kebingungan 6 Fungsi Bayang-bayang, Kepintaran dan Kebodohan 7 Fungsi Nur, Pertimbangan dan Pengetahuan. TANYA Apa sebabnya Engkau jadikan yang tujuh itu? JAWAB Aku jadikan yang tujuh itu sebab Aku ingin disembah. TANYA Dimanakan yang disembah dari yang tujuh itu? JAWAB Aku sembah Nur pada bayang-bayang “Bayang-bayang, Ingat, Hati, Nyawa, Rahasia, di Diri-Ku, dan Akulah yang sembah diri-Ku" TANYA Apa penyembahan Rahasia Pada-Mu Yaa Allah? JAWAB Penyembahan Rahasia itu, ketika ia mengatakan “A” Penyembahan Nyawa itu, ketika ia mengatakan “I” Penyembahan Hati itu, ketika ia mengatakan “U” Penyembahan Ingat itu, ketika ia mengatakan “Ha” Penyembahan Akal itu, ketika ia mengatakan “Hi” Penyembahan Bayang-bayang itu, ketika ia mengatakan “Hu” Penyembahan Nur itu, ketika ia mengatakan “Engkaulah Yang Kusembah Yaa Allah” Adapun kenyataannya Rahasia “A” Adapun kenyataannya Nyawa “I” Adapun kenyataannya Hati “U” Adapun kenyataannya Ingat “Ha” Adapun kenyataannya Akal “Hi” Adapun kenyataannya Bayang-bayang “Hu” Adapun kenyataannya Alif, Rasa, Nyawa Muhammad "Mani" Adapun Perbuatan Muhammad itu “Antara” Adapun yang dinamakan NAMA DIRIMU artinya “Kita Berdua Berdiri, Akulah itu Muhammad Adapun yang dinyatakan “Engkaulah itu Muhammad, itulah dinamakan kata “HIDUP TAK MATI” artinya yang disuruh dan yang menyuruh, Yang mengetahui hal itu serta dibenarkannya, panjang umurnya, dan disukai oleh para penguasa, dipercaya oleh orang lain, dihindarkan dari bahaya ujian Tuhan. Ketahuilah pula kemunculannya NUR Nur muncul pada bayang-bayang, Bayang-bayang muncul pada Akal, Akal muncul pada Ingat, Hati muncul pada Nyawa, Nyawa muncul pada Rahasia, Rahasia muncul pada Nur, Nur muncul pada Tuhannya. Dari situlah engkau datang dan disitu pula engkau kembali. Maka kenalilah Aku sungguh-sungguh Muhammad bahwa, “KITA TIDAK BERPISAH” Aku jadikan segala sesuatu karenamu, sedang engkau untuk-Ku, Muncullah engkau pada kenyataan, Ku nyatakan engkau dan Ku lindungi engkau. Adapun kenyataan serta pengertian ALIF itu bersumber dari titik atau Zarra atau Nyawa-berlindung, Yang dinamakan Nyawa berlindung yakni Rahasia atau Cahaya Zat dan Sifat itulah yang memperkenalkan Tuhan. Adapun iman itu tempatnya Rahasia, Artinya Rahasia adalah Cahaya Hati-Nurani, ketika baris atas, bawah dan titik itu terbagi, maka jadilah 4 empat huruf, pertama ALIF, kedua LAM dimuka, ketiga LAM dibelakang, dan keempat HA, inilah lafasnya Allah SWT. Nyawa muhammad dinamai Ma'rifat, Nyawa kita dinamakan Haqiqat, Angan angan kita dinamakan Thariqat, Tubuh kita dinamakan Syariat ialah pengetahuan tentang pengenalan diri didalam Tubuh kita. Apabila Nyawa itu melihat pada Allah SWT Rahasia namanya. Apabila Nyawa melihat pada Alam Iman namanya. Apabila Nyawa melihat pada Akhirat Nyawa namanya. Apabila Nyawa melihat ke dunia Badan jasmani namanya. Apabila Nyawa melihat kepada badan jasmaninya hati kecil namanya Artinya Adapun ilmu pada Allah, kebodohan terhadap sesuatu, Adapun ma’rifat kepada Allah, menyangkali diri, Adapun bertauhid kepada Allah, keheran-heranan Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ali ketahuilah bahwa keluar masuknya nafas itulah yang dikatakan solat batin selamanya tidak membedakan antara siang dan malam dan diwaktu tidur dan diwaktu jaga. Apabila nafas keluar dikatakannya LAA, Apabila nafas masuk dikatakannya HU, Itulah nama Tuhan serta nama Nabi yang tidak berpisah atau dinamakan SYAHADAT-DUA. Keluar nafas SUNNAH Shalat dirinya Tubuh, Masuk nafas FARDHU, dan Tanda kematiannya Ada yang dilihat seperti keranjang cermin, didalamnya ada orang seperti wajahnya diwaktu ia masih Empat puluh malam sesudah ia melihat lalu ia meninggal, empat puluh malam didalam kubur, lalu naik ke syurga pertama. Keluar nafas ILMU Shalat dirinya Iman, Masuk nafas PENGETAHUAN, Tanda kematiannya Ada yang dilihat seperti lampu lilin dikepalanya, terus naik ke langit. Tiga puluh 30 malam sesudahnya itu, ia meninggal, sekian malam didalam kubur lalu naik ke syurga yang kedua, Pegangannya pada Qur’an 30 juz. Keluar nafas DUNIA Shalat dirinya Akal, Masuk nafas AKHIRAT, Tanda kematiannya Ada yang dilihat dikepalanya cahaya keluar, lalu naik ke langit Dua puluh malam setelah itu lalu ia meninggal, sekian malam ia didalam kuburnya ia naik kelangit ketiga, Pegangannya Sifat Dua Puluh. Keluar nafas HAMBA Shalat dirinya Ingat, Masuk nafas TUHAN, Tanda kematiannya Ia melihat sesuatu seperti telur, didalamnya ada seperti masjid, cermin didalamnya, ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya. 13 tiga belas malam merikutnya ia meninggal, sekian malam pula ia didalam kuburnya lalu ia naik ke syurga yang ke 4 empat, Berdirinya Rukun 13. Keluar nafas SIFAT Shalat dirinya Hati Sanubari, Masuk nafas DZAT, Tanda kematiannya Ia melihat nur yang berdiri di pusatnya, seperti terangnya bulan ke 14, didalamnya ada orang seperti wajahnya diwaktu mudanya. Lima malam sesudahnya ia meninggal, dan sekian lama juga dikuburnya, ia naik ke syurga yang ke lima. Keluar nafas NABI Shalat dirinya Hati Nurani, Masuk nafas TUHAN, Tanda kematiannya Ia melihat “seperti rambut” berdiri diantara kedua matanya sampai ke syurga, di dalamnya ada Nur yang merah seperti matahari. 3 tiga malam sesudahnya ia meninggal, sekian malam juga di dalam kuburnya, ia naik ke syurga yang ke 6 enam, Penerapannya dalam tafakkur Mulut ditutup, nafas melalui hidung. Keluar nafas RUPA TUHAN Shalat dirinya Nyawa, Masuk nafas WALI TUHAN, Tanda kematiannya Ia melihat seperti busa-busa emas sampai di langit bulan berdiri diantara kedua kening seperti “rambut yang hijau” melekat di Arsy, ada juga seperti bulan 14 munculnya. 1 satu malam kemudian ia meninggal, semalam juga dikuburnya ia laik ke syurga yang ke 7 tujuh, Diberikan perasaan seperti orang yang sedang bersetubuh ni’matnya, Inilah berdirinya “Jibril”. Keluar nafas HU Shalat dirinya Rahasia, Masuk nafas HU, Tanda kematiannya Ia melihat permata yang jernih gilang gemilang, menjadi orang seperti dimasa mudanya, bercahaya wajahnya dan dirinya. Itulah “Halus Kita” keluar, itulah juga Nur, Itulah juga yang menjadi Tubuh kita. Pada saat lepasnya Nyawa, diberikan perasaan seperti keluarnya mani. Pada hari kematiannya itulah ia dikuburkan, hari itu juga ia naik ke syurga yang ke 8 delapan di “Arsy Kursyiyah”, Inilah yang tidak menunggu bacaan talqin, Inilah berdirinya Muhammad, Inilah yang dinamakan shalat yang berkekalan dan berkepanjangan. Tali yang tidak putus pada Allah. Kain Kafan yang tidak hancur. Jika kita berdiri untuk shalat, pada haqiqatnya ALIF itulah yang berdiri untuk shalat Maksudanya Naikkan terlebih dahulu nafasmu kemudian berdiri artinya Nyawa yang terlebih dahulu berdiri, kemudian Tubuh sebab tidak mungkin Tubuh yang dapat mendirikan Nyawa, sebaliknya Nyawa itulah yang mendirikan Tubuh, Jangan bertentangan perbuatan Tubuh dengan Nyawa, karena yang demikian itu sama halnya dengan orang yang menserikatkan Tuhan. Hal ini diibaratkan bahwa, Nyawa itu ibarat Imam terhadap Tubuh, sudah tentu Imam itu terdahulu yang berdiri kemudian ma’mum, Itulah sebabnya maka “Imam” itu wajib diketahui. Bilamana ada orang yang bertanya siapa Imammu dalam shalat, maka jawablah bahwa “Al-Qur’an itulah Imamku” Apa artinya Al-Qur’an itu? Al-Qur’an itu Kalamullah atau perkataan Tuhan, dan Tuhan itu bersifat Qadim, jadi Al-Qur’an itupun Qadim, Jadi pada haqiqatnya Tuhan itulah Imam, tanpa demikian ini berarti shalatnya tidak sah, Sebab yg dimaksudkan shalat disini ialah Dzahirnya perbuatan. “DZAHIR artinya perbuatannya Tuhan pada kita, Allah juga pada haqiqatnya, Sehingga kita bersatu kata atau sekata dengan Imam Imam dengan Ma’mum, Dikatakan “Imaman Lillahi Ta’ala”, artinya Imam karena Allah Ta’ala. Dikatakan “Ma’muman Lillahi Ta’ala”, artinya Ma’mum karena Allah Ta’ala. Imam itulah yang menggerakkan ma’mum, demikian pulalah Nyawa itulah yang menggerakkan Tubuh, dan tidaklah Nyawa itu dapat bergerak jika tidak karena kehendak Tuhannya. Bila hendak Ruku’, turunkan nafasmu dahulu, kemudian badanmu ruku’. Begitu pula I’tidal Sami Allahu Liman Hamida, naikkan kembali nafasmu, kemudian tegak. Sujud juga demikian, turunkan dahulu nafasmu, kemudian sujud. Lawan sujud juga demikian, naikkan dahulu nafasmu, kemudian mengangkat kepala kembali duduk. Demikianlah Nafas itu diikuti naik turunnya, begitulah Imam para Nabi termasuk Nabi Muhammad saw, dan para Wali, Inilah yang dikatakan “IMAM TANPA DI IMAMI”. Bila ada orang yang memakai memperkenalkan hal ini, maka itulah orang yang sah dijadikan Imam, Jadi bila ada orang yang menjadi Imam sedang ia tidak mengetahui hal ini, sedang Ma’mumnya ada yang mengetahui, maka dikatakanlah “IMAM YANG DI IMAMI OLEH MA’MUM”. Selanjutnya bila sudah membuang Takbiratul Ihram, tahanlah nafasmu sebentar, itulah yang dikatakan “Lenyap Kepada Nur Muhammad”. Adapun yang dibicarakan masalah Nahwu dan Sharaf, “huruf” Baris, dan Lagunya”. Jadi hanya masalah “Lafaz”. Bila dikatakan bahwa “Kata-Kata Tuhan Itu Bukan Huruf, Bukan Suara, Bunyi, Tidak Berawal, Tidak Berakhir, Dan Tidak Tasdik”, maka bingunglah orang-orang Nahwu dan Sharaf. Sebab bukan Huruf, Bahkan baris tiga Alif itu tidak dilihat oleh Nahwu dan Logat, Sebab huruf tidak bersambung, Sebab Alif yang ditulis dengan tinta itu menunjuk kepada Alif yang bukan tinta, Sedangkan Alif yang bukan tinta itu menunjuk kepada kata-kata Tuhan. Bila tanda kematian telah tiba, maka hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah Perbanyaklah bertobat kepada Allah swt, atas segala kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat lahir maupun batin, besar atau kecil, sengaja maupun yang tidak disengaja. Perbanyaklah berdzikir kepada Allah swt Laa Ilaaha Illallah Allah, Allah Hua, Hua Ah, Ah Serahkan dirimu sepenuhnya, artinya gaibkan dirimu kepada Nur Muhammad, dengan demikian sampailah engkau atau kekallah engkau pada Zat Allah swt, Sebab mustahil akan bercerai Nur dengan yang punya Nur, laksana matahari dengan cahayanya, Insya Allah selamatelah engkau. Sangkalah dirimu didalam rahmat Tuhanmu, jika engkau menyangka dirimu disiksa, maka disiksalah engkau, bila menyangka dirimu diselamatkan dari segala bahaya, maka diselamatkanlah engkau. Adapun tanda itu harus, artinya boleh jadi ada, boleh jadi tidak ada, tergantung kepada kehendak Allah swt, Hanya kematian itu yang pasti adanya. Adapun tanda kematian itu sebagai berikut Melihat Nur yang lebih terang dari cahaya matahari. Melihat ke langit tujuh susun tanpa halangan sampai pada Arsy Qursyiyah. Melihat Nur yang terang, tiba-tiba ada seorang laki-laki berpakaian hijau berdiri disebelah kananmu lalu memegang telunjukmu dan berkata “Lupakan saja dunia yang gelap ini, akhirat itulah yang terang, kesanalah engkau, dan Allah lebih mengetahuinya, Muhammad itu yang mendatangimu dan katakanlah “Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah, Wa Asyhadu Annaka Muhammadan Rasuulullah” Artinya Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Anda adalah Muhammad Rasulullah. Selanjutnya melihat Nur yang tidak dimengerti tak ada seumpamanya, muncul lalu lenyap, muncul lagi dan segala sesuatu sudah pada sujud, itulah tanda akhir hidupmu di dunia ini, tidak akan kembali lagi untuk selama-lamanya. Adapun perasaanmu lebih nikmat daripada bersetubuh antara suami dengan isteri. Biasa saja terjadi kalau diketahui jalannya, dan sehubungan dengan hal itu ada hadits Qudsi yang menunjangnya, yang artinya “Ingatlah Aku Allah diwaktu senangmu, maka Aku Allah mengingatmu diwaktu susahmu”. PERTANYAANNYA Manusia diwaktu senang, kapan? Dan manusia diwaktu susah, kapan? Dan bagaimana caranya mengingat Allah diwaktu senang? Adapun orang yang biasa mendapatkan kenikmatan itu, tanda-tandanya Basah disekitar alat kelaminnya, karena keluarnya air mani ketika berpisahnya Tubuh dengan Nyawa. Sewaktu mengucapkan Laa Ilaaha niatkan dirimu lenyap bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah. Kemudian mengucapkan Illallah niatkan dirimu kekal bersama Nur Muhammad pada Dzat Allah. LAILAHAILALLAH Laa Ilaaha, artinya menafikkan atau meniadakan. Illallah, artinya mengisbatkan atau mengadakan pada wujud Allah. Hati yang menarik, Nyawa yang ditarik, Rahasia tempat menarik. Cahaya Cermin itu adalah tempat Manusia. Cahaya Intan itu adalah tempatnya Muhammad. Cahaya Jamrud itu adalah tempatnya Allah swt. Maka dimasukkanlah diri-Nya didalam Cahaya Cermin, kemudian berpindah ke Cahaya Intan, kemudian ke Cahaya Jamrud didalam Nur Ilahi bersama Muhamad. Demikianlah cara pengembalian serta pengekalan para Aulia Allah. Ketahuilah bahwa Dzat Allah itu batin pada Nyawa Muhammad, sehingga tidak ada pemisahan antara Hati Nurani Nyawa kita dengan Nyawa Nabi kita serta Dzatnya Allah, artinya tubuh itu dapat bergerak, berkehendak, kuasa, hanya karena perintah dari Nyawa kita. Sedangkan Nyawa dibawah perintah Nur Muhammad, sehingga ia dapat bergerak, kuasa dan mengetahui. Adapun Nyawa Muhammad, nyata pada Dzatnya Allah, menurut dalil yang mengatakan Artinya Seandainya bukan karena engkau Muhammad, Aku tidak menjadikan segala sesuatu, Arti Haqiqatnya “Tidak berpisah Nur dengan yang punya Nur”. Mengenal Allah, Dzat, Sifat, Asma, Af’al, Diri, Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia, itulah bernama “Insan” atau “Tuhan”. Yang memerintah Tubuh kita, Af’al Perbuatan pada Allah. Yang memerintah Hati kita, Nama pada Allah. Yang memerintah Nyawa kita, Sifat pada Allah. Yang memerintah Rahasia kita, Dzat pada Allah. Sabda Nabi Muhammad SAW Artinya pengenal pada diri ada empat Tubuh, Hati, Nyawa, dan Rahasia. Artinya Beginilah pengenal pada diri tubuh kita serta Tuhan. Artinya Ketahuilah Kekuasaan Tuhan dan Kehendaknya dalam segala sesuatu tiada yang mencampurinya. Artinya Semua kata-kata dan kalimat itu adalah kata-kata dan kalimat Tuhan. Artinya Pengenalan dengan meng-Esakan men-Tauhidkan Allah. Artinya Tidak sempurna Islam seseorang, kecuali mengenal Iman, Yang dikatakan orang beriman ialah, orang yang “Mengenal Dirinya, Mengenal Tuhannya. Artinya Hati orang beriman, Rumah Allah. NAFAS Adapun bilangan keluar masuknya nafas dalam sehari-semalam sesuai dengan bilangan huruf Al-Qur’an = tiga juta lima ribu tiga ratus empat puluh lima. SYAHADAT Adapun Syahadat itu, “Hidupnya” Allah yang dijadikan Tubuh pada kita. Isyaratkan bahwa Tubuh kita tidak bercerai dengan Hidupnya Allah swt. SATINJA Adapun Satinja itu, Cahaya Allah yang menjadi kesucian pada hati kita, menjadi rumah-Nya orang mu’min. Isyaratkan bahwa kesucian kita tidak berpisah dengan Nur Allah swt. Jadi Hati kita tidak terpisah dengan Halusnya Allah swt. JUNNUP' Adapun Junnup itu, Halusnya Allah yang dijadkan Rasa Ni’mat pada diri kita. Di isyaratkan, tidak berpisah ni’mat kita dengan Halusnya Allah swt. PERSETUBUHAN Sebelum melaksanakan malam pertama bagi pengantin baru juga bagi pengantin lama kalau belum pernah melaksanakannya, hendaknya melakukan terlebih dahulu “Nikah Batin”. Seorang suami jangan hanya mengawini isterinya hanya tubuh kasarnya saja, tapi yang harus dikawininya ada 6 enam macam, yaitu 1 Tubuh 2 Hati 3 Nyawa 4 Rahasia 5 Tubuh Halusnya 6 Maunya Seorang suami harus meminta halalnya dari isterinya keenam macam itu, Kalau tidak tahu silahkan tanyakan kepada yang tahu. Dimisalkan makanan yang telah dihidangkan Maka sebelum dimakan diucapkanlah dzikirnya Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia. Pada suapan pertama dikatakan A, Tidak disentuh lidah. Inilah suara mula jadi. Pada suapan kedua dikatakan I, U, jangan disentuh lidah, Inilah JUNNUP, Selamat dunia dan akhirat. Jika sudah berulang-ulang kali suapannya, dikatakanlah A, sebab itulah yang tidak disentuh tulisan, jangan dilupakan sampai selesai, Beginilah cara Ali dengan Fatimah. Dalam buku Yoga dan sex, dalam waktu sekejap mata, sepasang suami isteri yang mencapai klimax dari hubungan sexnya, akan lebih dekat dengan Allah swt, Justru itu jangan kerja seperti alu, tidak ada hasil, Jadi kalau kerja pasti ada hasilnya Apakah Manusia berilmu?? Manusia berpangkat?? Manusia berharta??, dsb. Mudah-mudahan mengerti maksudanya. Nabi Khaidir Bagaimana yang dikatakan “Awal Permulaan? Nabi Muhammad saw Barang siapa yang mengetahui tentang awal permulaan ini, maka Allah Swt, mengampuni segala dosa-dosanya serta kedua orang tuanya, begitu pula segenap sanak keluarganya dan familinya, jauh maupun dekat, diampunkan segala dosa-dosanya dunia dan akhirat. Sewaktu kita masih berada di dalam pengetahuan Allah Swt., kemudia pindah kepada kenabian alam nubuah dan juga kita masih pada Angin, Air, dan Tanah. Nabi Khaidir Siapa nama kita pada awal permulaan? Nabi Muhammad saw Adapun mula-mula nama kita pada Allah Ta’ala bagi laki-laki bernama ALI” bagi perempuan bernama “FATIMAH”. Sewaktu kita tinggal pada Darah 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, 6 bulan, 7 bulan di dalam rahim ibu lengkaplah Tubuh, maka dibacakan “Al-Hamdu”, 8 bulan di dalam rahim ibu dibacakanlah “Qul Huwallaahu Ahad”, 9 bulan di dalam rahim ibu maka Tuhan berkata "Bersiap-siaplah untuk keluar ke dunia, disambut dengan malaikat dan rezeki yang murah, banyak, atau sedikit, demikian pula umurmu panjang atau pendek”. Berkata syahadat pada Tuhan Saya takut yaa Tuhan. Kenapa engkau takut sedang Aku yang menyuruhmu? Saya takut sebab saya belum tahu siapa namamu yaa Tuhan. Tuhan berkata Alif namaku. Syahadat berkata kalau begitu sama dengan kita. Tuhan berkata Siapa namamu? Syahadat berkata Alif juga namaku. Kalau begitu sama namamu dengan nama-Ku, Ketahuilah Aku, agar engkau Ku ketahui juga. Kenalilah Aku, agar engkau Ku kenal pula. Dengan cara bagaimana aku mengetahui yaa Tuhan? Tuhan menjawab “Yaitu dengan baris diatas A, itulah sebabnya tangis pertama bayi lahir kedunia, Bila ada orang yang bertanya kepadamu, bagaimana pengetahuanmu pada Allah Ta’ala sehingga engkau dinamakan orang yang berma’rifat. Katakanlah kepadanya “saya mengetahui dengan pengenalannya sendiri, tempat saya melihat dan mengetahui, artinya dengan pengetahuannya saya mengetahui, dengan pengenalannya saya mengenalnya” Ketahuilah olehmu tentang “Rahasia Mati” sebelum mati, Barang siapa yang telah mengetahui hal tersebut, berarti itulah orang yang telah mempersiapkan dirinya bagi Tuhannya, dan Tuhanpun tersedia baginya, Yang dimaksudkan ialah Mandikan dirimu, bukan dengan air. Bungkus dirimu, bukan dengan kain kafan. Solati dirimu sebelum matimu. Kuburkan dirimu, bukan dengan tanah. Karena sesungguhnya Tuhan telah berkata bahwa bagi hamba-Ku yang demikian itu, itulah yang tidak bercerai dengan Aku, dan lepas dari segala tuntutan dunia dan akhirat. Itulah hamba yang beriman sungguh-sungguh dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah Ta’ala semata. Adapun kematian itu ada 4 empat tingkat yakni 1 Kematian Syariat Yaitu mengucapkan dzikir Laa ilaaha Illallah pada akhir kematiannya. 2 Kematian Thariqat Yaitu mengucapkan dzikir Allah, Allah pada akhir kematiannya. 3 Kematian Haqiqat Yaitu yang mengucapkan dzikir Huwa, Huwa pada akhir kematiannya. 4 Kematian Ma’rifat Yaitu mengucapkan dzikir Ah, Ah, pada akhir kematiannya. Tanda-tanda Kematian Syariat Yakni Hancur tubuhnya dalam kubur. Tanda-tanda Kematian Thariqat Yakni tubuhnya tidak rusak dan kering. Tanda-tanda Kematian Haqiqat Yakni Tubuhnya utuh dan rambutnya serta kukunya bertambah panjang, wajahnya bercahaya-cahaya. Tanda-tanda Kematian Ma’rifat Yakni tubuhnya lenyap dalam kubur, diambil oleh Malaikat, dibawa ke Tanah Suci menjadi “Wali Allah”. Yang dikatakan “sudah membungkus diri sebelum mati ialah Lenyapkan Tubuhmu kedalam hatimu. Sudah memandikan diri sendiri bukan dengan air ialah Lenyapkan dirimu dilaut adanya Allah. Sudah mensolati diri sendiri, ialah Rahasiamu lenyap pada Nur Muhammad, Nur Muhammad lenyap pada Nur Allah. Tetapkan hatimu dalam keyakinan bahwa Tuhan itu Esa adanya. Bila sudah ada nur yang tiada seumpamanya, sedang masih ada perasaan sakit dirasakan, itu belum yang sebenarnya. Jangan di ikuti. Bila sudah merasakan ketenangan dan kenikmatan semata dan seluruh perasaan telah sujud, berarti yakinilah bahwa Tuhanmu telah ada, apakah ada Nur atau tiada, berangkatelah. Insya Allah anda telah selamat. Adapun hikmah yang dikehendaki dalam Shalat Subuh itu, yakni mensucikan seseorang daripada kelupaan dan kelalaiannya, sehingga menetapkan hadapannya semata-mata kepada Allah Ta’ala yang tiada seumpamanya sesuatu, Itulah sebabnya maka tidak ada shalat sunnah sesudah Shalat Subuh. Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Dhuhur itu, yaitu sucikan pandanganmu melihat ke-Esaan serta kesempurnaan Allah Ta’ala sampai memasuki waktu Ashar. Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Ashar, yakni sucikan dirimu serta himpunkan penglihatan sempurnamu menghadap pada Himpunan Allah Tauhid Yang Maha Esa. Itulah sebabnya tidak ada shalat sunnah dibelakang shalat ashar. Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Maghrib, yakni sucikan pendengaranmu, penglihatanmu, serta kata-katamu. Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Isya’, yakni sucikan kegelapanmu menuju yang terang, artinya hilangkan keakuanmu, serahkan dirimu kepada yang punya diri pencipta. Jelasnya hanya Allah swt yang berkuasa, berkehendak, yang hidup seterusnya, tiada yang lain. Adapun yang dikehendaki dalam Shalat Witir, yakni menetapkan ingatan lahir dan batin, tertuju kepada Allah semata-mata, demi untuk dan karena Allah semata Bagi orang yang telah memiliki keyakinan yang putus adanya maka tiada lagi hal yang tersembunyi baginya, bahkan Tuhannya itulah yang paling nyata dalam segala hal. Baginya tiada perbedan diwaktu hidup didunia dan diakhirat. Mereka telah yakin bahwa hidupnya itu tidak akan mengalami kematian, sekalipun kelak akan berpisah dengan tubuhnya. Dalam arti men-Tuhankan Allah swt. itu adalah menyadari seluruh jiwanya bahwa segala bentuk serta penghayatan dirinya, pada Tuhannyalah ia mengharapkan. Sebab segala yang ada adalah hak dan milik Tuhan, bahkan dirinya sendiri telah bukan lagi miliknya. Mereka telah menyadari bahwa ke-aku-annya selama ini adalah “palsu” belaka. Adapun yang bernama itu, laksana gelombang dengan air lautan. Bila gelombang itu telah tiada sirna, maka yang ada hanya lautan itu sendiri. Jelaslah dalam hal ini bahwa gelombang itu adalah merupakan sifat dari lautan. Laksana bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang. Dengan demikian tiadalah bedanya jika kita menyadari hal ini bahwa yang bathil itu, bathil sejak dahulu, sekarang maupun akan datang. Sebaliknya bahwa “Haq” itu awal tak berpermulaan akhir tak berkesudahan, tiada ia dicakup oleh ruang dan waktu, nyata ia dibalik segala yang dinyatakan. Siapakah dia? Dia itulah yang sebenar-benarnya hakikat diri kita yang tak dapat diragu-ragukan lagi, Bahwa Dzat itulah yang bersifat, artinya bahwa hidup kita ini adalah kenyataan sifatnya, dan yang bersifat itulah yang menghidupi segala sesuatu. Jadi yang menjadi Hidup Nyawa Muhammad dinamai “Titik”, artinya Rahasia. Sedangkan yang dinamai “Rahasia” adalah Nur Zat. Yang menjadi sifat itu adalah yang dinamai “NUR”, artinya Nur yang tidak berubah-ubah hidup yang tidak berubah. Adapun Jiwanya Nyawa adam, adalah Alif, artinya Himpunan, maka Nyawa namanya. Jadi Nyawa itu ada 2 dua, yaitu 1. Nyawa yang dinamai “Titik” adalah Nyawanya Muhammad 2. Nyawa yang dinamai “Alif” adalah Nyawanya Adam. Inilah yang tiga tidak berpisah, Jadi bila hal tersebut telah menyata pada kita, berarti kita telah menyaksikan melihat buktinya, demikian maka selamatelah anda untuk selama-lamanya, kekal abadi dunia akhirat. Inilah dapat dikatakan “kesempurnaan ilmu” atau kepastian ilmu, Segala yang dijadikan itu adalah bayang-bayang pada Tuhan. Sedang bayang-bayang dengan yang punya bayang-bayang adalah “Satu”. Gerak bayang-bayang itu adalah geraknya yang punya bayang-bayang, Yakinkan dan jangan ragu-ragu lagi nanti salah. NYAWA menurut Syariat = NYAWA namanya menurut Thariqat = NUR namanya menurut Haqiqat = ZAT ALLAH namanya menurut Ma’rifat = TIDAK ADA YANG LAIN KECUALI ALLAH. NABI MUHAMMAD SAW DENGAN ANAKNYA FATIMAH Nabi Muhammad saw berkata kepada anaknya “Hai Fatimah, apakah engkau masih ingat yang telah saya katakana padamu?” Fatimah menjawab “Ya saya ingat semuanya” Ingatlah sebuah “kata” yang tak berpisah dengan Tuhan, yaitu sewaktu Tuhan memesrahi sesuatu, yakinkan dalam hatimu yang bersih. Barang siapa yang menemukan pengenalan yang sesungguhnya didalam kehendak Tuhannya, itulah orang yang memakai Penglihatan Tuhannya ia melihat, Pendengaran Tuhannya ia mendengar, dengan kata Tuhannya ia berkata, dan katakanlah nama itu tidak berpisah dengan yang punya nama. Janganlah merasa ragu dalam hatimu, itulah sebabnya sehingga ada yang dikatakan “Kepastian Ilmu” atau Ilmil Yakin, Haqqul Yakin. Yakinkan dalam hatimu, tidak berpisah dengan Tuhanmu serta Rasulnya. Sebab haqiqat NYAWA yang suci itulah yang dinamakan “Muhammad” artinya orang yang dicinta. Artinya Insan itu Rahasia-Ku, dan Aku Rahasianya. Kuatkan Tauhidmu pada Allah swt. Adapun pengertian sebenarnya kalimah Laa Ilaaha Illallah yaitu “TIADA ASALKU YANG SELAIN DARI ALLAH TA’ALA” Nabi Muhammad saw berseru kepada seluruh umatnya “Ketahuilah dirimu didalam dirimu” Yakni ada 4 empat Rahasia, Nyawa, Hati, Tubuh. 1 Rahasia itu Nur Zatullah 2 Nyawa itu Nur Sifatullah 3 Hati itu Nur Asmaullah 4 Tubuh itu Nur Af’alullah. Dari ke 4 empat tersebut diatas, 3 tiga yang dapat melihat pada Allah, Allah itulah yang menjadikan semesta alam beserta isinya dan berubah-ubah, Tuhan juga yang meliputi, menembus, memesrahi beserta isinya. As-Syeikh Lukmanul Hakim bertanya kepada anaknya “Apa sebabnya Al-Fatihah dibaca dalam shalat”? Indrajaya menjawab “bahwa shalat lima waktu berasal dari surah Al-Fatihah, pada awalnya, yaitu Al-Hamdu terdiri dari lima huruf yaitu Alif, Lam, Ha, Mim, Dal. Allah swt menjadikan waktu yang lima itu sebagai berikut 1 Waktu Dhuhur dijadikan dari huruf Alif-nya Al-Hamdu 2 Waktu Ashar dijadikan dari huruf Lam-nya Al-Hamdu 3 Waktu Maghrib dijadikan dari huruf Ha-nya Al-Hamdu 4 Waktu Isya’ dijadikan dari huruf Mim-nya Al-Hamdu 5 Waktu Subuh dijadikan dari huruf Dal-nya Al-Hamdu.
TigaCorak Umum atau Tiga Corak Universal (bahasa Pali: Tilakkhaṇa; bahasa Sanskerta: Trilakṣaṇa) yang sering digunakan oleh mazhab Theravada, dikenal dengan sebutan Tiga Kesunyataan Mulia oleh mazhab Mahayana merupakan konsep Agama Buddha mengenai ciri umum kenyataan eksistensi seperti yang diserap oleh persepsi. Menurut tradisi Agama Buddha semua hal-ihwal atau fenomena yang hadir
Dengan memajatkan puji syukur Kehadirat Allah Swt, dengan ini saya berikan “ Risalah Insan Kamil mu Kamil ”, ini kepada Sdr i Nama Alamat …………………………………… ……………………………………. Sebagai pelengkap dari apa yang telah kami sampaikan, untuk dapat dipelajari dan diamaliyahkan pada kehidupan sehariharinya Semoga Allah Swt Ridho dan senantiasa mencurahkan Rahmat dan Nikmatnya kepada kita semua,… Amin yaa robbal alamin. Dikeluarkan di Balikpapan. Pada tanggal 5 Syawal 1430 H Oleh Adhie Shinantra Daftar isi Pengantar Pengajian Mutiara Ilmu Tawassul Ilmu Pengantar Perjalanan Diri o Fropil Maqom kedelapan Pendahuluan Pasal Kejadian Bab Asal Muasal Diri o Pasal Nama-Nama Diri Bab Mengenal Diri o Maqom Tuhan yang Sesungguhnya Pasal Sholat atau Sembahyang o o o o o o o o o o Asal Muasal Sholat Asal Waktu Sholat Pemaknaan Al-Hamdu Pasal tentang Suratul Fatekha 7 Bismillah dalam Kitab Barencong Musabab jumlah raka’at Sholat Ashrarus Sholah Rukun 13 Muqaranah Niat 4 Hal dalam Takbiratul Ikhram Bab Mematikan Diri Garis besar Sifat 20 dan Tasawwuf Sifat 20 1 5 10 11 13 16 20 28 36 39 53 58 59 61 65 65 68 69 70 74 76 79 81 84 84 Tasawwuf Tauhid Bab Amaliyah o o o o o o o o o o o o o Mendudukkan diri Tobat, Syahadat Dzikir, Takbir Tata cara beramalan Pintu Hijab 10 Pintu Syurga 8 Kesempurnaan Suami Istri Cara ber-KB Amalan supaya bertemu Nabi Do’a untuk bertemu Nabi Mandi Junub/ Janabat Mandi 9 Kisar Ruh pada diri kita 7 Nathar yang ada pada diri kita Penutup Dasar-dasar Rujukan Daftar Istilah “Khusus untuk kalangan sendiri, tidak untuk diperbanyak 89 92 94 94 95 97 97 98 98 99 99 100 100 101 101 101 103 104 113 dan diperjual belikan dengan dalih dan alasan apapun” 1 Pengantar pengajian Syareat dengan tiada hakekat adalah hampa, Begitu pula sebaliknya Hakekat dengan tiada Syareat Bathal Sia-Sia Saja Risalah ini adalah sebuah risalah yang Bermadzhab Syafi’i, yang didalam Amaliyahnya senantiasa berisikan 2 dua pandangan, yaitu • Pandangan umum yang berdasarkan aturan-aturan hukum Syar’i Hukum-hukum syareat/ hukum-hukum fikih yang mengatur semua bentuk peribadatan dan amaliyah manusia didalam hidup dan kehidupan ini, baik antar sesama makhluk hidup manusia, alam maupun yang bersifat khusus, yaitu sang pencipta Khaliq. • Pandangan khusus hikmah/tahkik , pandangan yang tersirat, dan tersembunyi dibalik semua bentuk peribadatan dan amaliyah umat manusia didalam mencapai hakikat kesempurnaan hidup dan kehidupan yang tertinggi dengan menyelarasaskan 2 ilmu disetiap bentuk peribadatannya, yaitu ilmu-ilmu yang bersifat lahiriyah serta ilmu-ilmu yang bersifat batiniyah. Risalah ini merupakan risalah rapat mupakat dari Akhli Sunnah wal jama’ah, yang turun temurun hingga saat ini sampai kepada kita semua. Diatas disebutkan bahwa, Risalah ini bermadzhaf syafi’i, yaitu suatu Madzhaf yang dibawakan, disusun dan didirikan oleh Imam Muhammad bin Idris As-syafi’i, murid dan sahabat dari Imam Malik, pendiri madzhaf Maliki. Sejarah singkat As-syafi’i. As-syafi’i lahir di Kuuzzah, pada tahun 150 H dan meninggal dunia di Mesir tahun 204 H, diusia 7 tahun Ia telah hafal Al-Qur’an, usia 10 tahun 2 Ia telah hafal kitab gurunya “ Al-Muwattaha “, walaupun pada saat itu Ia sendiri belum pernah bertemu dengan Imam Malik, baru diusianya yang ke 20, kemudian ia berangkat ke Madinah dan belajar langsung kepada pengarang kitab “Al-Muwattaha”, yang telah dihapalnya itu. Dalam beberapa masalah, Ia berbeda pendapat dengan para Imam lainnya, bahkan Ia sendiri telah mengoreksi pendapat-pendapat mereka dan menggantinya dengan pendapat yang baru yang disebut Qaulul Qadim pendapat lama dan Qaulul Djadid pendapat baru. Oleh sebab itu Ia menyatakan bahwa “Madzhaf-Ku adalah Hadits yang syah”. Ia berkata “Apa saja pendapat pribadiku yang tidak sesuai dengan Hadits yang syah, silahkan dibuang saja “. Penginkut Madzhaf As-syafi’i, bertebaran diseluruh penjuru dunia, beberapa diantaranya, ialah Mesir, Kurdistan, Indonesia, Malaysia, Yaman, India Gujarat, dan negri Afrika. Wahai Saudaraku…..! Sekedar untuk saudaraku diketahui bahwasannya didalam Islam itu nantinya akan ada 73 tujuh puluh tiga golongan atau firqoh. Rosulullah Saw bersabda “Telah berfirkah-firkah orang Yahudi, menjadi 71 Firkah dan orang Nasrani seperti itu pula, dan akan berrfirkah umat-Ku menjadi 73 Firkah “ HR. Tarmidzi dari Abu “Bahwasannya Bani Israil, telah berfirkah-firkah sebanyak 72 millah firkah, dan akan berfirkah umat-Ku sebanyak 73 firkah, semuanya masuk Neraka, kecuali satu” Para sahabat bertanya “Siapakah yang satu itu, ya Rosulullah ?”. Rosulullah Saw pun menjawab “Yang satu itu adalah orang yang berpegang beri’itiqad dengan pegangan-Ku I’itiqad-Ku dan sahabat-sahabat-Ku” HR, Tarmidzi. Ra 3 “Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan berfirkah umat-Ku sebanyak 73 firkah, yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk Neraka” Bertanya para sahabat “Siapakah firkah yang tidak masuk Neraka itu yaRosulullah ? Rosulullah Saw menjawab “Ahlussunnah wal jama’ah” HR, Thabrani “Akan ada segolongan dari umat-Ku yang tetap atas kebenaran sampai hari qiyamat dan mereka tetap atas kebenaran itu” HR, Bukhori “Barang siapa yang hidup lebih lama diantaramu, niscaya akan melihat perselisihan faham yang banyak, ketika itu pegang teguhlah sunah-Ku dan sunah Khalifah Rasyidin yang diberi hidayah, pegang teguh itu dan gigitlah dengan gerahammu” HR, Abu Dawud. Demikian yang telah diingatkan oleh Rosulullah Saw ketika itu dan peringatan itu akan tetap berlaku hingga sampai akhir zaman. 73 golongan/ firqoh yang dimaksudkan Rosulullah Saw itu, asalnya adalah 15 golongan kaum, yaitu 1. Syiah 2. Khawarij 3. Murjiah 4. Mutazillah 5. Qadariyah 6. Jabariyah 7. Najariyah 8. Musyabbihah 9. Ibnu Taimiyah Muhammadiyah Jama’ah Liberal Sunny Ahlussunah wal jama’ah Untuk selanjutnya kemudian diadakan penyusutan sehingga hanya menjadi 9 kaum golongan saja, yaitu 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kaum Syiah, terbagi dalam 22 firqoh Kaum Khawarij, terbagi dalam 20 firqoh Kaum Mu’tazillah, terbagi dalam 20 firqoh Kaum Murjiah, terbagi dalam 5 firqoh Kaum Najariyah, terbagi dalam 3 firqoh Kaum Jabariyah Kaum Musyabbihah Kaum Sunny Ahlussunah wal jama’ah Keterangan ini tersebut didalam “Kitab Bugyatul Mustaryidin”, karangan Mufti Syeikh Sayid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar beliau termashur bergelar Ba’alawi Keterangan lebih lanjut mengenai golongan-golongan yang kami sebutkan diatas tadi, akan kami himpunkan diluar dari risalah ini sebagai pendamping dari risalah yang ada ini. - “Tidaklah ada yang kita dapatkan seumur kita ini, selain dengan mengumpulkan pendapat dan kata-kata sifulan dan sifuat “. 5 Mutiara Ilmu Sahabat, ….. Jadikanlah Ma’rifat, sebagai modal yang tiada akan pernah rugi, dan akal fikiran sebagai tempat berpijak untuk mengayunkan langkah, sedangkan keridhoan adalah tujuan akhirnya. Sahabat, …… Cinta itu nafas kehidupan, sedangkan rindu adalah alat untuk datang pada-Nya. Sahabat, ……. Jadikanlah duka sebagai kawan setiamu, keteguhan adalah perbendaharaan yang tiada akan pernah susut sedangkan kefakiran patut menjadi kebanggaan. Sahabat, ……. Jadikanlah perjuangan untuk membela kebenaran sebagai perangaimu sehari-hari, sedangkan ilmu adalah senjata yang ampuh untuk meraih kemenangan, Sesungguhnya pakaian kebesaran yang mulia didalam pandangan-Nya adalah ketabahan. 6 Sedangkan hidangan yang lezat dan abadi adalah keyaqinan. Sahabat,………. Pekerjaan yang paling menguntungkan adalah menahan diri, sedangkan wakil atau perantaranya yang terpuji adalah kejujuran. Ketaatan adalah ukuran yang pasti. sedangkan percakapan yang mengasyikkan dan menggairahkan ada didalam sholatmu. Sahabat, ………… Jika ini kau pahami, maka teranglah sudah jalanmu, labuhkan dan tambatkan simpul bahteramu pada ma’rifatullah, itulah kemuliaan yang sebenarnya. -“Hai orang-orang yang beriman, ikutilah perintah Allah dan perintah Rosul dan orang yang menjadi Ulil Amri dari kamu, dan apabila berselisih, maka kembalilah kepada perintah Allah dan perintah Rosul” QS, An-Nisa’ 59 7 Ku awali menulis Risalah ini dengan menyebut Asma Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Semoga Rahmat dan Nikmat Allah Swt senantiasa tercurahkan dari-Nya untuk kita semua, semoga pula kita didalam mengarungi hidup dan kehidupan ini senantiasa didalam petunjuk dan bimbingan-Nya, dengan satu harapan, agar seluruh aktivitas yang menghiasi dan mengiringi perjalanan hidup dan kehidupan ini senantiasa bernilai Ibadah sehingga tidak satupun yang sia-sia,….Amin ya robbal ’alamin. Al-hamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan seru sekalian alam, raja diraja yang menguasai segalanya, tempat seluruh makhluk menggantungkan diri dari segala harapan dan pengharapan, hidup dan kehidupan, hingga kelak pada suatu masa sebagaimana yang telah ditentukan dan ditetapkan-Nya, maka hanya kepada-Nya-pulalah kita semua akan kembali untuk mempertanggung jawabkan seluruh amanahNya yang telah dipertaruhkan atas diri kita. Salawat serta salam, tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw, penghulu sekaligus penutup para Nabi dan Rosul yang diutus oleh Allah Swt sebagai penyempurna Akhlaq dan Rahmat bagi semesta alam. Demikian pula kepada para sahabat dan keluarga Beliau, yang dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan hati, rela berkorban dan mengorbankan segalanya, Nyawa, darah serta harta, hanya semata-mata demi untuk tegaknya kalimah Tauhid “Laa Ilaha Illallah” Tiada Tuhan selain Allah keseluruh penjuru dunia, semoga Allah Swt Ridho atas mereka dan menempatkan mereka semua pada satu tempat yang layak disisi-Nya Ila yaumil qiyamah hingga hari Qiyamat. Saudara-saudaraku sekalian…! Risalah yang tertulis disini, adalah sebuah risalah yang amat Akbar, yaitu sebuah risalah yang menyatakan kepada kita semua tentang “kebenaran“, kebenaran yang telah dipertaruhkan oleh Allah Swt atas dirikita. Kebenaran itulah yang merupakan kesudahan Ilmu bagi orang tahkik yang ma’rifat kepada Allah Swt. 8 Oleh sebab itu, maka tidak akan ada yang dapat diperoleh lebih dari pada itu walau ambiya Allah sekalipun, untuk itu renungkan olehmu baik-baik, karna perkataan yang sedikit itu, jika kamu paham dan mengerti, maka maknanya amat besar sekali bagi hidup dan kehidupanmu baik didunia maupun diakhirat kelak. Wahai saudaraku sekalian….!, Risalah ini sengaja kami himpun dan kami tulis semata-mata hanya karna mengharapkan ridho Allah, karna kami sendiri yaqin bahwa hanya dengan ridho-Nya lah, maka risalah ini insya Allah akan membawa mamfaat dan kebaikan bagi kita semua, sehingga didalam mempelajari dan memahaminya kita semua akan senantiasa mendapatkan petunjuk dan hidayah dari-Nya, diberikannya Ilmu pengetahuan dan diberikannya kemudahan-kemudahan dalam segala urusan terutama dalam menyingkap rahasia-rahasia-Nya. Wahai saudara-saudaraku semua….! Pada bagian-bagian tertentu didalam risalah ini nantinya saudaraku akan banyak dihadapkan dengan perkataan-perkataan dan pernyataanpernyataan yang amat musykil dan tidak layak serta tidak pantas rasanya untuk diutarakan dan diperbincangkan, untuk itu demi kebenaran yang sesungguhnya, maka sebelumnya izinkanlah kami memohon ampun dan maaf yang sebesar-besarnya atas kelancangan kami ini serta berpesan kepada saudaraku semua agar “ Janganlah kamu angkat bicara dan membicarakan risalah yang ada ini, terkecuali jika memang kamu sepaham dan sependapat dengannya, karna apa yang kami sampaikan didalam risalah ini cara pakainya bukan untuk pakaian jahir semata pakaian luar, akan tetapi merupakan pakaian batin pakaian dalam yang tersembunyi didalam yang jahir, sifatnya sangat rahasia sekali, cukup dirimu saja yang boleh tau, karna jika ini terungkap dan keluar dari dirimu, dikhawatirkan akan dapat menimbulkan fitnah yang amat besar nantinya dikalanganmu sendiri, untuk itu berhati-hatilah wahai saudaraku, jangan sampai kita bercerai-berai hanya karna perbedaan pandangan dan perbedaan pendapat, karna jika kita mengetahui dan paham akan maksudnya maka sesungguhnya sudah tidak akan ada lagi yang harus dipertentangkan dan dipermasalahkan serta diperdebatkan“. Pandai-pandailah membawa diri, gunakan waktu yang tersisa pada diri mu itu dengan sebaik-baiknya, niscaya Allah Swt akan senantiasa 9 mencurahkan Rahmat dan Nikmatnya serta membukakan seluruh pintupintu hijab, menghalau kebimbangan dan keragu-raguan yang ada atas dirimu, karna sesungguhnya memang tidak ada yang patut dan pantas untuk dibimbangkan dan diragukan lagi, semua nyata dan jelas jika kamu sudah mengetahuinya. “Jangan kamu berfikir dan memikirkan serta mencari akan Dzat Allah, niscaya kamu tidak akan pernah menemukannya, karna Ia sudah Laitsya atas dirimu, baginya tiada jarak, tiada ruang dan waktu serta tiada tempat atas dirimu dan alam semesta ini, tugasmu hanya sekedar memikirkan dan merenungkan saja, apa sesungguhnya mamfaat yang dapat kamu peroleh dengan adanya Dzat Allah ta’ala itu bagi hidup dan kehidupan dirimu”. Peringatan Camkan dan perhatikanlah wasiatku ini baik-baik wahai saudaraku semua….! Berhati-hatilah didalam menuntut dan mempelajari Ilmu tentang “ Pengenalan Diri “ ini, perhatikan dan renungkan serta bertanyalah jika memang kamu tidak memahami dan mengetahuinya, itu akan lebih baik dan mamfaat bagimu. Ilmu pengenalan diri ini laksana Air dan minyak didalam satu bejana, air dan minyak tidak akan pernah bersatu, ada jarak dan sekat pemisah yang sangat tipis sekali, Salah ketika kamu menggerak minyaknya, maka airpun akan ikut bergerak. Untuk itu maka carilah olehmu guru atau pembimbing yang benar, mintalah petunjuk padanya agar ketika minyak digerak, air tidak akan ikut tergerak. Untuk itu sekali lagi kami berpesan benar-benar, berhati-hatilah didalam menuntutnya.. 10 Tawassul Ilmu o Ila Hadratin Nabiyil Mustafa, Rosulillah Saw, Syai’ul lillahi lahumul Fatekha……………….……Fatekha 1x o Abu Bakar wa Umar wa Utsman wa Ali waan qulli sahabati Rosulillah Saw o Wabil khusus, Balia Ibnu Mulkan Ismul Khaidir As o o o o o o o o o o o o o o Wa Syachona Abdul Qodir Al-Jailani Wa Syachona Muhammad saman Al-Madani Wa Syachona Junaid Al-Bagdadi Wa Syachona Ahmad At-tizani Wa Syachona Muhammad Arsyad Al-Banjari wa jurriyatihim Wa Syachona Djaini bin Abdul ghoni Wa Syachona Muhammad Nafis Wa Syachona Abdus Shomat Al-Palembangi Wa Syachona Abina Ibrahim bin Muhammad Wa Syachona Sohibul wafa tajul Arifin Wa Auliya ika ya Allah, minal masyrik wal magrib Wal Kutub wal Ghaus wal abdhol iya wan nijam Wa jasad war ruh wa taubatan nasuha Walijami’il Muslimin wal Muslimat, wal Mu’minin wal mu’minat min ummati Muhammadin Saw o Wa ala hajjihin Niat …………………Bibarkati Syaidina Rosulillah Saw, Al-Fatekha …………………Fatekha 1x Keterangan Masukkan niat ketika sampai pada “ wa ala hajjijin niat “ 11 Pengantar Perjalanan Diri “Al-Insanul Kamil Mu kamil ”, demikianlah kami memberikan Nama pada risalah ini. Allah Swt, telah berfirman “Aku ciptakan Manusia itu dalam bentuk yang paling sempurna, apa bila ia ingkar kepada-Ku, maka akan Aku lemparkan ia kesuatu tempat yang amat hina, bahkan lebih hina dari pada yang hina “. Pada fitrahnya, sesungguhnya anak manusia itu ketika terlahirkan ia sudah dipandang sempurna oleh Allah Swt, seandainya pada saat itu ia dipandang belum sempurna oleh Allah Swt, maka sekali-kali ia tidak akan pernah terlahirkan kemuka bumi ini. Kehadiran dalam bentuk yang sempurna itulah, maka disebut ia Insan Kamil, yaitu Insan yang telah sempurna menurut Hukum Allah Swt, akan tetapi kesempurnaannya belum lagi Mukamil diatas kesempurnaan. Agar dapat Ia mencapai derajat sempurna diatas dari kesempurnaan, maka padanya dibebankan tugas dan amanah yang harus ia laksanakan tahap demi tahap secara kontinyu dan berkesinambungan sampai menjadi terang baginya kesempurnaan itu. Bila didalam perjalanannya ia berhasil dan sukses meraih kesempurnaan itu, maka Allah Swt akan senantiasa menjamin dirinya, hingga suatu masa apa bila ia kembali kepada Allah Swt, iapun akan kembali dalam keadaan yang sempurna. Maksudnya Ia akan kembali kepada awalnya, yaitu • Dari tiada • Kemudian diadakan • Pada akhirnya kelak ia akan kembali pada ketiadaan tanpa ada yang tertinggal dan ditinggalkan walau sehelai rambutpun. Perumpamaan atau i’tibarnya adalah Sbb Ketika kita akan keluar dari alam rahim, Allah Swt membekali kita tugas dan kewajiban yang harus kita kerjakan dan harus selesai batas waktu yang telah ditentukan dan kita menyepakatinya, apabila batasan waktu itu habis, sementara tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada kita itu juga 12 semuanya telah terselesaikan dengan baik, maka ia akan kembali keasal dengan tanpa meninggalkan bekas sedikitpun lenyap, namun apabila tugas dan kewajiban itu tidak terselesaikan dengan baik, sekalipun ia kembali keasal tapi ada saja bagian dari tubuhnya yang tertinggal tidak lenyap Para Sufi mengklasipikasikan orang-orang yang kembali kerahmattullah itu berdasarkan pekerjaannya didalam menyelesaikan tugas dan kewajibannya yang telah Allah Swt amanahkan atas dirinya, Sbb • Orang Syareat matinya hancur tubuhnya rusak dan berbau yang tersisa hanya tulang belulang saja • Orang Tarekat matinya kurus kering dan kotor karna ketika menjelang ajal ia selalu buang-buang air dan kotoran, kotoran yang ia keluarkan sudah tidak bisa ia tempatkan lagi pada tempat yang semestinya. • Orang Hakekat matinya tidak rusak, bila suatu saat kuburnya dibongkar maka akan ditemukan jasadnya itu utuh tanpa ada yang kurang atau berubah sebagaimana ketika ia dikuburkan dulu. • Orang Ma’rifat matinya hilang lenyap tanpa meninggalkan bekas dan jejak walau sehelai rambutpun, artinya ia kembali pada asalnya yaitu dari tiada kemudian ada dan pada akhirnya kembali pada ketidak adaan Sempurna. Silahkan anda mempertanyakannya pada diri anda sendiri, kira-kira saat ini anda duduknya dimana Disyareatkah, ditarekatkah, dihakekatkah atau dima’rifatkah….?, Jawabnya, hanya anda sendiri saja yang tau. Untuk mencapai derajat kesempurnaan Insan kamil mu kamil, hanya ada 3 tiga jalan yang bisa dipergunakan sebagai rujukannya, yaitu 1. Mengenal asal muasal diri 2. Mengenal diri 3. Mematikan diri Ketiga jalan itu berisikan “Tauhid” sebagai pokok dan landasan serta dasar dari sebuat nilai kebenaran, yang Allah Swt pertaruhkan atas diri kita ini. Risalah yang ada ini, kami kaji dan kami telaah dari sudut pandang maqom kedelapan, yaitu suatu maqom tentang rahasia ilmu Haq Allah ta’ala. 1 3 Profil Maqom kedelapan Maqom Syara ul Hisab Maqom ke delapan, begitulah kami menyebutkannya didalam ilmu, sesungguhnya sebutan itu hanya sebatas nama saja, atau sebatas keterangan yang menerangkan tentang identitas formal jati diri yang sesungguhnya, dalam rangka mengekspresikan maksud dan tujuan, yang tersurat maupun yang tersirat, yang nyata maupun yang tersembunyi pada pernyataan dan kenyataan diri kita yang sebenarnya, dengan satu harapan kiranya diri ini dapat terhantarkan hingga sampai pada hakikat kesempurnaan hidup yang sebenarnya. Maqom ke delapan juga bukan suatu maqom yang khusus dan istimewa, sebab kelak bila kita telah mencapai pemahaman yang sebenarnya, maka maqom itupun akan lenyap dengan sendirinya, kembali kepada arti awalnya yaitu hanya sebuah nama dalam sebutan saja. Maqom kedelapan, juga disebut Maqom Perjalanan Syaraul Hisab atau Maqom perjalanan Rahasia ilmu Haq Allah ta’ala, atau dapat juga disebut dengan Maqom Perjalanan Baginda Rosulullah Saw, kedudukannya satu tingkat diatas maqom Ladduni maqom ke-tujuh didalam perjalanan 99. Disebut Maqom Ilmu Haq Allah ta’ala oleh karna apa yang dikaji dan dibicarakan pada maqom ini adalah sesuatu yang sifatnya Haq bagi Allah, sedangkan jika dikatakan Maqom Perjalanan Baginda Rosulullah Saw, oleh karna didalam amaliyahnya, apa yang telah diperintahkan, dianjurkan dan dicontohkan oleh Baginda Rosulullah Saw, itulah yang senantiasa diterapkan dikerjakan dan dilaksanakan didalam hidup dan kehidupan ini. Ini mengisyaratkan kepada kita bahwa maqom kedelapan adalah maqom tertinggi atau maqom terakhir. Allah Swt, berfirman “Sesungguhnya telah ada pada diri Rosulullah itu Suri Tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Qiyamat dan Ia banyak menyebut Nama Allah” QS, Al-Ahzab 21 14 Rosulullah Saw, berpesan “Aku tinggalkan dua pusaka atas diri kalian semua, yang mana apabila kalian semua berpegang teguh atasnya, maka selamanya kalian semua tidak akan pernah sesat, kedua pusaka itu ialah Kitabullah Al-Qur’an dan Sunnattullah Al-Hadits“ Allah Swt, juga mengingatkan kepada kita “ Sesungguhnya Agama yang syah dan benar pada pandangan Allah, ialah Islam “ QS, Ali Imran 19 “ Barang siapa mencari Agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklahakan diterima Agama itu dari pada-Nya, dan diakhirat mereka termasuk orang-orang yang rugi “ QS, Ali Imran 85 Adapun pokok-pokok kajian yang diulas dan dibahas pada maqom kedelapan ini berkisar pada permasalahan yang pokok dan mendasar sekali, yaitu mencari dan mengenal jati diri yang sesungguhnya. Sebab apabila hal ini tidak kita ketahui, maka sesungguhnya kita termasuk didalam golongan orang-orang yang merugi. Allah Swt, berfirman “Demi masa sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, terkecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh yang saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat kepada kesabaran” QS, Al-Ashr 1 – 3 Dalam perjalanannya, pokok-pokok kajian itu di klasifikasikan menjadi 3 tiga bagian atau tahapan, Tahaf pertama, yaitu mengetahui akan asal muasa diri kita yang sesungguhnya, dari tiada, kemudian diadakan untuk kemudian kembali ditiadakan. Allah Swt, berfirman “Hendaklah kamu manusia memikirkan akan asal kejadian dirimu” 15 Tahaf kedua, yaitu mengenal diri, siapa sebenarnya diri kita ini diri yang sebenar-benarnya diri yang hidup dan tidak akan pernah mati. Rosulullah Saw, bersabda “Barang siapa mengenal akan dirinya, niscaya ia akan kenal Tuhannya, Kenal Tuhannya maka binasalah Jasadnya” Tahaf ketiga, mengetahui asal muasal diri, juga mengetahui akan diri yang sebenar-benarnya diri, maka perjalanan akan berakhir pada proses mematikan diri belajar mati, mati yang dimaksud adalah mati secara ma’nawiyah bukan mati Hissiyah atau mati jasad laksana jenazah. “Rasakanlah mati sebelum engkau mati” Jika ketiga tahapan itu mampu dikuasai dengan baik dan benar, maka dipandang sempurnalah sudah I’itiqtnya dan sempurnalah dirinya, seluruh aktivitas kesehariannya baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja, yang nyata maupun yang tersembunyi, dari membuka mata sampai kembali akan menutup mata tidur bahkan selama dalam ingat maupun tidak ingat, seluruhnya akan bernilai ibadah dalam pandanganNya tidak ada yang sia-sia. Allah Swt berfirman “Tidak Ku ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku ” Dzariyaat, ayat 56 Rosulullah Saw, bersabda “Sesungguhnya diri anak Adam itu adalah dosa yang besar, terkecuali ia mengetahuinya” Dem ikian sekilas tentang “Profil Maqom Kedelapan” yang dapat kami sampaikan sebagai bagian dari pengantar Perjalanan mengenal diri. - Sebagai sarana informasi, silahkan kunjungi wab site Air Setitik 16 Pendahuluan B ermula Agama itu, ialah “ AWALUDDIN MA’RIFATULLAH “ Awal Agama ialah mengenal Allah Hadits Rosulullah Saw Tidaklah seseorang itu dipandang beragama, bila ia tidak tau dan kenal akan Allah, hendak diaqadkan idzab qobul kemana seluruh akitivitas peribadatannya, sementara keyaqinan dan keimanan yang ada dirinya hanya sebatas bualan saja, bersyahadat, tetapi syahadatnya hanya sekedar pemanis bibir saja, palsu, kosong dan dusta belaka saja taqlid buta. Ia tau dan kenal akan Allah hanya sekedar dengar-dengar saja, dari kata si A dan Si B atau dari sebab-sebab lainnya. Jika ditanya apa agamamu, tanpa rasa malu ia berucap “ Islam “ sementara keilmuan tentang Islam yang ia miliki cetek dan dangkal sekali bahkan hampir-hampir tidak ada. Islam yang ia anut hanya Islam ikut-ikutan atau Islam keturunan saja, kakek dan nenek, ayah dan ibunya Islam lalu ia mengaku sudah Islam, betapa naifnya dan hinanya hal itu andai kata terjadi atas diri kita, maka sangat wajar dan lumrah jika keberadaan akan Allah itu hanya ada dalam persangkaannya semata, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt didalam hadits Qudsy “ Aku ada hanya dalam sangka-sangka hamba-Ku saja “ Betapa rugi dan celakanya, jika kita mempunyai Aqidah dan keyaqinan yang keliru dan salah, menganggap Tuhan, apa yang sebenarnya bukan Tuhan, menganggap Nabi, apa yang sebenarnya bukan Nabi, begitu pula dengan Rosul, Al-Qur’an dan hari Akhir. Dengan penuh keangkuhan dan kesombong diri, ia berani berikrar dan berani angkat saksi, mengikrarkan dan mempersaksikan sesuatu yang ia sendiri tidak mengetahui akan kebenarannya. “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi pula, bahwa Muhammad itu benar pesuruh dan utusan Allah “ 17 Mempersaksikan tentang Tuhan sedangkan Tuhan yang ia persaksikan itu hanya ada dalam ilusi dan imaginasi fikirnya saja, begitu pula dengan persaksiannya tentang Muhammad hanya isapan jempol semata. Bukankah ini artinya suatu kebohongan besar yang telah ia cipatakan dan ia lakukan tanpa ia sadari. Misalkan ia didudukkan didalam sebuah persidangan dalam kasus pembunuhan, kemudian ia dihadirkan sebagai saksi, oleh yang berwenang ia diminta untuk bersaksi atas kasus pembunuhan itu, kemudian saksi yang ia berikan itu bohong, rekayasa, dusta dan palsu, kira-kira apa yang akan terjadi atas dirinya……? Jangan-jangan dirinyalah yang akan tervonis sebagai tersangka akibat kebohongan dan kepalsuan yang ia ciptakan sendiri. Apakah yang seperti ini yang dikatakan “Islam”, seandainya memang demikian kenyataannya yang terjadi, maka sesungguhnya kitalah orangnya yang ingkar dan lalai itu, sebagai mana yang telah difirmankan oleh Allah Swt didalam Al-Qur’an “Demi masa sesungguhnya manusia itu senantiasa sidalam kerugian“ Sangat wajar sekali jika keimanan dan keislamannya diragukan dan dipertanyakan, Naudzu billahi mindzalik,Summa naudzu billah. Terlepas dari itu, hal lain yang perlu juga untuk diketahui adalah ketika kita akan menafsirkan akan ayat-ayat Allah atau firman-firman Allah, perlu 2 dua hal yang harus kita ketahui, yaitu Penafsiran secara Jahiriyah atau tafsir jahir tersurat Penafsiran secara Batiniyah atau tafsir batin tersirat Allah Swt, menegaskan dalam firmannya “Segala sesuatu itu aku ciptakan saling berpasang-pasangan” Tidak satupun yang Allah ciptakan didunia ini, yang tidak saling berpasangan semua saling berpasangan, ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada hidup dan ada mati, begitu seterusnya semua saling berpasangan-pasangan. 18 Sebagian ulama mengatakan, bahwa dari kedua penafsiran itu, maka penafsiran secara batiniyah atau tafsir batin itulah yang kebanyakan akan menyalahi kaidah-kaidah umum secara jahirnya, karna bukan yang tersurat yang diambilnya, tetapi justru hikmah yang tersiratlah yang diambil dan dijadikan pegangan batinnya, maka apabila kamu akan masuk pada penafsiran secara batiniyah maka tinggalkan olehmu akan kaidah-kaidah jahir tinggalkan olehmu pandangan-pandangan jahiriyah yang bersifat umum itu sebabnya mereka yang mau masuk kebatin itu tidak banyak jumlahnya, jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang hanya masuk pada permukaan atau jahir saja. Didalam Islam pun, kita juga mengenal akan adanya beberapa tingkatantingkatan, seperti o Tingkat Awam, o Tingkat Khawas o Tingkat Khawasul Khawas. Ketiga tingkatan itu, satu dengan yang lainnya sangat jauh perbedaannya. apa kiranya yang dicari oleh orang-orang Arif Billah itu, pastilah akan menyalahi dan bertolak belakang dengan apa yang dicari oleh kebanyakan orang, maka tidaklah mengherankan jika mereka yang mau masuk kebatin itu jumlahnya tidak sebanyak dan seramai seperti mereka-mereka yang hanya masuk kejahirnya saja, sebagai mana yang kami sebutkan tadi. Bagi mereka-mereka yang sudah mencapai maqom Arif Billah kenal kepada Allah, maka bicaranya bukan pada lidah lagi, juga bukan pada hati, bukan pada Ruh dan juga bukan pada Sirr lagi, akan tetapi yang ada hanya diam saja, karna memang sudah tidak akan ada lagi yang mau dibicarakannya, apa lagi mengenai hamba, karna sesungguhnya hamba itu sendiri pun tidak ada. Berbeda dengan mereka orang-orang jahir, bicaranya hanya sebatas lisan saja, masukkah sudah kehati….?, Belum. Dan jika pembicaraan yang keluar itu kuwalitetnya hanya sebatas lisan saja, maka pembicaraan itu tidak akan pernah memberikan bekas, minimal pembicaraan itu bersumber dari hati, sehingga pembicaraan itu akan memberikan bekas dan mamfaat, itulah yang sesungguhnya. Kembali kita kepada “ Awwaluddin Ma’rifatullah “ 19 AwalA wal Agama, ialah mengenal Allah atau awal Agama ialah mengetahui akan Sirr Allah, yaitu Sirr Allah Rahasia Allah yang ada atas dirimu Rahasia yang telah Allah letakkan dan pertaruhkan atas dirimu tidak kamu ketahui, maka selama itu pula kamu belum lagi dipandang orang yang beragama dan selama itu pula seluruh aktivitas peribadatanmu yang dulu, sekarang dan yang akan datang seluruhnya tetap dipandang tidak syah dan sia-sia saja. Rosulullah Saw, bersabda “Barang siapa menyembah Allah, dan ia tidak tahu dengan yang empunya nama Allah itu, maka dihukumkan bagi mereka itu, seperti hanya menyembah nama saja, bukan menyembah siempunya nama “ “B arang siapa menyembah nama, tiada ia mengetahui dengan yang empunya nama, maka orang itu kafir lagi jahil, dan barang siapa menyembah-nyembah nama Allah, tetapi ia tidak tau dengan yang empunya nama Allah itu, maka ia dihukumkan batal perkataan, yaitu sia-sia saja “ “Diri anak Adam itu dosa yang besar, terkecuali ia mengetahuinya “ Menyikapi hal itu, Rosulullah Saw, memberikan solusi. “ Menuntut Ilmu itu Hukumnya wajib, bagi setiap laki-laki Muslim dan perempuan Muslim “ “ Tuntutlah ilmu itu, walau sampai kenegri Cina “ “ Tuntutlah ilmu itu dari buaian hingga keliang lahat “ Pada profil maqom kedelapan, disebutkan bahwa, ada 3 tiga tahapan, yaitu Mengetahui asal muasal diri, Mengenal diri yang sebenar-benarnya diri, dan Mematikan diri mati dalam pengertian ma’nawiyah. Sebagai pembuka sebelum kita sampai pada tahapan yang pertama yaitu mengetahui akan asal muasal diri, maka kita mulai pembicaraan dan pengkajian ini dengan terlebih dahulu membicarakan tentang pasal kejadian sebagai mana tersebut dibawah ini 20 Pasal Kejadian Bermula yang sebenar-benarnya asal kejadian dari pada Nur Muhammad itu, berlangsung didalam alam yang kosong kekosongan, artinya kosong tiada siapa-siapa, pada saat itu Tuhan-pun belum lagi bernama Allah, Aras dan Qursy juga belum ada, langit, bumi, syurga dan neraka serta firman pun juga belum ada, semua kosong, semua hening dan semua hampa.. Dalam kondisi demikian itu, lalu Tuhan ketika itu belum lagi bernama Allah menjahirkan untuk yang pertama kali dengan ilmu-Nya ialah Nur, yang kemudian kita kenal dengan nama Nur Muhammad yaitu dari pada Nur Zat-Nya. Penjahiran Nur Muhammad kala itu, berlangsung didalam satu alam yang bernama “Alam Satiyaril Ghaib Satiyaul Buhti”. Keterangan Ketika Nur Muhammad itu dijahirkan dari pada Nur Zat-Nya, proses itu berlangsung didalam satu alam dan dihari yang ghaib Alam hari Zat Zatul Buhti, jadi bukan dialam dunia, akan tetapi disuatu alam yang dialam itu nama Zat Wajibal Wujud-pun juga belum ada Nurul Bahtinul lati namanya. Setelah itu barulah kemudian Nur Muhammad itu diturunkan kealam Sir Zat Ilbuhgti, yaitu alam rahasia yang ada dibagian diri Tuhan, ketika itu masih belum bernama Allah, bahkan awal nama-Nya pun masih gaib dan tersembunyi, setelah Nur Muhammad diturunkan lagi kealam Ilmu Alam pengetahuan, untuk selanjutnya kemudian Nur Muhammad itu diturunkan kealam dunia. Ketika sudah berada dialam dunia dunia yang dimaksud disini bukan dunia seperti yang kita tempati seperti sekarang ini tetapi dunianya Nur Muhammad itu sendiri barulah Ia tajalli, dan ketika itu Ia tidak melihat siapa-siapa melainkan hanya dirinya sendiri. Ia pun berkata Asyhadu Anla Ilaha Illallah “ Tiada yang ada hanya Aku “ Inilah Syahadat Nur Muhammad ketika dialam Zatul Buhti 21 Berkatalah Nur Muhammad dengan lantangnya tanpa ada sedikitpun keraguan atas dirinya “ Akulah Tuhan “ Hal ini wajar-wajar saja, sebab memang pada saat itu, Ia tidak melihat siapa-siapa, melihat keatas, kebawah, kedepan, kebelakang, kekanan dan kekiri tidak ada siapapun yang besertanya, yang ada hanya dirinya sendiri. Pengakuan Nur Muhammad itu ternyata mendapat respon dari Tuhan yang ketika itu masih belum lagi bernama Allah Asyhadu Anna Muhammadar Rosulullah “Ya Nur, diri engkau itu kujadikan dari pada Nur Zat-Ku, kelak sekalian alam ini akan jadi dari pada engkau wahai Nur kekasih-Ku“ Inilah Syahadat Zat Wajibal Wujud, dan inilah asal dari pada kejadian Syahadat seperti yang kita ketahui saat ini Betapa terkejut dan tersentaknya Nur Muhammad ketika itu, kala Ia mendengar perkataan dari Nur Zat Allah. Ia pun berkata “Ternyata bukan diriku yang awal pertama, ada yang lebih awal dari diriku, seraya Ia bermunajat kepada Nur Zat Allah, dengan mengangkat Zikir Awal Zikir awal Nur Muhammad dan Salawat Awal Salawat awal Nur Muhammad sebagai permohonan dan permintaan do’a, Ia kepada Nur Zat Allah”. Laa Ilaha Illallah Muhammaddur Rosulullah “Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, hai Tuhan-ku bahwasannya diriku ini dari pada Ujud diri-Mu“ Inilah asal kejadian Zikir Nurul Haqqullah Air Laa Ilaha Illallah “Tiada yang disembah melainkan Allah, hai Tuhanku bahwasannya diriku ini dari pada Air Nuktah cahaya diri-Mu“ Laa Ilaha Illallah Muhammaddun Astagfirullah “Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, hai Tuhanku bahwasannya aku minta ampun, bertaubat aku kepada engkau yang telah engkau terima” Inilah asal kejadiannya Taubat 22 Kun Sholli Ala Muhammad “Jadilah, maka jadilah diriku sebagai mana yang telah engkau kehendaki, jadilah atas diriku “ Inilah asal kejadiannya Salawat Kemudian Nur Zat Allah ta’ala berkata kepada Nur Muhammad o Ketahuilah olehmu hai Nur, bahwasannya Aku jadikan Zat-Ku itu untuk menjadi Nyawa kepadamu. Aku jadikan Sifat-Ku itu untuk menjadi Tubuh kepadamu Aku jadikan Asma-Ku itu untuk menjadi Nama kepadamu Aku jadikan Af’al-Ku itu untuk menjadi Kelakuan kepadamu o Ya Nur, asal kejadian dirimu itu dari pada Zat-Ku, dan asal kejadian dirimu itu akan menjadikan seluruh ummat-mu. o Ya Nur, Aku berpesan kepadamu bahwasannya Jadikanlah nyawamu itu, menjadi rahasia kepada ummatmu, Jadikanlah tubuhmu itu, menjadi ruh kepada umatmu, Jadikanlah kelakuanmu itu, menjadi hati kepada ummatmu, Apabila Aku memuliakan dirimu, maka itu sama juga Aku memuliakan atas ummatmu. o Ya Nur, Aku wajibkan atas ummatmu itu untuk ia mengenal akan asal kejadian dirinya dan Aku wajibkan pula atas ummatmu itu agar ia mengenal akan Agama-Ku dan Aku wajibkan pula atas ummatmu itu untuk mengenal akan dirinya dengan sungguh-sungguh dengan sebaik-baiknya pengenalan. o Ya Nur, titikkanlah air nuktahmu itu untuk menjadikan malaikat yang 4 empat, Titikkan yang pertama, bernama Nur Mada, Titikkan yang kedua, bernama Nur Madi, Titikkan yang ketiga, bernama Nur Mani Titikkan yang yang keempat, bernama Nur Manikam Apabila engkau berucap, Iya Kun jadi Jibril, maka jadilah ia Jibril. 23 Apabila engkau berucap, Iya Kun Fayakun jadi Mikail, maka jadilah ia Mikail, Apabila engkau berucap, Iya Kun Fayakun Jadi Isrofil, maka jadilah ia Isrofil Apabila engkau berucap, Iya Kun Fayakun jadi Idzroil, maka jadilah ia Idzroil. o Ya Nur, perintahkan olehmu Malaikat Jibril, agar anasirnya menjadikan Bumi tanah Malaikat Mikail, agar anasirnya menjadikan Air Malaikat Isrofil, agar anasirnya menjadikan Angin Malaikat Idzroil, agar anasirnya menjadikan Api Selanjutnya perintahkan pula olehmu wahai Nur, kepada Malaikat Jibril, mengambil Tanah dialam Akbar lembaga Adam. Malaikat Mikail, mengambil Air dialam Mualaq lembaga Adam Malaikat Isrofil, mengambil Angin dialam Izzati lembaga Adam Malaikat Idzrail, mengambil Api dialam Amarah lembaga Adam. untuk kujadikan untuk kujadikan untuk kujadikan untuk kujadikan o Ya Nur, Aku gaibkan diri-Ku dengan kehendak-Ku, dan setelah itu Aku gaibkan pula engkau hai Nur, maka gaiblah engkau kealam Sirr, Alam Ruh, Alam Nur, baru setelah itu Aku jadikan dunia ini, akan tetapi masih dalam keadaan kosong dan belum ada isinya. Kemudian tajallilah 4 empat huruf yang awal, yang pada perjalanan 99 menjadikan cikal bakal dan keterangan dari maqom kedelapan, 4 huruf awal itu ialah Huruf Alif ا Huruf Mim م Huruf Nun ن Huruf Tha ت Huruf Alif ا, Dari huruf Alif, akan menjadikan titik-titik yang jumlahnya 9999 titik, untuk kemudian jahir kedunia yang kosong dan belum ada isinya ini, 24 hanya 99 titik saja, sisanya 9900 titik tertinggal dialam baqa dan hanya milik Allah semata. 99 titik yang jahir itulah yang akan menjadikan perjalanan 99 Perjalanan Syara’ul Asgah, Dengan Nas Qur’annya, berbunyi Man Khalaqal Insanu Min Thin, atau Man Kholaqal Insanu Min Nutfatin ”Sesungguhnya Insan itu berasal dari pada tanah / sesungguhnya Insan itu berasal dari Nuktah setetes air ” Maqom tertinggi didalam perjalanan 99 ini, ialah Maqom ke tujuh 7, yaitu Maqom Laduni, yang jika disebutkan kaumnya, maka inilah Kaum Mupassirin. Huruf Nun ن, Dari huruf Nun, akan menjadikan titik-titik yang jumlahnya 8888 titik, untuk kemudian jahir kedunia yang kosong dan belum ada isinya ini hanya 88 titik saja, sisanya 8800 titik, tertinggal dialam baqa dan hanya milik Allah semata. 88 titik yang jahir itulah yang akan menjadikan Perjalanan Syara’ul Hisab. Dengan Nas Qur’annya berbunyi Huwal Awwalu Man Kholaqallahu ta’ala An- Nur ”Yang pertama kali dijadikan oleh Allah ta’ala itu adalah Nur” Inilah Maqom kedelapan 8, Maqom Khas atau Maqom Rahasia, yaitu Maqom Rahasia Perjalanan Ilmu Haq Allah ta’ala, atau Maqom Perjalanan Baginda Rosulullah Saw, jika mau disebutkan kaumnya, maka inilah Kaum Mudj’tatahidin. Huruf Mim م, Dari huruf Mim, akan mengadakan titik-titik yang jumlahnya 7777 titik, untuk kemudian jahir kedunia yang kosong dan belum ada isinya ini hanya 25 77 titik saja, sisanya 7700 titik tertinggal dialam baqa dan hanya milik Allah semata. 77 titik yang jahir itu, pada kenyataan hanya 73 titik saja yang diketahui orang dan menjadikan I’tiqat yang 73, berarti masih ada 4 buah titik lagi yang tersembunyi, kemana kiranya yang 4 titik itu.............? 4 titik sisanya yang tersembunyi itulah yang menjadikan Dzikir 4 didalam perjalanan Rahasia Ilmu Haq Allah ta’ala, yaitu o o o o Taubat Syahadat Zikir Takbir Untuk selanjutnya dijadikan Istinja pada maqom kedelapan, yaitu Istinja jahir dan Istinja batin keterangan mengenai Istinja Jahir dan Istinja Batin akan dibahas Khusus. Huruf Tha ت, Dari huruf Tha, akan mengadakan titik-titik yang jumlahnya 6666 titik, untuk kemudian jahir kedunia yang kosong dan belum ada isinya ini hanya 66 titik saja, sisanya 6600 titik tertinggal dialam baqa dan hanya milik Allah semata. 66 titik yang jahir itu, pada kenyataannya hanya 63 titik saja yang diketahui orang, dan menjadikan Kaidul Iman yang 63, berarti masih ada 3 titik lagi yang tersembunyi, kemana kiranya yang 3 titik itu....? 3 titik sisanya yang tersembunyi itu jatuh kepada huruf yang 3, yaitu Huruf A, huruf I dan huruf U, isinya o o o A َا Aku Asal dari pada Allah ta’ala. I ِا Aku I karna Allah ta’ala U ُا Aku ujud Allah ta’ala yang I tiada mati Ke 3 tiga huruf itu, pada Maqom kedelapan, dipakai untuk mendudukan diri diri yang sebenar-benarnya diri Allah ta’ala, berfirman Bikanu Makanu Wabiyakunu Mayakunu ”Sebelum terjadi bumi dan langit, Arsy dan Kursy sudah sedia- Nya Aku ” 26 Kemudian tajallilah Allah ta’ala pada ”Gaibul Mutallaq”, disini Allah ta’ala membawa o o o o Zat Sifat Asma Af’al. Kemudian tajalli lagi Allah ta’ala pada ”Gaibul Hawiyah”, dengan membawa o o o o Huruf Alif ا Huruf Lam Awal ل Huruf Lam Akhir ل Huruf Ha ﻫ Baru setelah itu, Allah ta’ala mengadakan Sifat Nur, dan juga mengadakan dua 2 nama, yaitu ”Kun Sa dan Kun Zat”. Keterangan o Kun Sa, Kun Sa adalah titik dari Nur Muhammad yang berada diatas Arsy, yang meliputi 7 petala langit, dan mengadakan nama, yaitu Nama Awal-Awal Nur Muhammad zzh inilah Nama dari Ibu Bapaknya sekalian Amal dan Pahala. o Kun Zat Kun Zat adalah titik dari Nur Muhammad yang berada dibawah Arsy, yang meliputi 7 petala bumi, dan mengadakan nama, yaitu Nama Awal-Awal Ummat Anth, inilah Sulbi Ifra’it. Setelah itu, baru o o o o Zat maujud kepada huruf Alif ا Sifat maujud kepada huruf Lam Awal ل Asma maujud kepada huruf Lam Akhir ل Af’al maujud kepada huruf Ha ﻫ Allah ta’ala, berfirman Hai Nur, engkau yang menunjukkan Aku, Aku yang engkau tunjukan. 27 Hai Nur, engkaulah ganti diri-Ku. Hai Nur, engkaulah yang bernama Allah. Hai Nur, semesta sekalian alam ini terjadi dari pada Nur-Mu dengan serta-Ku jua. Ketika itu tajallilah Nur sembari mengata ”AK”, dan bersuaralah Nur Ya Allah, ya Tuhanku, ya Syaidi, ya Maulana, bagaimana aku menunjukkan Tuhanku.....? Ya Allah, ya Tuhanku, ya Syaidi, ya Maulana, bagaimana aku menggantikan Tuhanku....? Ya Allah, ya Tuhanku, ya Syaidi, ya Maulana, kenapa aku yang bernama Allah...? Ya Allah, ya Tuhanku, ya Syaidi, ya Maulana, bagaimana aku mengadakan semesta sekalian alam ini dengan Nur-ku dan serta-Mu jua. Lalu Allah ta’ala, berkata An- nurril mausufi bittakadduni wal waliyah “ Hai Nur, Aku sudah laitsya pada diri-Mu, jangan kau cari lagi Aku, karna Aku tiada bertempat “ Aku tidak di-bulu, Aku tidak di-kulit, Aku tidak di-daging, Aku tidak didarah, Aku tidak di-urat, Aku tidak di-tulang, Aku tidak di-otak -dan Aku tidak di-sumsum, hanya batin pada rahasia-mu, yang berkata-kata itu Aku. Berkata, Allah ta’ala, selanjutnya Barang siapa ummat-Mu, menda’wakan Aku zahir pada hatinya, bahwa yang berkata-kata itu Aku, maka Kafir Munafiq-lah ia, dan barang siapa ummat-Mu, menda’wa Aku zahir pada lidahnya yang berkata-kata itu Aku, maka Kafir Zindik-lah ia 28 Bab Asal Muasal Diri B ermula asal muasal kejadian diri itu ada 2 perkara, yaitu • Perkara pertama, ialah Asal muasal kejadian Hamba, • Perkara kedua, ialah Asal muasal kejadian Insan. Asal Muasal Hamba dan Asal Muasal Insan, dipandang menurut anasirnya jelas berbeda Anasir hamba, berasal dari Tanah Air Angin Api Sebagaimana yang kita ketahui pada proses penciptaan Nabi Adam As. Anasir Insan manusia, berasal dari Mada Madi Mani Manikam Perbedaan inilah yang menyebabkan timbulnya 2 sifat yang berbeda dalam satu kesatuan ujud menurut pandangan umumnya • Sifat Hamba berisikan Tanah Air Angin Api • Sifat Insan Manusia berisikan Mada Madi Mani Manikam 29 -Untuk diketahui-• Sifat Hayat, berisikan o o o o o o o • Bulu Kulit Daging Urat Tulang Otak Sumsum Sifat Ilmu, berisikan o Pengrasa o Hawa o Nafsu o o o o • Sifat Tuhan, berisikan o o o o • Zat Sifat Asma Af’al Sifat Allah, berisikan o o o o • Akal Fikir Ilmu pengetahuan Rahasia Iman Islam Tauhid Ma’rifat Sifat Ta’ala, berisikan o o o o Tauhiduz dzat Tauhidus sifat Tauhidu asma Tauhidu af’al 30 • Sifat Muhammad, berisikan o o o o Hidup Tahu Berkehendak Bergerak Kembali kepokok masalah . Lihat kembali proses penciptaan Nabi Adam As, ketika lembaganya akan diadakan oleh Allah Swt, Allah Swt berseru kepada malaikat yang empat untuk mengambil tanah, air, angin dan api dialamnya masing-masing Pasal Kejadian, kemudian perbandingkan pula olehmu dengan proses penciptaan Insan manusia Proses penciptaan Nabi Adam As, adalah Sbb Thuraq = Tanah asal Thin = Tanah dan zat air Hama = Tanah dan zat hawa angin Fakhar = Tanah dan zat panas api Shalsa = Bagan bentuk Akhsanu taqwin = Bentuk sempurna Ruh = Jiwa. Proses kejadian/Penciptaan Insan, adalah Sbb Sulalah Min Thin = Rangkaian Tanah asal Nuktah = Air Mani laki-laki Alaqah = Percampuran sperma Mudgoh = Segumpal darah Inham = Tulang belulang Haham = Daging pembungkus Khalkan Akhar = Ruh. Pandangan apa yang anda dapatkan setelah melihar proses penciptaan tersebut diatas, secara umum tentu berbeda bukan, tapi benarkah berbeda ?, 31 Silahkan saudaraku renungkan sendiri kemudian bandingkan dengan keterang yang ada dalam risalah ini. Wahai saudara-saudaraku sekalian...! Dari 7 rangkaian tersebut diatas, sesungguhnya mengisyaratkan kepada kita tentang penciptaan Allah Swt yang serba tujuh, yaitu o o o o o o o o 7 Sifat yang ada pada diri manusia 7 Anggota didalam sembahyang 7 Ayat pada suratul fatekha 7 Huruf yang tidak boleh salah pengucapannya ketika membaca suratul fatekha 7 Jumlah hari dalam seminggu 7 Bintang yang besar 7 Lautan yang besar 7 Lapisan langit o o o o 7 Lapisan bumi 7 Keajaiban yang ada didunia 7 Syurga 7 Neraka Allah Swt didalam mencipta sesuatu itu cukup dengan satu kali penciptaan saja hingga dunia ini Qiyamat tidak berulang-ulang, untuk selanjutnya hasil dari ciptaannya itulah yang akan berkembang dengan sendirinya berdasarkan Qudrat dan Iradat-Nya, sehingga jadilah jumlah yang banyak, berkaum-kaum, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, namun jika ditela’ah dengan baik, maka dari yang banyak itu pada hakekatnya satu jua adanya. ” Pandanglah olehmu yang banyak itu kepada yang satu, dan pandang pula olehmu yang satu itu kepada yang banyak, maka pandanganmu akan terhenti kepada memandang yang satu kepada yang satu saja” Keterangan-keterangan tersebut diatas, menyimpulkan dan mengisyaratkan bahwa, baik Hamba maupun Insan Manusia pada penciptaannya sesungguhnya berasal dari unsur yang satu jua adanya. Kalau diatas tadi disebutkan bahwa Adam As itu Asal dari tanah, air, angin dan api sedangkan Insan manusia asalnya dari mada, madi, mani dan manikam, penjelasannya adalah sebagai berikut Proses penciptaan Insan manusia itu sesungguhnya bermula dan berawal dari kedua orang tua kita, yaitu Bapak dan Ibu kita. 32 Berkumpulnya kedua insan itu bapak dan ibu itulah yang menyebabkan adanya anasir yang 4, yaitu o o o o Nur Mada Nur Madi Nur Mani Nur Manikam. Dari keempat anasir itu, hanya Nur manikam-lah yang berlanjut hingga sampai menjadi seorang janin, cikal bakal anak manusia, keturunan Nabi Adam As, Umat Nabi Muhammad Saw yang penuh dengan Rahmat dan Nikmat, Fiddunyya wal Akhirat. Namun tidaklah Ia disebut Manikam apabila Nur Manikam itu tidak jatuh pada rahim seorang perempuan yang bernama Tara’ib Manikam itu adalah ”Hidayatul Amanah” dari pada Allah ta’ala, dan istananya ada pada otak laki-laki, tidak ada pada otak perempuan, sehingga inilah yang membedakan antara laki-laki dengan perempuan. Lihat dan perhatikan kedudukan Manikam didalam otak seorang laki-laki, sebagaimana ilustrasi gambar dibawah ini, betapa maha sempurnanya Allah ta’ala didalam mencipta dan meletakkan amanahnya atas diri kita, tertutup dan tersembunyi oleh lapisan-lapisan yang sangat kokoh sehingga menjadikan benteng yang hebat dan sangat kokoh terhadap rusaknya Amanah itu . 1 2 3 4 5 6 7 33 Keterangan Nomer pada gambar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Otak Lemak Minyak Nur Nur Aqly Hijabun Nur Manikam. Didalam Otak laki-laki itu ada lemak, didalam lemak itu ada minyak, didalam minyak itu ada Nur, didalam Nur itu ada Nur Aqly, didalam Nur Aqly itu ada Hijabun Nur dan didalam Hijabun Nur itulah letak Manikam. Masa Manikam itu 40 hari, yaitu o 7 hari pertama, Manikam itu berada didalam istananya, yaitu didalam otak laki-laki, o 7 hari kemudian, Ia turun pada tulang belakang dan bertahan pada punggung, o 7 hari selanjutnya, Ia berpindah pada tulang dada, o 7 hari selanjutnya, Ia turun lagi kepusat, o 7 hari kemudian, Ia turun pada sulbi, dan o 5 hari kemudian, ia berpindah pada kalam/ zakar , untuk selanjutnya jatuh kerahim seorang perempuan yang bernama tara’ib untuk selanjutnya dikandung selama 9 bulan 9 hari lamanya. Manikan bernama Mada, apabila ia sampai pada awal kalam, bernama Madi apabila ia sampai pada tengah kalam dan bernama Mani apabila ia berada diujung kalam kemudian terpancar keluar. ketika ia jatuh pada rahim perempuan barulah ia bernama Manikam, Maka jadilah ia Nur Muhammad atau Roh Idhofi atau syahadat. Tatkala manikam itu 40 hari umurnya berada didalam taraib, maka berhentilah darah haid yang biasa dialami oleh seorang perempuan, oleh sebab seluruh permukaan peranakan tertutup oleh Manikam. Pada bulan ke 4 barulah kemudian ia bernyawa bergerak, darah haid ang berhenti oleh karna seluruh peranakan tertutup manikam, pada bulan ke 5 akan menjadikan Upik kanak-kanak atau tembuni. 34 Sedangkan darah haid yang berhenti, 40 hari sebelum manikam itu bernyawa, maka itulah yang akan menjadi darah nifas darah kotor yang keluar bersamaan dengan proses persalinan. Semasa Manikam itu berada didalam kandungan, maka o o o o o o o Pada usia 1 hari 1 malam, ia sudah memuji, pijiannya ”Hu ” Pada usia 3 hari 3 malam, pujiannya ” Allah ” Pada usia 7 hari 7 malam, pujinya ” Innallah ” Pada usia 40 hari 40 malam, pujinya ” Surobbun Nur ” Pada usia 4 bulan 4 hari, pujinya ” Subhanallah ” Pada usia 6 bulan 6 hari, pujinya ” Al-hamdulillah ” Pada usia 8 bulan 8 hari, pujinya ” Allahu Akbar ” o Pada usia 9 bulan 9 hari, pujinya ” Inna Ana Amana ” belum Ia keluar. Keterangan Inna Sesungguhnya Ana Saya aku Amana Iman aman Inilah asalnya Kejadian Air Zatullah Akbar, atau Air Nur Zat Allah Catatan Mada Ada rasa tiada rupa -Nafas. Madi Tiada rasa dan tiada rupa tapi ada -Bayangan. Mani Rasa dan rupa kita ini Manikam Rasa dan ujud kita ini. Dasar-dasar yang melandasi tentang asal muasal diri itu, diantaranya, adalah Abdullah Ibnu Abbas. Ra, dari Rosulullah Saw “Bahwa sesungguhnya Allah ta’ala menjadikan dahulu dari pada segala sesuatu itu, yaitu dari Nur Nabi-mu”. 35 Syech Abdul Wahab As-syarani. Ra, berkata “Sesungguhnya Allah ta’ala menjadikan ruh nabi Muhammad itu dari pada Nur Zat-Nya dan dijadikan ruh sekalian alam ini dari pada Nur Muhammad” Rosulullah Saw bersabda “Aku bapak dari sekalian ruh dan Adam itu bapak dari sekalian batang tubuh”. Allah Swt berfirman “Aku jadikan insan Adam itu dari pada tanah, dan tanah itu dari pada air, dan air itu dari pada angin, dan angin itu dari pada api, dan api itu dari pada Nur Muhammad”. “Bahwa sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah ta’ala, Nur” Dan kepada Nur itulah perhentian perjalanan segala Aulia dan Ambiya Allah yang mursalin mengenal Allah ta’ala, bila sudah sampai kepada Nur, maka fanakanlah Nur itu kepada Zat yang wajibal wujud, supaya jangan sampai hamba itu semata-mata bertuhan kepada Nur, tetapi tetap bertuhankan kepada Allah ta’ala, Zat yang wajibal wujud. Dengan begitu, maka nyatalah kalau Nur itu hanya sebagai wasilah untuk supaya dapat sampai kepada Allah ta’ala. Allah Swt, berfirman “Hai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan carilah olehmu wasilah perantara yang bisa menyampaikan kamu kepada-Ku, dan hendaklah kamu bersungguh-sungguh dijalannya, supaya kamu dapat kejayaan” QS, Al-maaidah 35 36 Pasal Nama-nama diri Nama diri ketika dialam Rahim Ibu Untuk menyempurnakan pengenalan kita tentang asal muasal kejadian diri, maka ketahui pula olehmu wahai saudaraku akan nama-nama diri kita ketika masih berada dialam rahim, yaitu Sbb Sebelum ”Kun” bernama Ia, Air Setitik Nama sandi . Waktu ”Kun” bernama Ia, Roh Samar Putih. Dari ”Kun” ke ”Fayakun” bernama Ia, Awal-awal Nur Muhammad Waktu ” Fayakun ” bernama Ia, Nukkirullah. Waktu dialam sagir bernama Ia, Sirrullah Waktu diterima oleh Muhammad bernama Ia, Insyirrullah Waktu turun diujung Arsy, bernama Ia, Nur Kalamullah Sebelum dititikkan, bernama Ia, PN ini nama sandi saja, mengingat nama ini tidak boleh diucapkan dengan suara penuh sebanyak 2x didalam hidup kita Waktu dititikkan, bernama Ia, Air Setitik nama sandi Waktu diterima oleh perempuan, bernama Ia, Nur Mani Allah Ketika jadi segumpal darah, bernama Ia, Bayang-bayang Allah Ketika jadi mata, bernama Ia, Insan Kamil Ketika jadi sumsum dan otak, bernama Ia, Air Maning Mengkudu Allah Ketika jadi Tulang dan urat, bernama Ia, Air Nur Malinang Allah Ketika jadi daging dan darah, bernama Ia, Tikmapullah Ketika jadi kulit dan bulu, bernama Ia, Air Nur Lak Putih Setelah cukup sifatnya barulah Ia, bernama Ahmad. Saat didalam kandungan perempuan, usia 1 bulan 10 hari, bernama Ia, Nurrullah Ketika berumur 3 bulan 10 hari, bernama Ia, Allah Ketika berumur 4 bulan 10 hari, bernama Ia, Pancarullah Ketika berumur 5 bulan 10 hari, bernama Ia, Sinarullah Ketika berumur 6 bulan 10 hari, bernama Ia, Asmarrullah Ketika berumur 7 bulan 7 hari 7 jam 7 menit dan 7 detik, bernama Ia, Zat Zanubah Ketika berumur 8 bulan 10 hari, bernama Ia, Ta’ala Ketika berumur 9 bulan 10 hari, bernama Ia, Antahfi Saat keluar dari rahim perempuan, bernama Ia, Nur Basyariah. 37 Nama-nama, selain Nama tersebut diatas o Lendir pertama yang keluar sebelum Air ketuban keluar, itulah Uri, ia bernama Uriah sahabat Insan o Ketuban pecah dan air ketuban keluar, itulah tuban, bernama ia Tubaniyah Sahabat Insan o Tembuni yang keluar baik diawal atau diakhir ketika bersalin, bernama ia Tambuniyah sahabat Insan o Darah yang keluar pada proses persalinan, bernama ia Comariyah sahabat Insan o Tangkai pusat atau tali pusat bernama Pancariahn dan pusatnya bernama Fitriyah o Pembungkus bayi atau kuli ari-ari, bernama Arsistawa, bayinya yang keluar itu bernama Waliyullah. Demikian Nama-Nama Diri kita ketika dialam rahim kandungan Ibu untuk diketahui dan sebagai pelengkap pengenal kita tentang asal muasal kejadian akan diri, keterangan lain yang masih berkenaan dan berkaitan erat dengan asal muasal kejadian diri yang perlu juga untuk kita ketahui, yaitu unsur-unsur atau anasir-anasir yang tidak dapat disepelekan dan amat menentukan, terlepas dari unsur-unsur atau anasir-anasir yang kami sebutkan diatas, yaitu Anasir Tuhan kepada Muhammad, meliputi Sirr Budi Cinta Rasa Anasir Tuhan kepada Bapak, meliputi Urat Tulang Otak Sumsum 38 Anasir Tuhan kepada Ibu, meliputi Darah Daging Kulit Bulu. Itulah sifat diri kita dari Allah ta’ala, yaitu dari Muhammad, dari Bapak dan dari ibu, dan inilah yang sebenar-benarnya I’tiqat, ini pula yang dipakai agar kita dapat sampai pada Baqa Billah Kekal dan lenyap kedalam Allah , tiada i’tiqat lain dari padanya. Intisari Pengenalan Asal Muasal diri dan cara pakai akan disampaikan langsung secara lisan, tidak di sertakan dalam risalah ini untuk menjaga kerahasiaannya 39 Bab Mengenal Diri Diri yang sebenar-benarnya Diri Rosulullah Saw, bersabda ” Menuntut Ilmu itu wajib atas tiap-tiap muslim laki-laki dan muslim perempuan ” Ketahuilah olehmu wahai saudaraku sekalian akan Ilmu Ma’rifat Allah itu dengan yaqin. Ma’rifat menurut logat bahasa, yaitu mengetahui atau mengenal akan Zat Allah ta’ala, baik yang berhubungan dengan dalil, ataupun dengan I’tiqad jazam lagi putus. Ma’rifat menurut Hakekat ialah mengetahui akan sekalian yang ada ini, baik yang nyata maupun yang tersembunyi, itu semua adalah semata-mata adalah haq-Nya jua tiada yang lain. Laa Maujuudun Bihaqqi Ilallah ” Tiada yang ada melaikan Haq Allah ta’ala jua adanya ” Keterangan mengenai Jazam dalam I’tiqad menurut pembicaraan Ilmu, dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Jazam, mupakat dengan Haq tetapi dengan dalil, maka inilah yang dikatakan Ma’rifat. Jazam, mupakat pada Haq akan tetapi tidak dengan dalil, maka inilah yang dinamakan Taklik Shohih. Jazam, tiada mupakad pada Haq tetapi dengan dalil, maka inilah yang dinamakan Jahil mukarrab. Jazam, tiada mupakat pada Haq dan tiada pula dengan dalil, maka inilah yang dinamakan Taklik Buta. Allah Swt, berfirman ” Insan itu rahasia-Ku, Akulah rahasianya, Rahasia-Ku itu kenyataan sifat-Ku dan sifat-Ku itu tiada lain dari pada Aku ” ”Sesungguhnya didalam kejadian bumi dan langit, yang bersalahan antara siang dan malam itu, adalah merupakan suatu petunjuk yang nyata bagi orang-orang yang berakal” 40 Al-Haq, adalah sesuatu yang harus ada dan ujud, tidak boleh Tidak hukumnya harus/wajib. Itulah diri yang sebenar-benarnya diri, awalnya tanpa ada permulaan atau yang mengawali dan akhirnyapun tanpa dengan berkesudahan tiada yang menyudahi, jahirnya tanpa ada yang menjahirkan begitu pula batinnya tanpa ada yang tersembunyi dan disembunyikan. Itulah yang sebenar-benarnya diri, jangan kamu ragu dan bimbang dengan ini, sebab jika keraguan dan kebimbangan itu ada walau sedikit, maka batallah seluruhnya. Al-Haq itu adalah Al-Hayat, dan bukan Al-Hayyun. Al-Hayat itu adalah Hidup, hidup yang tidak akan pernah mati, itulah diri yang se-zat-I-Nya diri. Keterangan Sesuatu yang mati, apabila padanya masuk/ dimasukan Al-Hayat, maka yang mati itu akan menjadi hidup dan mempunyai kehidupan, hukumhukum kehidupanpun akan berlaku atasnya, Ia akan dapat melihat, dapat mendengar, dapat berkata-kata, kuasa, berkehendak, hidup dan dapat merasa, namun suatu masa sesuai ketentuannya, apabila Al-Hayat itu pergi meninggalkannya keluar dari padanya, maka Ia akan kembali kepada asalnya, yaitu Mati....!!!. Ia tidak akan dapat berbuat apa-apa lagi, tidak dapat melihat meskipun matanya ada dan masih lengkap, tidak dapat mendengar meskipun telinganya ada dan masih lengkap, tidak dapat berkata-kata meskipun mulutnya ada dan masih lengkap, tidak lagi ia dapat berkuasa, tidak lagi Ia dapat berkehendak sekalipun sarana dan prasarana semuanya masih ada padanya, tidak lagi Ia dikatakan Hidup sekalipun jasadnya masih lengkap, semua akan kembali keasalnya, Ia akan rusak, busuk dan berbau hingga pada akhirnya ia akan hancur berkeping-keping laksana daun kering yang usang tertiup angin, terbang kesana kemari tanpa tentu arah dan tujuan. Itulah Haqnya Manusia, yaitu Hidup. Maksudnya Seluruh anggota dirinya hanya semata-mata mengikuti kehendak dan kemauan si Haq semata, tanpa ada perbantahan apapun. Ketika Al-Haq itu mau melihat, terpaksa atau tidak, maka mata harus melihat, ketika Al-Haq itu mau mendengar, terpaksa atau tidak maka 41 telinga harus mendengar, ketika Al-Haq itu mau berkata-kata, terpaksa atau tidak maka bibir atau mulut ini harus berkata-kata, begitu seterusnya. Begitu pula dengan seluruh aktivitas dan pergerakan kita didalam kesehariannya, baik yang nyata, tampak oleh kita maupun sesuatu yang tersembunyi jauh didasar lubuk hati kita yang paling dalam, yang orang lain tidak mengetahuinya, keseluruhan itu tidak lain dan tidak bukan oleh sebab ada Al-Hayat atas diri kita, dengan demikian maka tidak akan diragukan lagi bahwa diri yang sebenar-benarnya diri itu tidak lain adalah Al-Hayat atau Al-Haq. Siapa Al-Hayat Al-Haq itu sesungguhnya ....? Allah Swt, berfirman didalam Hadits Qudsy ” Kenalilah dirimu Niscaya kamu akan kenal dengan Tuhanmu, Kenal dengan Tuhanmu, maka binasalah jasadmu ” ”Sesuatu yang ada disisimu akan lenyap, dan apa saja yang ada disisi Allah adalah kekal” QS, An- nahl 96 Bermula yang sebenar-benarnya diri itu adalah Ruh, yang sebenarbenarnya Ruh itu adalah Nyawa, yang sebenar-benarnya Nyawa itu adalah Sifat, yang sebenar-benarnya Sifat itu adalah Nur Muhammad, dan yang sebenar-benarnya Nur Muhammad itu adalah Zat Hayat AlHayat bukan Zat Hayyun Al-Hayyun, itulah yang sebenarnya diri. Tatkala Ruh itu masuk pada tubuh, Nyawa nama-nya, Tatkala Ia keluar masuk, Nafas nama-nya, Tatkala Ia berkehendak pada sesuatu, Ikhtiar nama-nya, Tatkala Ia ingin sesuatu Nafsu nama-nya, Tatkala Ia ingat, Arif/Kenal nama-nya, Tatkala Ia percaya, Iman Nama-nya, Tatkala Ia dapat mengesakan, Tauhid nama-nya Tatkala Ia dapat berbuat sesutu, Akal nama-nya Pohon Akal itu Ilmu, itulah diri yang sebenar-benarnya diri dan kepada diri itulah jahir Tuhan-ku. Allah Swt berfirman ”Aku disisi sangka hamba-Ku, dengan dia Aku” 42 Maksudnya Sekiranya hamba itu tidak menyangka Aku, berarti Aku tidak akan pernah ada, akan tetapi, oleh sebab hamba itu berkata ”Itu Allah” Allah itu ada, maka nyatalah Aku ada. Kesimpulannya Jika Allah itu ada, maka hamba tidak akan pernah ada, demikian pula sebaliknya jika hamba itu ada, maka Allah tidak akan pernah ada. Sebab jika kita hamba, mana Allah atau kebalikannya jika kita Allah mana hamba....?. Selanjutnya Zat maujud kepada huruf Alif Sifat maujud kepada huruf Lam Awal Asma maujud kepada huruf Lam Akhir Af’al maujud kepada huruf Ha Himpunan huruf-huruf itulah yang menyebabkan bunyi ”Allah”, o Alif itu Zat bagi Allah, menjadikan rahasia kepada Muhammad dan menjadikan cahaya kepada kita. o Lam Awal itu Sifat bagi Allah, menjadikan Tubuh kepada Muhammad dan menjadikan ruh kepada kita. o Lam Akhir itu Asma bagi Allah, menjadikan Ilmu kepada Muhammad dan menjadikan hati kepada kita. o Ha itu Af’al bagi Allah, menjadikan Kelakuan kepada Muhammad dan menjadikan jasad pada kita. • • • • Sebenarnya Zat itu adalah diri-Nya Ujud-Nya Sebenarnya Sifat itu adalah rupa-Nya Wajah-Nya Sebenarnya Asma itu adalah nama-Nya Hati-Nya Sebenarnya Af’al itu adalah kelakuan-Nya Fi’il-Nya Itulah yang bernama ”Allah”, yaitu hanya sekedar nama saja. 43 Jika masih hendak dicari lagi, siapa sesungguhnya yang punya nama Allah itu, maka leburkan Nama itu supaya nyata keadaannya sekalipun nama Allah itu sesungguhnya tidak akan pernah bisa dihilangkan, sebab Ia sudah menjadikan Dzikirnya para Malaikat, Dzikirnya para burung-burung, Dzikirnya para binatang melata, Dzikirnya tumbuh-tumbuhan, Dzikirnya Nasar yang 4 Tanah, Air, Angin dan Api serta dzikirnya semua makhluk yang ada pada tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit, dan juga yang berada diantara keduanya itu. lihat Al-Qur’an, surah At-thalaq, ayat 1. Allah itu adalah sebuah nama, ada nama sudah barang tentu ada bendanya si-empunya nama itu, begitu pula sebaliknya ada benda sudah pasti ada namanya, mustahil ada benda akan tetapi tidak ada namanya dan mustahil pula ada nama tapi bendanya tidak ada, karna antara benda dan namanya itu adalah satu jua adanya Esa. Dalam rangka pencarian jati diri yang sesungguhnya, maka bukan hanya sekedar namanya saja yang harus kita ketahui, akan tetapi justru yang pertama dan utama sekali adalah bendanya, orangnya si-empunya nama tersebut, sebab antara nama dan si-empunya nama itu satu dan tidak bisa dipisahkan, Ada benda pasti ada namanya, ada nama sudah pasti ada bendanya. Ketahuilah olehmu wahai saudaraku sekalian.......!, Bunyi ”Allah” itu merupakan himpunan atau gabungan dari hurufhuruf hijaiyah, seandainya salah satu saja huruf dihilangkan maka Ia tidak akan berbunyi Allah lagi. Agar semua nyata, senyata-nyatanya, maka silahkan saudaraku cari cara, bagai mana agar semuanya bisa menjadi terang dan jelas.. Salah satu cara yang dapat kami sampaikan disini, ialah dengan mengadakan pengguguran atau peleburan lapald Allah itu satu persatu atau huruf demi huruf sebagai mana tersebut dibawah ini. Allah adalah sebuah nama, sedangkan Tuhan itu adalah pangkatnya, sebelum kita memulai pengguguran huruf demi huruf pada lapald Allah, 44 ada baiknya untuk saudaraku ketahui bahwa nama Allah itu sungguh banyak sekali. Tertulis didalam kitab Taurat saja, nama dzat yang maha esa itu banyaknya ada 300, ditulis menurut bahasa Taurat, pada kitab Zabur juga ada 300, juga ditulis menurut bahasa Zabur, dalam kitab Inzil juga ada 300 juga ditulis menurut bahasa Inzil dan pada kitab Al-Qur’an ada 99, tertulis dalam bahasa arab. Jika dihitung maka, nama dzat yang maha esa itu berjumlah 999 nama yang tertulis berdasarkan versinya. Dari jumlah tersebut itu, sesungguhnya hanya satu saja nama dari dzat yang maha esa itu, yaitu ”Allah”, sedangkan yang 998 nama itu adalah nama dari pada sifat dzat yang maha esa. Diterangkan juga didalam Kitab Fathurrahman, halaman 523 berbahasa arab, disana disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis dalam AlQur’an sebanyak tempat. Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil, mengapa begitu banyaknya nama Allah. Allah Swt, pun berpesan ”Wahai hambaku, janganlah kamu sekalian lupa kepada nama-Ku” Maksudnya Allah itu nama-Ku dan dzat-Ku, dan tidak akan pernah bercerai, nama-Ku dan dzat-ku itu satu. Allah juga telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya, kemudian ditambahnya 4 kitab lagi, dengan demikian maka kitab yang telah diturunkannya itu berjumlah 104 buah kitab, 103 kitab rahasianya terhimpun didalam satu kitab saja, yaitu Al-Qur’annul karim, dan rahasia Al-Qurannul karim itu rahasianya terletak pada kalimah ”Allah”. Begitu pula dengan kalimah tauhid La ilaha illallah, jika dituliskan dalam bahasa arab maka jumlah hurufnya ada 12 huruf, 8 huruf diawal digugurkan maka akan tersisa 4 huruf saja, yaitu ”Allah”. Ma’na dan hikmah kalimah atau lapald Allah itu hanya sebatas nama saja, sekalipun digugurkan hurufnya satu persatu tidak akan mengurangi, 45 bahkan akan mengandung ma’na dan arti yang sangat mendalam dan mengandung rahasia penting bagi hidup dan kehidupan kita selaku makhluk ciptaannya yang sempurna. Lapald Allah atau bunyi Allah itu jika diarabkan, maka akan berhuruf Alif, Lam Awal, Lam Akhir dan Ha. Jika salah satu dari hurufnya itu dihilangkan maka ia tidak berbunyi dan berlapald Allah lagi, coba saudaraku perhatikan pengguguran bunyi atau lapald Allah dibawah ini, perhatikan baik-baik. Pertama, jika digugurkan dihilangkan huruf Alif-nya, maka akan tersisa 3 huruf saja, bunyinya tidak Allah lagi tetapi akan berbunyi ”lillah”, artinya bagi Allah, dari Allah, kepada Allah-lah kembalinya segala makhluk. Kedua, gugurkan hilangkan huruf keduanya lam awal, maka akan tersisa 2 huruf saja dan bunyi-nya tidak lillah lagi, tapi akan berbunyi ”Lahu”. Lahu mafissamawati wal Ard Bagi Allah segala apa yang ada dilangit dan dibumi. Ketiga, gugurkan hilangkan huruf ketiganya lam Akhir, maka akan tersisa 1 huruf saja dan bunyi-nya tidak lahu lagi tetapi akan berbunyi ”Hu”. Huwal hayyul qayyum zat Allah yang hidup dan berdiri dengan sendiri-nya Kalimah ”Hu” ringkasnya dari kalimah ”Huwa”, dan sebenarnya setiap kalimah ”Huwa” artinya Dzat. Misal Qul Huwa-llah Ahad, artinya Dzat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai ”Allah”. Itu sebabnya para sufi mengatakan bahwa, nafas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini, akan berisikan Amal Batin, yaitu ”Hu” ketika nafas masuk naik dan begitu keluar turun 46 diisi dengan kalimah ”Allah”, sehingga nafas yang naik turun itu akan berisi ”Hu Allah ”, Kebawah tiada berbatas dan keatas tiada terhingga. Perhatikan pula olehmu wahai saudaraku, beberapa pengguguran dibawah, sebagai penegas pengguguran tersebut diatas • Jika kalimah Allah itu kita gugurkan Lam Awal dan Lam Akhirnya, maka tinggallah 2 huruf, diawal dan diakhir Huruf Alif dan huruf Ha, dibaca ”AH”. Kalimah ”AH” ini tidak dibaca lagi bengan nafas yang keluar masuk, juga tidak dibaca lagi dengan nafas keatas atau kebawah, tetapi hanya dibaca dengan titik. Kalimah ”AH”, jika diarabkan terdiri atas 2 huruf dalam bahasa disebutkan INTAHA, artinya kesudahan atau keakhiran. • Jika huruf ”Alif ” dan huruf ”Ha ” awal dan akhir digugurkan atau dihilangkan, maka akan tersisa 2 huruf ditengah yaitu huruf ”Lam Awal ” Lam Alif dan huruf ”Lam Akhir ” Lam Nafiah, qaedahnya menurut para sufi menyatakan tujuan, yaitu jika berkata ”La” tidak ada Tuhan, ”Illa” ada Tuhan. Nafi mengandung isbat, isbat mengandung nafi, tidak bercerai dan berpisah nafi dan isbat itu. • Jika huruf ”Lam Akhir” dan huruf ”Hu” digugurkan atau dihilangkan, maka yang tertinggal juga 2 huruf, yaitu huruf ”Alif”dan huruf ”Lam Awal ”, kedua huruf yang tertinggal itu dinamai ”Alif Lam Latif ”, kedua huruf itu menunjukkan dzat Allah, Ma’rifat se-ma’rifat-nya dalam artian yang mendalam bahwa kalimah Allah bukan Nakirah, kalimah Allah adalah ma’rifat Isyarat dari huruf alif dan huruf lam awal pada kalimah Allah • Jika 3 huruf sekaligus digugurkan atau dihilangkan Lam Awal, Lam Akhir dan Ha, maka sisanya adalah 1 huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu huruf ”Alif” tunggal dan berdiri dengan sendirinya, kemudian berilah tanda pada huruf alif yang tunggal itu dengan tanda atas, bawah dan depan maka akan berbunyi ” setiap bunyi A kita fahamkan bahwa ada dzat Allah, begitu pula dengan huruf I dan U, jika semua huruf itu difahamkan ada dzat Allah, maka ini berarti bahwa semua bunyi di dalam alam ini, baik yang terbit atau keluarnya dari alam nasar yang 47 4 tanah, air, angin dan api, maupun yang keluar dari mulut makhluk, ini menyatakan bahwa ada dzat Allah. Penegasannya menyatakan bahwa semua suara atau bunyi yang datang dan terbit dari apa saja, kesemuanya itu berbunyi Allah nama dzat Allah yang maha esa. Huruf alif itu adalah dasarnya, semua huruf yang jumlahnya ada 28 kesemuanya bersumber dari huruf alif, maka jika kita melihat huruf alif itu sama dengan kita melihat huruf yang banyaknya 28, begitu pula sebaliknya, jika kita melihat huruf yang banyaknya 28 itu maka itu sama artinya kita melihat huruf Alif. Isyarat ini bisa kita samakan jika kita memandang atau melihat sebuah biji dari salah satu jenis tumbuhan, melihat biji itu sama artinya kita sudah melihat akar, batang, dahan, ranting, daun dan buahnya, kesemua itu karna kita melihat biji sebagai sumbernya. ”Syuhudul wahdah fil kasyrah, syuhudul kasyrah fil wahdah, syuhudul wahdah fil wahdah” ”Pandang yang satu kepada yang banyak, pandang yang banyak kepada yang satu, maka yang banyak dan yang satu itu sesungguhnya satu jua adanya ” Itulah isyarat bagi dzat, dari dzat itulah datangnya seluruh alam semesta ini beserta isinya. Begitu pula isyarat yang ada pada Al-Qur’an yang jumlah ayatnya ada 6666 ayat, semuanya akan terhimpun hanya kepada 7 ayat suratul Fatekha, begitu pula suratul fatekha itu akan terhimpun pada kalimah ”Basmallah”, basmallah-pun akan terhimpun pada huruf ”Ba” dan huruf Ba terhimpun pada titiknya Nuktah, karna sesungguhnya yang 6666 ayat itu jika kita tilik dengan jeli maka ia akan berasal dari titik saja, terlihat banyak padahal satu saja, terlihat satu padahal ia banyak. • Jika seluruh huruf Allah itu digugurkan atau hilangkan, maka tinggallah 4 huruf yang ada diatas lapald Allah, yaitu huruf Tasydid. 48 bergigi 3 terdiri dari 3 huruf alif, ditambah 1 lagi alif yang ada diatas tasydid-nya. Keempat huruf tasydid itu adalah isyarat yang menyatakan bahwa Allah itu ada, untuk itu maka wajib bagi kita untuk mentauhidkan dzatnya, sifatnya, asmanya dan af’alnya. • Jika keseluruhan yang ada pada lapald Allah itu dihilangkan, maka yang tinggal adalah kosong, hurufnya tidak ada maka bunyinya pun tidak ada, artinya tidak ada apa-apa lagi semua diam semua kosong dan semua hening, semua akan menjadi rahasia yaitu rahasia didalam rahasia itulah diri kita yang sebenar-benarnya. La sautin wala hurufin ”Tidak ada huruf dan tidak ada suara” Inilah qalam Allah yang qadim, tidak bercerai dan berpisah dzat dengan sifat. Meninggalkan yang selain Allah, dzat Allah saja yang ada tidak ada yang ada, hanya Allah. Iktibarnya Adalah Sbb Semua orang ingin mencintai Tuhan, namun pada kenyataannya diriku telah lebur didalam cinta Tuhan-ku, Semua orang ingin taat kepada Tuhan, namun ke-taatan-ku itu telah menyatu denganku didalam hati dan seluruh perasaanku. Semua orang ingin menjadi wali Allah, tetapi bagiku cukuplah Allah yang menjadi waliku, bagiku tiada dinding dan hijab didalam memandang akan kebesaran dan keagungan-Nya, Kemana saja aku menolehkan pandangan hanya kasihku saja yang terlihat, kemana saja aku arahkan pandanganku, hadapku dan seluruh persendianku, maka disanalah dzat Allah, sifat Allah, fiil Allah, wujud dan wajah Allah. Hilang dan lenyaplah aku didalam Jibu, kini aku yang dulu telah terganti ma’na, kini aku adalah aku dalam segala hal dan keadaan, kini aku-ku yang haq ini telah gaib, kedalam pandangan rahasia. bukan gaib dalam pandangan nafsu akan tetapi gaib-ku didalam gaibku sendiri sehingga bila aku masuk kedalam alam gaib, maka seluruh yang gaib itu akan nyata dalam pandangan Basyariah Rahasiaku. 49 Kini akulah yang bernama Rahasia Insan itu, dan Rahasia Insan itu adalah Rahasia Allah, semua yang berlaku dalam keadaanku ini adalah Rahasia Allah jua adanya, tiada yang lain lagi. • Muhammad Arsyad Al-Banjari. dalam pagar/ Martapura, kalimantan selatan mengatakan Diri itu Hayat, Hayat itu Ruh, Ruh itu Nafas, Nafas itu Rahasia, Rahasia itu Nur Muhammad dan Nur Muhammad itulah Ujud kita ini. • Datu Sanggul. Tanah Muning/Tatakan Rantau, Kalimantan Selatan, menjelaskan Bahwa yang sebenar-benarnya Diri Rohani itu, ialah Allah ta’ala, untuk itu, maka diri Rohani itu jangan dicari lagi, oleh karna yang bernama Allah itu sudah menjadi Nyawa segala makhluk. Kesimpulannya Semua makhluk itu khaliq, jangan dicari lagi, oleh karna Ia sudah Laitsya Kamitslihi Syaiun. Sekiranya hal ini sudah kamu ketahui dan yaqini dengan jelas akan rahasianya, maka rahasiakanlah ini kepada orang-orang yang memang belum mencapai kepada maqam ilmu hakekat ini, karna dikhawatirkan akan membuat fitnah besar nantinya ditengah umum. Ditambahkan lagi oleh beliau bahwa, yang sebenar-benarnya diri itu adalah Hayat atau ruh, akan tetapi hendaknya jangan engkau itu berhenti pada ruh saja, teruskan dan tembuskan pandanganmu itu kepada hal dan sifat Allah ta’ala, jika pandanganmu itu berhenti hanya kepada Nyawa saja, maka sesungguhnya kita telah salah dalam memahami dalil yang menyebutkan bahwa, ” Diri itu Ruh ” Tatkala Ia nasab kepada sekalian tubuh, Nyawa namanya, Tatkala Ia keluar masuk, Nafas namanya Tatkala Ia berkehendak, Hati namanya Tatkala Ia percaya akan sesuatu, Iman namanya Tatkala Ia dapat memperbuat sesuatu, maka Akal namanya, Inilah yang disebut dengan sebenar-benarnya diri, jika demikian keadaannya, maka sekarang ini kita sebenarnya hanya bertubuhkan Ruh 50 semata. apa sebabnya hingga kita sekarang ini disebutkan bertubuhkan Ruh semata....? Karna Ruh itu sendiri sudah fana lahir dan batin, sehingga didalam kondisi yang seperti ini jangan diartikan, bahwa kita yang memfanakan diri, akan tetapi fana itu sendiri datangnya dari Allah jua adanya Sedangkan kata-kata ” Kita ” pada keterangan diatas tadi pun sudah lebur jua kedalam fana itu sendiri. • Syech Abdus somad Bakumpul, Kalimantan Selatan, Beliau mengatakan Adapun badan rohani itu sesungguhnya adalah Allah ta’ala jua, maka itu hendaknya jangan dicari lagi, karna Ia sudah menja dikan rahasia kepada kita semua. Kata-kata rahasia itu pun ada 2 pengertiannya, yaitu • Rahasia Insan • Rahasia Allah Al-Insanu Sirri Wa Ana Sirrahu ”Insan itu Rahasia-Ku dan Aku-pun adalaha Rahasianya ” Maksudnya Rahasia Insan itu adalah rahasia Allah jua, tiada yang lain, jika kamu dapat memahami akan hal ini, maka sesungguhnya tugasmu hanya tinggal menggugurkan atau melaksanakannya saja, karna apapun jua yang datang kepadamu itu, sesungguhnya semua itu datangnya dari rahasia Allah jua adanya dan janganlah kamu sekali-kali memahami, bahwa ada perbuatan lain atas dirimu, jika ada yang lain, maka sesungguhnya tanpa kamu sadari, kamu telah masuk didalam 51 kesyirikan, yaitu kesyirikan yang sangat halus, karna sesungguhnya kamu itu sendiri sebenarnya sudah Wahua Ma Akum Ainama Kuntum ”Tuhan ada bersama kamu, dimana saja kamu itu berada ” Maksudnya Sudah berbarengan siang dan malam, demikianlah adanya supaya kamu itu paham dan mengerti betul dengan yang sebenarnya. • Syech Muhammad Hassan. Nagara, Kabupaten Kandangan-Kalimantan Selatan, Beliau mengatakan Kalimah La Ilaha Illallah itu masuknya pada o o o o La masuknya pada Hayat Ilaha itu masuknya pada Ruh Illa itu masuknya pada Nafas Allah itu masuknya pada Nyawa. Nyawa itu adalah Nur Muhammad dan Nur Muhammad itu adalah Sifat dan Sifat itu adalah Hayat. Hayat itu Ruh Tuhan Robbul alamin. Akan tetapi ingatlah olehmu baik-baik bahwasannya Ruh itu bukan Tuhan, tetapi tiada lain dari pada Tuhan, asalkan saja engkau teruskan kepada Zat dan Sifatnya. Seandainya ini sudah kamu pahami benar-benar, maka jangan kamu cari lagi, sehingga keraguan saja nantinya yang akan timbul yang akan mengiringi kehidupanmu selamanya. • Syech Jamaluddin Surgi Mufti. Sungai Jingah, Banjarmasin-Kalimantan Selatan 52 “Beliau mengatakan yang sembahyang itu adalah jahir Allah ta’ala jua”. ditambahkan oleh beliau “bahwa siapa-siapa yang menganggap bahwa manusialah semata-mata yang berzikir, maka zikirnya itu haram, semakin banyak ia berzikir, maka semakin bertambah haramlah ia”. Catatan Syech Jamaluddin Surgi Mufti, ini adalah seorang wali besar dikota Banjarmasin, beliau juga keturunan dalam Pagar, Martapura Kalimantan Selatan Allah Swt, berfirman “Maka barang siapa yang berharap berjumpa dengan Tuhan-nya, maka hendaklah dia melakukan tindak kesolehan dan tidak menyekutukan Tuhan-nya dalam peribadatan” QS, Al- kahfi 110 “Barang siapa telah buta hatinya dialam dunia ini, maka niscaya ia buta juga hatinya dialam akhirat dan lebih tersesatlah perjalanannya” QS, Al-israa 72 “Kemanapun wajahmu kamu hadapkan, maka hakikatnya kamu menghadap kepada Allah” QS, Al-baqarah 115 “Dan menyertaimu dimanapun kamu berada” QS, Al-hadid 3 “Dan Dia dzat Allah beserta kamu sekalian dimana saja kamu berada dan Allah tetap melihat apa-apa yang kamu kerjakan” QS, Al-hadid 4 “Dan Kami dzat Allah terlebih hamper dari padamu sekalian, akan tetapi mengapa tiada kamu ketahui dan selidiki adanya” QS, Al-waqiyah 85 “Dan Kami dzat Allah terlebih hamper dari pada urat nadimu” QS, Al-qoof 16 53 “Dan jika hamba-hambaku bertanya kepadamu Muhammad tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku ini dekat” QS, Al baqaraah 186 Maqom Tuhan Sesungguhnya Yang Rahasia didalam Rahasia Maqom Tuhan yang sebenarnya, disebut juga dengan Maqom Penelanjangan Tuhan, oleh karna pada maqom ini tidak ada lagi katakata perintah, Hukum pun sudah tidak berlaku lagi. Mengapa sampai demikian itu adanya ….? Ini disebabkan oleh karna asyiknya yang teramat sangat ketika berada pada maqom ini, siapa saja yang apabila telah sampai pada maqom ini, pastilah ia tidak akan mengatakan kata-kata Syareat lagi. Karna baginya Syareat itu hanya untuk dunia saja, sedangkan untuk akhiratnya tidak lagi, Syareat itu akan hancur kedalam Hakekat, Syareat itu hanya diperuntukkan bagi orang Awam / Umum dunia saja, sedangkan orang-orang akhli Akhirat Akhli Hakekat, Ia tidak akan berhakekat lagi, begitu pula bagi akhli Ma’rifat, ia pun tidak akan berma’rifat lagi . Seseorang yang telah sampai kepada Tuhan-nya, maka baginya harga emas dan harga pasir itu sama saja, Syurga dan Neraka juga sama saja, Ia tidak tau lagi siapa dirinya dan ia-pun tidak akan tau lagi siapa Tuhannya, Ia lebih senang diam, karna baginya diam itu sesungguhnya kedudukan Tuhan yang maha Agung dan maha Mulia serta maha Tinggi. Wahai saudaraku perhatikan olehmu iktibar dibawah ini Tuhan didalam mencipta, baik itu manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan semua yang ada dialam dunia ini, cukup dengan hanya satu kali cipta saja, setelah itu Ia tidak akan pernah mencipta lagi sampai dunia ini Qiyamat. Sebagai contohnya, ” Manusia ” Tuhan didalam menciptakan manusia cukup hanya dengan satu kali cipta saja, Nabi Adam As, selanjutnya nabi Adam itu sendirilah yang akan berkembang biak hingga sampai pada diri kita sekarang ini. 54 Jika dipertanyakan bagai mana halnya dengan penciptaan Sitti Hawa........? Didalam mengadakan siti hawa, Allah Swt hanya mengambil sebagian saja dari peralatan tubuh Adam, yaitu tulang rusuk Adam yang sebelah kiri, ini juga bisa diartikan satu kali saja, karna perkakasnya sudah ada tinggal diambilkan saja untuk memenuhi kebutuhan siti hawa, bukan sesuatu yang baru lagi, jadi tidak terhitung dua atau tiga kali. Menciptakan hewan juga cukup satu kali saja, selanjutnya hewan itu sendirilah yang akan berkembang biak, menciptakan tumbuhan juga cukup hanya dengan satu kali saja, untuk selanjutnya cukup tumbuhan itu sendiri yang akan berkembang biak. Tuhan juga didalam menciptakan air, cukup hanya dengan satu kali cipta saja, namun seumur dunia ini, air itu tidak akan pernah habis-habisnya, demikian pula dengan penciptaan bulan, bintang dan matahari, cukup hanya dengan satu kali cipta saja. Coba lihat dan perhatikanlah olehmu wahai saudaraku, tentang ruh-ruh manusia, hanya dengan satu kali cipta saja bukan....?, dan ruh-ruh itu tidak akan bertambah ataupun berkurang. Segala-galanya itu cukup hanya dengan satu kali cipta saja, tidak berulangulang dan tidak berbilang-bilang, oleh sebab itu maka bagi mereka, yaitu orang-orang yang duduk pada maqom akhli akhirat… ,baginya satu kali sujud sudah cukup, satu kali masyuk sudah cukup, satu kali mati sudah cukup, satu kali tahu sudah cukup, semuanya serba satu saja, tidak serba dua atau tiga lagi -Itulah Esa. Semua pekerjaan itu baik, semua ibadat itu baik, semua Tuhan itu baik, apapun saja baik, tidak ada jahatnya, tidak ada Neraka, tidak ada Syurga, tidak ada itu dan tidak ada ini. Semua tidak ada apa-apa, semua langgeng, semua Rahmat, semua Nikmat, semua Allah, semua Tuhan, semua Nur, semua Zat, semua Aku, aku dan aku hingga pada akhirnya menjadi sunyi tiada huruf, tiada suara, semua kembali keasalnya. ”Tiada hurup dan tiada suara” Asal Tuhan itu tidak bernama, tiada berhuruf, tiada bersuara, bukan cahaya, bukan benda dan bukan materi, bukan Zat, bukan Sifat, bukan 55 Asma dan juga bukan Af’al, bukan Allah, bukan Muhammad, bukan Adam, semuanya bukan. Jika demikian kenyataannya, maka ikutilah olehmu dengan sebaikbaiknya apa yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Secara untuh dan menyeluruh jangan hanya setengah-setengah, apa yang telah diajarankan oleh Baginda Rosulullah Saw itu, adalah ajaran yang mengandung Syareat dan Hakekat lahir dan batin, dunia dan akhirat. Sebab jika beramal hanya dengan ilmu Syareat semata, sesat saja adanya, demikian pula dengan Ilmu Hakekat, jika tidak diamalkan dan tidak dimesrakan, akan membawa kehampaan saja sesungguhnya. Adanya Syareat itu karna Rosulullah Saw, amalkan ilmu hakekat itu jika sekiranya dirimu itu tidak lagi berdiri pada keaku-anmu, dan peliharalah Syareat Muhammad dengan sebaik-baiknya supaya kamu dikasihi oleh Muhammad, dengan begitu maka sesungguhnya engkaulah yang bernama Muhammad itu dan bila engkau bernama Muhammad berarti dirimu itu Rahasia Muhammad, bila engkau menjadi Rahasia Muhammad, berarti engkaulah rahasia Allah itu. Jika sudah se-rahasia dengan Allah, maka engkaulah yang bernama Khalifatullah didalam dunia ini dan sekiranya titel kekhalifahan itu diserahkan kepadamu, maka engkaulah yang berkuasa atas alam ini beserta seluruh isi-nya. Untuk itu bertindaklah kamu dengan pimpinan dan petunjuk Allah atasmu, dan berlaku Adillah kamu dengan sesamamu, karna keadilan dan kebijakkanmu itulah sesungguhnya Agama yang Haq Islam Katakan olehmu yang haq itu adalah haq, sekalipun maut tantangannya, inilah Aqidah/pendirian, karna sesungguhnya mati itu adalah suatu jalan yang terbaik bagi orang-orang yang telah bulat Tawaqqalnya kepada Allah. Maqom penelanjangan Tuhan ini adalah maqom yang paling tinggi. 56 Rosulullah Saw, bersabda “Aku adalah bapak dari segala Ruh, dan Adam itu bapak dari sekalian Batang tubuh “ Batang tubuh manusia itu dijadikan oleh Allah ta’ala dari pada tanah, tanah itu dari pada air, dan air itu dijadikan dari pada Nur karna itu maka ingatlah olehmu wahai saudaraku, bahwa Batang tubuh dan ruh kita ini jadi dari pada Nur Muhammad, maka Muhammad jualah namanya tiada yang lain. Tubuh kasar ini tidak akan dapat mengenal Allah ta’ala melainkan dengan Nur Muhammad jua, oleh sebab itu maka tubuh kita itu disebut Pohon Bustah, artinya yang hampir pada ujud-Nya serupa tapi tidak sama, oleh sebab itu maka diri kita inilah yang dinamakan Ujud Allah ta’ala jangan sekali-kali ada ujud yang lain dari pada ujudnya. Inilah yang sebenar-benarnya diri, begitu pula dengan kelakuan jangan ada kelakuan yang lain, sebab jika ada yang lain maka akan menjadi hamba jua namanya. Faqad Arafah itu, tidak akan menerima salah satu atau yang lainnya, melainkan suci jahir dan Batin. Zat, artinya Ujud Allah ta’ala semata-mata, itulah yang sebenar-benarnya diri kita. jangan kiranya kita syak atau ragu lagi pada kata-kata ini, baik saat berjalan itu ujud Allah, melihat itu Basyar Allah, berkata-kata itu Kalam Allah dan seterusnya dan seterusnya. Itulah yang sebenarnya, jangan ada ujud yang lain, karna jika ada yang lain dari pada itu, maka seluruh pengenalanmu itu akan batal dan sia-sia saja. Allah Swt, berfirman ” Aku itu berada didalam sangka-sangka hambaku ” Dengan demikian, maka lengkaplah sudah akan ujud kita ini, yaitu ujud Allah ta’ala namanya, sebab yang dikatakan dzat itu, ialah diri Ujud, inilah yang sebenarnya diri. adapun yang bernama rahasia atau sirr itu, adalah sirr atau rahasia Allah ta’ala jua adanya. 57 Inilah kesudahan Ilmu, artinya tiada lagi yang akan disebut atau diterangkan didalam kitab manapun jua. Wahai saudaraku....! Sesungguhnya kita ini bertubuhkan Muhammad jahir dan batin, artinya bertubuhkan ruh namanya, maka tiada yang kita kenang-kenang lagi hati dan tubuh ini, hanya bertubuh batin saja, artinya Muhammad jualah yang Menjadi tubuh kita, dengan demikian, hakekat kita ini bertubuhkan Ruh Idhofi namanya. Allah berdiri diatas hukum dan muhammad itulah yang menjalankan hukum, dengan demikian, maka berlakulah hukum sebagai mana adanya. Allah berkehendak, Muhammad berlaku. Ulama berkata Antara diri dengan Tuhannya sedang asyik pandang memandang dengan Nyawa, tiada akan berkesudahan lagi, Nyawapun demikian pula, tiada berkeputusan dan tiada berkedudukan lagi pandang dan pujinya kepada Allah, sedikitpun tiada lupa pandangannya kepada Allah, apa yang dipandang oleh diri itu sejauh ia melepaskan pandangannya, hanya Allah ta’ala saja yang dilihat dan didengarnya, tiada yang berlaku dikanan dan dikirinya, keatas dan kebawah, jahir maupun batin, yang dirasa hanya puji bagi puji kepada Allah seluruh alam semesta ini. Inilah yang pernah dikatakan oleh ulama yang Muhaqqiqin atau yang sudah maujud, seluruh yang berlaku pada pandanganmu itu adalah tauladan, puji atau zikrullah yang berlaku bagi seluruh alam semesta ini, karna dirinya itu mengandung kalimah berahasia kepada Allah. Ilmu inilah yang dinamakan laut ujudullah yang amat luas dan amat dalam, yang tiada dapat dicapai oleh akal siapapun dan tiada tersurat lagi oleh tulisan dan tiada terucapkan lagi dengan kalam. Bila Harfin wala Sautin ” Tiada suara dan tiada huruf ” Laya’ ripunaka Ilallah ” Tiada yang mengenal Allah melainkan Allah jua ” ”Aku kenal Tuhan-ku, dengan pengenalan Tuhan-ku jua” 58 Jika demikian, maka pengenalan diri itu ialah yang tiada di-Hakekat-kan dan tiada pula dima’rifatkan lagi, tetapi hanya berlaku dengan sendirinya. Kita mengenal itu bukan berarti kita atau jasad yang baharu ini, sama sekali bukan....., akan tetapi yang mengenal itu, ialah yang Hidup dan tiada akan pernah mati, itulah diri yang sebenar-benarnya diri. Pasal sembahyang Sholat atau Dalam Hakekat mengenal Diri HOLAT, sesungguhnya sudah ada jauh sebelum Rosulullah Saw melakukan Mi’raj, yaitu ketika Allah Swt telah selesai menjadikan tubuh nabi Adam As, ketika itu Allah Swt berseru dan memerintahkan kepada seluruh penghuni Syurga untuk sujud kepada nabi Adam As. Perintah sujud itu kemudian dipertegas kembali oleh Allah Swt lewat perantara Nabi Muhammad Saw, yaitu ketika beliau diberangkatkan oleh Allah Swt untuk melakukan Mi’raj kelangit yang ketujuh, kemudian keSidrat Al-Muntaha, disinilah nabi Muhammad Saw menerima perintah sholat itu. Istilah sujudnya para penghuni syurga kala itu, dipertegas kembali oleh Allah Swt dengan sebutan sholat atau sembahyang sebagaimana yang kita ketahui sekarang ini. Allah Swt, berseru kepada seluruh penghuni syurga “Wahai sekalian penghuni Syurga, Ku perintahkan kepadamu, sujudlah engkau semua kepada Adam”. Perintah Allah Swt kala itu mengandung iktibar dan rahasia yang sangat besar bagi kita yang beriman kepada-Nya, coba saja kita renungkan baikbaik, mengapa kala itu Allah Swt berkata demikian, tidak sebaliknya ” Wahai sekalian penghuni Syurga dan engkau wahai Adam, sujudlah kamu semua kepada-Ku ” Perintah Allah Swt saat itu mengisyaratkan kepada kita semua, bahwa sesungguhnya telah ada satu risalah dan rahasia yang teramat besar, yang telah dipertaruhkan oleh Allah Swt terhadap diri Adam kala itu, ini juga 59 berlaku atas diri kita, sebab antara Allah, Muhammad, Adam dan diri kita sesungguhnya merupakan satu kesatuan yang utuh serta tidak dapat dipisah-pisahkan. Rosulullah Saw, bersabda ” Aku adalah bapak dari sekalian Ruh, dan Adam itu adalah bapak dari pada sekalian Batang tubuh ” Allah Swt, juga telah berfirman ”Aku ciptakan manusia itu dalam bentuk yang paling sempurna, tapi apabila ia lalai dan ingkar kepada-Ku, maka akan Aku lemparkan ia ketempat yang paling hina, bahkan amat hina dari yang paling hina ” Rahasia apa kiranya yang melatar belakangi terciptanya manusia ini, sehingga diri kita tercipta dalam bentuk yang paling sempurna, inilah yang hendaknya kita cari tau, agar kita tidak termaksud dalam golongan orangorang yang lalai dan ingkar, terutama sekali ketika kita sedang didalam beribadah. Allah Swt berfirman ”Tidak Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepadaku” QS, Adz –Dzaariyat 56 ”kecelakaan besarlah bagi mereka yang sholat,namun mereka lalai didalam sholatnya” QS, Al-maun 4-5 Asal muasal Sholat Ketahuilah olehmu, wahai saudaraku sekalian...! Bahwa sahabat Rosulullah Saw, yaitu Syaidina Umar bin Khotob. ra, pernah bertanya kepada Rosulullah Saw ” Ya Junjungan-ku, apakah asalnya sembahyang itu...? ” Rosulullah Saw, menjawab ” Asalnya adalah dari Nama-ku, yaitu Akhmad ” 60 Akhmad احمد Alif ا, itu martabatnya............................................................ Api Api itu sifatnya cagat, menjilat keatas ......... Artinya Berdiri tegak atau berdiri betul, ini mencerminkan akan sifat kebesaran Allah ta’ala Sifat Jalalullah, yaitu menjadikan Kuat dan Lemah Kha ح, itu martabatnya ............................................................. Angin. Angin itu sifatnya Condong bertiup horisontal Artinya merunduk atau Ruku, ini mencerminkan akan sifat kekerasan Allah ta’ala Qaharullah, yaitu menjadikan Hidup dan mati. Mim م, itu Martabatnya ................................................................... Air. Air itu sifatnya meleleh selalu mencari tempat yang rendah Artinya tersungkur atau Sujud, ini mencerminkan akan sifat keelokan Allah ta’ala Jamalullah, yaitu menjadikan Tua dan Muda Dal د, itu martabatnya ……. Tanah. Tanah itu sifatnya Diam tidak bergerak Artinya Bersimpuh atau duduk, ini mencerminkan akan sifat kesempurnaan Allah ta’ala Kamalullah, yaitu menjadikan Ada dan tiada. Sedangkan sholat 5 waktu itu terbitnya dari pada kalimah الحمدAl-Hamdu = segala puji 61 Asal waktu Sholat Hari yang pertama sekali dijadikan oleh Allah Swt, adalah hari Ahad dan dijadikan-Nya Haq Allah ta’ala itu pada waktu Djuhur.inilah asalnya waktu I . Tajalli-nya huruf Alif pada lafald Al-Hamdu, akan menjadikan asal mulanya waktu djuhur 4 raka’at, karna meliputi 4 empat perkara atas diri kita, yaitu • • • • Suhud Jauhar Budi Nur 4 empat perkara juga pengenalan kita, yaitu • • • • Iman Islam Tauhid Ma’rifat 4 empat perkara juga yang jahir atas diri kita, yaitu • 2 buah mata, • 2 buah telinga. 4 empat perkara juga yang batin atas diri kita, yaitu • Urat • Tulang • Otak • Sumsum II . Tajalli-nya huruf Lam pada lafald Al-Hamdu, akan menjadikan asal mulanya waktu Ashar 4 raka’at, karna meliputi 62 4 empat perkara atas diri kita, yaitu • • • • Wada Wadi Mani Manikam 4 empat perkara juga pengenalan kita, yaitu • • • • Rahasia Tubuh Hati Nyawa 4 empat perkara pula yang jahir atas diri kita, yaitu • 2 buah kaki • 2 buah tangan. 4 empat perkara pula yang batin atas diri kita, yaitu • • • • Darah Daging Kulit Bulu atau Rambut III . Tajalli-nya huruf Kha pada lafald Al-Hamdu, akan menjadikan asal muasal waktu Magrib 3 raka’at, karna meliputi 3 tiga perkara atas diri kita, yaitu • Zat • Muhammad • Adam 3 tiga perkara juga pengenalan kita, yaitu • Wajib 63 • Harus • Mustakhil 3 tiga perkara pula yang jahir atas diri kita, yaitu • Jernih Cahaya Sumsum • Suci Cahaya Darah • Hening Cahaya Otak IV . Tajalli-nya huruf Mim pada lafald Al-hamdu, akan menjadikan asal muasal waktu Isya 4 raka’at, karna meliputi 4 empat perkara atas diri kita, yaitu • • • • Roh Nurani Roh Rohani Roh Idhofi Roh Robbani 4 empat perkara juga pengenalannya atas diri kita, yaitu • • • • Diri terdiri Diri terjeli Diri terperi Diri yang diperikan. 4 empat perkara pula yang jahir atas diri kita, yaitu • 2 buah susu • 2 buah lutut. 4 empat perkara pula yang batin atas diri kita, yaitu • • • • Hati sanubari Hati Ma’nawi Hati Nurani Hati Mu’min. 64 V. Tajalli-nya huruf Dal pada lafald Al-hamdu, akan menjadikan asal muasal waktu Subuh 2 raka’at, karna meliputi 2 dua perkara atas diri kita, yaitu • Nurani • Rohani 2 dua perkara juga yang pengenalan atas diri kita, yaitu • Qodim • Muhaddas 2 dua perkara juga yangJahir atas diri kita, yaitu • Laki-laki • Perempuan 2 dua perkara juga yang batin atas diri kita, yaitu • Rahmat • Nilmat Catatan Ketahui pula olehmu wahai saudaraku, bahwa asal diri kita ini, adalah dari 2, perkara, yaitu o Awal dari Bapak o Awal dari Ibu Dan ketahui pula olehmu wahai saudaraku, bahwa yang awal dari bapak itu, ialah o Ajal o Maut o Yaqin Sedangkan yang awal dari ibu itu, ialah Hidup. Dan bila keduanya itu bersama, maka inilah yang akan menjadikan Nyawa dan Badan. 65 Pemaknaan Al-Hamdu Ketahui pula olehmu wahai saudara-saudaraku.......! Arti dan pemaknaan serta Rahasia lafald Al-hamdu itu, agar kamu semua didalam sholat itu dapat mencapai kesempurnaan dan tidak sia-sia. Lapald Al-Hamdu diambil dari ayat pertama Surah Al-Fatekha, yaitu pada kalimah ” Al-hamdu- illahi robbil ’alamin ”. ” Segala puji- bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam ” Itu sebabnya Suratul Fatekha menjadi salah satu rukun dari 13 rukun yang ada dan wajib untuk kita ketahui. Tidak dipandang syah sholatmu apabila suratul Fatekha tidak ada didalamnya, juga tidak dipandang sempurna sholatmu bila salah dan keliru didalam pengucapan-nya الحمد Huruf Alif - Sholat Dzohor - Nabinya Ibrahim As - Malaikatnya Jibril - Sahabatnya Syaidina Abu Bakar Siddiq - Kepala. Huruf Lam - Sholat Ashar - Nabinya Yunus As - Malaikatnya Mikail - Sahabatnya Syaidina Umar bin Khatab - Tubuh. Huruf Kha - Sholat Magrib - Nabinya Musa As - Malaikatnya Isrofil - Sahabatnya Syaidina Usman bin Affan - Tangan. Huruf Mim - Sholat Isya - Nabinya Isa As - Malaikatnya Izrail -Sahabatnya Syaidina Ali bin Abi Tholib - Pinggang. Huruf Dal - Sholat Subuh - Nabinya Adam As - Malaikatnya Rahmani/Harun - Sahabatnya tidak ada - Kaki. Keterangan Nabi Adam As, tidak mempunyai sahabat karna Nabi Adam As itu adalah Bapak dari batang tubuh manusia. 66 Pasal tentang Suratul Fatekha Dalam Hakekat Bismillahir rohmanir rohim. Ya Muhammad, bahwasannya Allah ta’ala itu Esa, Esa pada Dzat-Nya, Esa pada Sifat-Nya, Esa pada Asma-Nya dan Esa pada Af’al-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Al-hamdulillahi robbil ’alamin. Ya Muhammad, bermula sembahyang itu adalah Esa Dzat-Ku, Aku memuji diri-Ku sendiri, Aku menjadikan jahir dan batin dan Aku-lah yang memeliharanya. Arrohmanir rohim. Ya Muhammad, yang membaca Fatekha itu Aku, Aku memuji diri-Ku sendiri, kasih sayang-Ku kepada diri-Ku. Maliqiyaumiddin. Ya Muhammad, engkau itu ganti kerajaan-Ku yang maha besar, karna engkau itu adalah Aku tiada yang lain. Iyyaqana’ budhu wa iyyaka nastain. Ya Muhammad, bermula kehambaan itu adalah sifat-Ku, maka yang menghadap kepada-Ku jahir dan batin itu, Aku jua tiada yang lain. Ikhdinas sirotol mustaqim. Ya Muhammad, tiada yang tahu, engkaulah yang mengetahui Dzat-Ku, karna engkau itu adalah rahasia jalan untuk mengenal-Ku. Shirotol ladzina anamtha ’alaihim. Ya Muhammad, semuanya itu nikmat dari pada-Ku, maka kembalilah dan berhadaplah kepada-Ku sekaliannya. Ghairil maghdu bhi ’alaihim waladholin. Ya Muhammad, tidaklah Aku marah kepada ummatmu, Aku menyatakan rahasia-Ku, kasih sayang-Ku kepadamu dan kepada ummatmu. Amin. Ya Muhammad, engkau itu sifat-Ku didalam ke-elokan, kekerasan dan kesempurnaan-Ku, Aku perkenankan apa-apa maksudmu kepada-Ku, karna tiada lain yang kaya dan berkehendak itu melainkan Aku jua adanya, 67 Bismillah = Allah menamai Diri-Nya Ar-rahman = Ya Muhammad, Aku menciptakan engkau Ar-rahim = Ya Muhammad, Aku mengatakan rahasia-Ku kepadamu Al-hamdulillah = Ya Muhammad, Sembahyang-Ku itu ganti sembahyangmu menuju diri-Ku Robbil ’alamin = Ya Muhammad, Aku tahu dzahir dan batinmu Ar-rohmanir rohim = Ya Muhammad, yang membaca fatekha itu Aku dan sembahyang itu memuji diri-Ku Maliqiyau middhin = Ya Muhammad, Aku Tuhan yang maha besar yang isi sekalian alam ini, kamu ganti kerajaan-Ku Iyyakana’ budhu = Ya Muhammad, tiada lain yang sembahyang itu, Aku memuji diri-Ku Wa iyyaka nasta’in = Ya Muhammad, yang gaib itu Aku, tiada Aku engkau ganti kerajaan-Ku Ikhdinas syirotol mustaqim = Ya Muhammad, tiada yang tahu, engkau jua yang mengetahui Aku Shirotolladzina an amtha ’alaihim = Ya Muhammad, tiada murka-Ku kepadamu, Aku kasih sayang kepadamu, sebab Aku sungguh kasih akan sekalian umatmu. Ghairil magdhubi ’alaihim = Ya Muhammad, tiada murka-Ku kepadamu, tiada nyata Aku jika tiada engkau. Waladholin = Ya Muhammad, jika tiada kasih-Ku, tidak adalah engkau dan tiada rahasia-Ku sekalian Nya Amin = Ya Muhammad, adamu itu ganti rahasia-Ku. Itulah keterangan yang menerangkan tentang Asal mula Sholat, waktu sholat, jumlah raka’at sholat dan tafsir hakekat suratul fatekha didalam sholat. 68 7 Bismillah Barencong dalam Kitab 7 Bismillah dari kitab Barencong ilmu turunan dari Datu Sanggul, Tanah Muning-Kalimantan Selatan • Bismillah Allah itu tajalli kepada Hayat, Hu itu ruh, ruh itu nafas, nafas itu nyawa. ini pegangan datu sanggul, barang siapa berlepas dari ini, matinya sama dengan binatang • Bismillah Allah tajalli kepada Hayat, Hayat tajalli kepada Nur Muhammad, Nur Muhammad itu tubuh kita. • Bismillah Ilmu sudah rapat mupakat Akhlussunnah wal jama’ah. Hayat itu menjadi nyawa, nyawa itu menjadi Muhammad, maka jangan lepas dari ini. Hasan, Negara Kalimantan Selatan • Bismillah Ilmu sudah rapat mupakat Akhlissunnah wal jama’ah, Adapun sebenar-benarnya diri itu adalah hayat dan sebenarbenarnya hayat itu adalah ruh, dan sebenar-benarnya ruh itu adalah nafas, dan sebenar-benarnya nafas itu adalah rahasia, dan sebenarbenarnya rahasia itu adalah nur Muhammad, dan sebenar-benarnya Nur Muhammad itu adalah tubuh kita. H. Muhammad Arsyad Al-banjari, dalam pagar-MartapuraKalimantan Selatan • Bismillah LA itu Hayat, ILA itu Ruh, ILAHA itu dinafas, ALLAH itu Nyawa. • Bismillah Badan Rohani itu ialah Allah. selanjutnya Allah ta’ala itu jangan dicari lagi sebab Ia sudah menjadi segala nyawa, Ia sudah menjadi nama kita didalam rahani adanya. H. Abd. Samad – Bakumpat- Kalimantan Selatan • BismillahAllah ta’ala jangan dicari lagi, karna sudah menjadi sekalian Nyawa Laitsya kamitslihi syai’un 69 Musabab Jumlah Raka’at Sholat Subuh, 2 rakaat, oleh sebab tajalli-nya Allah ta’ala pada 2 perkara, yaitu o Zat o Sifat yang maujud Djuhur, 4 rakaat, oleh sebab tajallinya Allah ta’ala pada 4 perkara, yaitu o o o o Ujud Ilmu Nur Suhud Ashar, 4 rakaat, oleh sebab tajallinya Allah ta’ala pada 4 perkara, yaitu o Api o Angin o Air o Tanah Magrib, 3 rakaat, oleh sebab tajallinya Allah ta’ala pada 3 perkara, yaitu o Ahdat Allah o Wahdat Muhammad o Wahidiyat Adam Rosulullah Saw, berkata ” Barang siapa mengetahui yang 3 perkara ini, maka sempurnalah sembahyangnya, dan jika 3 perkara ini tidak diketahuinya maka adalah didalam dosa ” Isya, 4 rakaat, oleh sebab tajalli Allah ta’ala pada 4 perkara, yaitu o o o o Mada Madi Mani Manikam 70 Ashrarus Sholah Rahasia didalam Sembahyang Ashrarus Sholah, artinya rahasia didalam sholat sembahyang, maka hendaklah kamu mengetahui segala rahasia yang ada didalam sholat sembahyang itu. Adapun yang dimaksud rahasia itu, ialah hakikat dan ma’rifat didalam Sholat sembahyang. Hakikat itu adalah batinnya Syareat Ulama ahli hakekat, mengatakan ” Ketahuilah olehmu, bahwasannya hakekat sembahyang itu, asalnya atas 4 empat perkara, yaitu 1. Mengetahui hakekat didalam berdiri, 2. Mengetahui hakekat didalam ruku, 3. Mengetahui hakekat didalam sujud 4. Mengetahui hakekat didalam duduk. Hakekat berdiri itu kepada huruf Alif, asalnya dari Api. Api yang dimaksud disini, bukan api pelita atau api bara sebagaimana yang kita ketahui, akan tetapi api yang dimaksud itu adalah merupakan satu I’tibar yang menyatakan akan sifat dari api, yaitu cagat menjilat keatas yang mengisyaratkan akan berdiri tegak berdiri betul ujung atasnya menguasai 7 petala langit dan ujung bawahnya menguasai 7 petala bumi, sebagai perlambang akan sifat kebesaran Allah ta’ala Sifat Jalallullah. Sifat Kebesaran Allah ta’ala itu, duduknya pada 2 dua perkara, yaitu o Kuat o Lemah Adapun yang kuat dan yang lemah itu adalah Iradat kehendak-Nya jua Allah Swt, berfirman ” Allah Swt itu berbuat sekehendak-Nya, sedangkan hamba itu sekali-kali tidak mempunyai kuat dan lemah ” 71 Sebab kekuatan dan kelemahan hamba itu sesungguhnya, dikuatkan dan dilemahkan oleh Allah ta’ala. Inilah yang difanakan didalam berdiri tegak atau berdiri betul, bahwa segala perbuatan yang baharu itu menyatakan perbuatan yang Qodim jua adanya. Arifbillah, mengatakan ” Tiada ku perbuat didalam sembahyang itu, jahir maupun batin, melainkan Allah Swt jua yang berbuat ” Hakekat Ruku itu kepada huruf Lam, asalnya dari Angin Angin disini, bukan angin timur atau angin barat seperti yang kita ketahui, akan tetapi angin yang dimaksud itu juga merupakan satu i’tibar yang menyatakan akan sifat angin, yaitu condong atau bertiup horisontal, ini mengisyaratkan kondisi menunduk Ruku, sebagai perlambang akan sifat keelokan Allah ta’ala Sifat Jamalullah. Sifat Keelokan Allah ta’ala itu, duduknya pada 2 dua perkara juga, yaitu o Tua o Muda Adapun tua dan muda itu juga iradat kehendak-Nya jua. Hamba itu tiada sekali-kali mempunyai tua dan muda, adapun tua dan muda itu oleh karna Dituakan dan dimudakan oleh Allah ta’ala. Inilah yang difanakan didalam merunduk Ruku, bahwa semua nama kita yang baharu itu akan lenyap, yang ada hanyalah nama Allah ta’ala jua adanya. Arifbillah, berkata ”Tiada nama yang lain didalam sembahyang itu, jahir maupun batin, melainkan Nama Allah jua adanya ” Mengapa demikian, karna nama dengan yang empunya nama itu satu jua adanya, baik jahir maupun batin tiada nama lain selain nama-Nya. Hakekat Sujud itu kepada huruf Lam Akhir, asalnya dari Air. 72 Air yang dimaksud disini, bukan air laut atau air sungai seperti yang kita ketahui, akan tetapi air yang dimaksud disini juga merupakan satu i’tibar yang menyatakan akan sifat air, yaitu senantiasa mencari tempat yang rendah, yang mengisyaratkan posisi sujud, sebagai perlambang sifat kekerasan Allah ta’ala Sifat Qaharullah. Sifat Kekerasan Allah ta’ala itu, duduknya pada 2 dua perkara juga, yaitu o Hidup o Mati Adapun hidup dan mati itu, juga iradat kehendak-Nya jua. Hamba itu tiada sekali-kali mempunyai hidup dan mati, sebab hidup dan matinya hamba itu, dihidupkan dan dimatikan oleh Allah ta’ala, Inilah yang difanakan ketika sujud, segala sifat kita yang baharu akan lenyap dan yang ada hanya sifat Allah ta’ala jua adanya. Arifbillah, berkata ” Tiada rupa yang lain didalam sembahyang itu, selain rupanya jua adanya ” Sifat dengan yang empunya sifat itu satu jua adanya, baik jahir maupun batin. Adapun pengertian Sifat disini, yaitu o o o o o o o Tiada yang hidup, Tiada yang tahu, Tiada yang kuasa, Tiada yang berkehendak, Tiada yang mendengar, Tiada yang melihat Tiada yang berkat-kata, melainkan Allah Swt jua adanya. Hakekat Duduk itu kepada huruf Ha, asalnya dari Tanah. Tanah yang dimaksud disini, bukan tanah pasir atau tanah lumpur seperti yang kita ketahui, tetapi tanah yang dimaksud itu juga merupakan satu i’tibar yang menyatakan sifat tanah, yaitu diam yang mengisyaratkan 73 posisi duduk, sebagai perlambang sifat kesempurnaan Allah ta’ala Sifat Kamalullah. Sifat kesempurnaan Allah ta’ala itu, duduknya pada 2 dua perkara yaitu o Ada o Tiada Hamba itu sekali-kali tiada memiliki ada dan tiada, sebab ada dan tiadanya itu, diadakan dan ditiadakan oleh Allah ta’ala. Inilah yang difanakan ketika duduk, tiada ujud kita yang baharu melainkan Ujud Allah jua adanya. Arifbillah, berkata ” Tiada ujud yang lain didalam sembahyang itu, melainkan hanya ujud Allah jua adanya jahir dan batin ” Inilah hakekat yang ada didalam sembahyang, oleh karena itu maka Hakekat maupun Ma’rifat kita harus benar-benar bersih dan suci dari 3 perkara, yaitu Suci dari pada Syirik Suci dari pada Niddun Jangan bertimbang Suci dar pada Dhiddun Jangan berlawanan Allah Swt, berfirman ” Dahulu Allah dengan tiada mendahului akan Dia, dan yang kemudian dengan tiada yang kemudian dari pada-Nya, Jahir Allah itu dengan tiada yang menjahirkan akan Dia, dan bathin Allah itu dengan tiada yang tersembunyi ” Maksudnya Bermula Ia yang awal dan yang akhir, Ia yang jahir dan yang batin, tiada yang lain dari padanya, itulah tauhid dan itulah ma’rifat yang sempurna. Jika tidak demikian, maka sesungguhnya kita sembahyang itu tidak ubahnya hanya menyembah berhala saja. Dan sesungguhnya berhala yang besar itu, adalah anak dan istri serta semua hartamu, sedangkan berhala yang kecil itu adalah nafsunafsumu yang ada didalam dirimu sendiri. 74 Rukun 13 Selanjutnya ketahui pula olehmu wahai saudaraku, Rukun 13 tiga belas yang wajib, jangan sampai engkau tidak mengetahuinya, dan jangan pula engkau tidak dapat membedakan mana yang wajib dan mana yang sunah, karna itu akan merusak sholatmu. Adapun Rukun wajib yang 13 tiga belas itu, adalah Sbb o o o o o o Niat Berdiri betul Takbiratul Ikhram Fatekha Ruku I’tidal o o o o o o o Sujud Duduk antara 2 sujud Tahyat Awal Tahyat Akhir Salawat Salam Tertib. Rukun 13 tiga belas itu jika ia berhimpun dalam satu laku dan perbuatan, maka ia akan membentuk sebuah isyarat kalimah, yaitu kalimah ” ALLAH ”, sebab o o o o Berdiri itu, mengisyaratkan huruf Alif, Ruku itu, mengisyaratkan huruf Lam awal, Sujud itu, mengisyaratkan huruf Lam akhir Duduk itu, mengisyarat huruf Haa. Rukun 13 tiga belas didalam sholat itu, merupakan sebuah tahapantahapan dari suatu pekerjaan yang diwajibkan atas semua manusia yang beriman, tidak wajib bagi mereka yang tidak beriman. Rukun 13 tiga belas yang wajib itu, dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 3 tiga rukun saja, yaitu o Rukun Qolbu, o Rukun Qouli o Rukun Fi’li. 75 Rukun Qolbu , takluknya pada Hati duduknya pada Hati, meliputi 2 perkara, yaitu 1. Niat 2. Tertib Rukun Qauli, takluknya pada lidah atau bacaan, meliputi 5 perkara, yaitu 1. 2. 3. 4. 5. Takbiratul Ikhram Fatekha Tahyat Awal Salawat Salam Rukun Fi’li, takluknya pada laku pekerjaan, meliputi 6 perkara, yaitu 1. 2. 3. 4. 5. 6. Berdiri betul Ruku I’tidal Sujud Duduk antara 2 sujud Duduk tahyat Akhir. Selanjutnya rukun 13 tiga belas itu, dihimpunkan lagi menjadi 3 tiga Rukun saja didalam satu gerak/perbuatan, yaitu pada ketika mengangkat Takbir pertama takbiratul ikhram, isinya o Qasad o Ta’arad o Ta’yin Qasad, Qasad itu, tubuh kita yang menyatakan Niat dan perbuatan yang sempurna. Adapun Niat yang sebenar-benarnya Niat itu, ialah Tiada berhuruf, Tiada bersuara Tiada bertempat Itulah Zat Allah ta’ala yang mutlak, Ia-lah yang melemahkan sekalian yang maujud dan melingkupi sekalian yang maujud dialam ini. 76 Ta’arad, Ta’arad itu, menyatakan Fardhu. Adapun Fardhu yang sebenar-benarnya itu, ialah Sifat Allah ta’ala. A’yan tsabitha itu ialah Nur Muhammad, wujud dan tempatnya pada sekalian ruh manusia. Ta’yin, Ta’yin itu, Nyata Af’al Allah ta’ala pada alam malakut jasad Adam, itulah tubuh kita. Muqaranah Niat Didalam Takbiratul Ikhram Pasal ini, adalah pasal yang menyatakan tentang Muqaranah Niat didalam Takbiratul Ikhram pada sekalian Ahli Fikih dan I’tikat akhli sunnah wal jama’ah pada mazhab Imam Syafe’i yang diberi oleh Allah rahmat atasnya. Muqaranah niat didalam takbiratul ikhram itu, wajib atas tiap-tiap Islam laki-laki dan Islam perempuan untuk mengetahuinya, Imam Nawawi ra, berkata ” Wajib dimuqaranahkan niat itu pada takbiratul ikhram ” Hakekat Niat itu, ialah Iradat kehendak dari Allah ta’ala pada martabat Alam Lahut, dinamai Ia Sirrul Chafi, artinya yang tersembunyi, tiada seorangpun yang mengetahui akan Ia, itulah hakikatnya Zat pada sekalian yang maujud ini. Allah Swt, berfirman ” Bahwasannya Aku jua yang mengetahui, yang nyata dan yang tersembunyi ” Kemudian turun kealam Asmaari, yaitu kepada rahasia kita, maka dinamakan akan Ia ”Adzam ”. Allah Swt, berfirman ” Bahwasannya yang demikian itulah dari pada sebaik-baiknya cita-cita sekalian pekerjaan dan kebajikan ” 77 Kemudian, untuk melengkapi kepada hati serta diperbuat Anggotanya, maka inilah yang dinamai akan dia itu ” Niat ”. oleh Rosulullah Saw, bersabda ”Bahwasannya tiada syah segala amal itu, melainkan dengan Niat” Segala amal yang berlaku pada syareat itu, tiada akan sempurna tanpa dengan Niat. Muqaranah Niat pada waktu Takbiratul Ikhram itu, diklasifikasikan menjadi 3 tiga perkara, yaitu o Muqaranah Urufiyah o Muqaranah Tauzi’ijah o Muqaranah Basthiah. Muqaranah Urufiyah, adalah pakaian segala Ahlul-islam dan i’tiqat segala Ahlussunnah wal jamaah, syah pada maqom Imam Syafi’i. ra, maka syahlah sembahyang dengan dia. Sedangkan untuk kaifiat Muqaranah Urufiyah itu, dihimpunkan pada rukun yang 13, yang meliputi o Rukun Qolbi o Rukun Qauli o Rukun Fi’li Untuk kemudian dihimpunkan lagi didalam Takbiratul Ikhram, yang meliputi o Qasad o Ta’arad Yaitu ketika berkata ” Allahu Akbar ” Ia ingat didalamnya ” Aku perbuat fardhu itu atau sembahyang fardhu ini ”. Muqaranah Niat itu, jangan terdahulu dan jangan kemudian dari pada huruf Alif Allah, bersamaan dengan mengangkat tangan sembari mengucap kalimah ”Allahu Akbar”, begitu pula dengan hati turut mengucap, maka nyatalah disana segala perbuatan didalam sembahyang itu. 78 Memulainya yaitu pada Alif Allah dan menyudahinya pada Ra Akbar, jika tepat kita meletakkannya, maka sempurnalah niat itu dan sempurnalah sembahyangnya. Muqaranah Tauzi’iyah, ialah Muqaranah yang sia-sia lagi tidak syah Sembahyangnya dengan dia, yaitu menetapkan Qasad, Ta’arad dan ta’yin yang hadir didalam hatinya tatkala lidahnya berucap atau Allahu Akbar , hatinya menyebut ” Aku sembahyang Fardhu Zuhur, asar atau yang lainnya ” Yang demikian itu tidak syah pada Mazhab Imam Syafi’i, karna mengulang Niat. Muqaranah Basthiah, ialah Muqaranahnya segala Nabi dan sekalian Wali-waliyullah, dan atas mereka itu rahmat Allah dan salam-Nya. Muqaranah Basthiah inilah Muqaranah yang sempurna, oleh sebab Tauhid dan Ma’rifat mereka kepada Allah Swt sudah sempurna, namun bagi kita berhati-hatilah memakainya, karna dikhawatirkan kalau kita ini belum lagi sampai kepada maqom Fana, itu sebabnya kita tidak boleh memakai Muqaranah Basthiah, akan tetapi bila kita telah sampai kepada maqom fana itu hapus segala sifat-sifat basyariah, maka dapatlah kita memakainya. Adapun kaifiyat memakai muqaranah basthiah itu, dihadirkan niat itu tatkala mengambil air wudhu atau air sembahyang dan berkekalan hingga salam. Dihadirkan niat itu tatkala mengucap Allahu Akbar, difanakan segala ujudnya dan segala sifatnya dan segala Asmanya serta Af’alnya dari pada keakuan dirinya, sekali-kali ia tidak merasa lagi akan dirinya, melainkan akuan Allah semata yang berdiri, ruku, sujud dan duduk, inilah perbuatan orang yang Akullah. 79 4 Hal didalam takbiratul Ikhram 1. Mi’Raj, artinya lenyap.... maksudnya bahwa kita ini tidak ada mempunyai diri atau tubuh lagi, melainkan hanya Allah ta’ala dan kita ini adalah hambanya. 2. Ikhram, artinya tercengang-cengan tafaqur sesaat..... maksudnya tiada kita mengetahui akan diri dan tidak akan tahu Tuhannya, hanya bertemu gaib didalam gaib. 3. Munajat, artinya berkata-kata..... yang berkata-kata itu adalah Allah ta’ala dan kita ini adalah hambanya. 4. Tubaddil, artinya terganti...... bahwa kita ini tidak ada mempunyai ujud lagi melainkan hanya ujud Allah ta’ala, dan kita ini adalah hambanya. o Qasad Menyenghaja sesuatu perbuatan o Qalbi Perbuatan hati Menyenghaja o Ta’arad Menentukan Fardhu o Qauli Perbuatan Lidah Fardhu o Ta’yin Menentukan waktu o Fi’li Perbuatan Tubuh Waktu Rosulullah Saw, bersabda ” Pada Hakekatnya yang bertakbiratul Ikhram itu hanya Allah jua semata-mata ” Qasad itu, tubuh kita ini yang menyatakan Niat yang sebenarbenarnya niat, tempatnya pada Dzat Allah ta’ala yang mutlaq Laitsya kamitslihi syaiun, itulah yang melingkupi Ilmu.. Ta’arad itu, menyatakan Fardhu dan yang sebenar-benarnya fardhu itu Sifat Dzat Allah ta’ala, yaitu Nur Muhammad Ta’yin Awal Muhammad itu tempat tajallinya segala Roh Ta’yin itu, menyatakan perbuatan Sholat, artinya Af’al Allah ta’ala pada Alam Malakut jasad Adam itu tubuh kita, Ta’yin itu menentukan masuknya waktu Sholat. 80 Rosulullah Saw, bersabda ” Barang siapa yang meninggalkan sembahyang lima waktu, maka ia akan dibebankan seperti tersebut dibawah ini Syahadatnya tidak diterima dan harus dibunuh Mayatnya jangan dimandikan dan ditanam dijalanan Jangan dimakan binatang sembelihannya Jangan bergaul dengan mereka, karna mereka lebih najis dari pada anjing dan babi. -”Janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan sombong” QS, Luqman 18 81 Bab Mematikan Diri Mati dalam Ma’nawiyah Antal Mautu Qoblal Mautu “ Rasakanlah mati sebelum engkau mati “ Mati tidak lebih dari suatu peristiwa yang jiwa ini berhenti memakai perkakasnya, perkakasnya itu ialah anggota jiwa. Jiwa itu Jauhar, bukan jisim atau aradh Jauhar jiwa, berlainan dengan jauhar tubuh, jauhar jiwa bersifat halus dan gaib sedangkan jauhar tubuh bersifat kasar, itu sebabnya maka berbeda, kelakuannya, berbeda sifatnya dan berbeda pula perangainya. Jau har Jiwa tidak mati, akan tetapi ia akan kembali kepada kekekalannya dan terlepas dari seluruh ikatan-ikatan alam lahiriyah, ia tidak akan fana selama ia masih jauhar, dzatnya juga tidak akan pernah habis, sedangkan yang habis dan bertukar-tukar itu ialah aradh yang datang kemudian. Demikian sekelumit pengantar tentang mati sebagai pembuka kata, dalam konteks perjalannan diri didalam mencari dan memahami akan hakekat diri kita yang sesungguhnya, yaitu diri yang sebenar-benarnya diri, yang hidup dan tiada akan pernah mati. Mematikan diri yang dimaksud pada pasal ini, adalah mati dalam arti ma’na atau mati ma’nawiyah, bukan mati hissiyah atau mati jasad jisim seperti layaknya jenajah. Didalam melakukan perjalanan batin, mematikan diri itu merupakan jalan terakhir dari semua perjalanan yang ada, yang dapat menghantarkan diri seseorang untuk sampai pada Ujudul Haq. Tanpa dengan jalan mati sebagaimana yang kami maksudkan itu, seseorang tidak akan pernah sampai pada tujuan akhir. Adapun mati dalam ma’na itu, ialah Tiada hamba itu Kuasa Tiada hamba itu Berkehendak 82 Tiada hamba itu Mendengar Tiada hamba itu Melihat Tiada hamba itu Hidup Tiada hamba itu Tahu Tiada hamba itu berkata-kata. Karna memang sesungguhnya hamba itu sama sekali tidak memiliki apaapa, wujudnya saja kalau tidak diwujudkan tidak akan pernah ada, begitu pula dengan yang kami sebutkan diatas tadi, kesemuanya itu mutlak milik Allah dan sekali-kali hamba itu tidak berhak memiliki, jangankan memiliki mengakui saja hamba itu tidak diperkenankan. Apa lagi kiranya yang mau dibicarakan tentang hamba itu, karna sesungguhnya memang hamba itu tidak ada dan tidak akan pernah ada. Kuasa itu Qodrat-nya Allah, Kehendak itu Iradat-nya Allah, Mendengar itu Sama-nya Allah, Melihat itu Basyar-nya Allah, Hidup itu Hayat-nya Allah, Tahu itu Ilmu-nya Allah, Perkataan itu kalam-nya Allah, begitu pula dengan Dzat, Sifat, Asma dan Af’al. Dzat itu diri-Nya, Sifat itu rupa-Nya, Asma itu nama-Nya dan Af’al itu perbuatan-Nya, lantas yang mana milik hamba……..? Silahkan saudaraku renungkan sendiri, sebab yang bisa menjawabnya adalah saudaraku sendiri……!!! Dengan adanya kenyataan itu, kira-kira pantaskah jika didalam hidup dan kehidupan ini kita menyombongkan diri, lantas apa juga yang mau disombongkan. adanya kenyataan itu, kira-kira pantaskah jika kita menyombongkan diri, apa pula yang mau kita sombongkan Hidup kita ini, sesungguhnya karna kita dihidupkan, sekiranya kita tidak dihidupkan, mungkinkah kita hidup, tentu tidak bukan…?. Kita dapat melihat itu, sesungguhnya karna kita diperlihatkan, sekiranya kita tidak diperlihatkan, mungkinkah kita dapat melihat, tentu tidak bukan…? Kita dapat mendengar itu, sesungguhnya karna kita didengarkan, sekiranya kita tidak didengarkan, mungkinkah kita dapat mendengar, tentu tidak bukan…….?. begitu seterusnya……….dan seterusnya. Jika demikian kenyataan yang sebenarnya, maka sesungguhnya 83 Yang Hidup itu bukan kita, tetapi yang maha Hidup, Yang Kuasa itu bukan kita, tetapi yang maha Kuasa, Yang Berkehendak itu bukan kita, tetapi yang maha berkehendak, Yang Tahu itu bukan kita, tetapi yang maha Tahu, Yang Melihat itu bukan kita, tetapi yang maha Melihat, Yang mendengar itu bukan kita, tetapi yang maha mendengar, Yang Berkata-kata itu bukan kita tetapi yang maha berkata-kata. - “Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya dia berbuat untuk keselamatan dirinya sendiri dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rosul” QS, Al-israa 15 84 Garis besar tentang Sifat 20 dan Tasawwuf Sifat 20 Berbicara mengenai pengenalan diri, yaitu diri yang sebenar-benarnya diri, tentunya tidak akan lepas dari 2 ilmu Allah yang utama, yaitu Sifat 20 Tasawwuf Bagi orang awam, mengkaji sifat 20 dan tasawwuf itu sangat berbahaya dan menakutkan, sebab katanya bias membuat orang menjadi gila, ketakutan dan kekhawatiran itu sangat beralasan karna didalam perjalananannya, hal seperti itu mungkin saja bisa terjadi tetapi mungkin juga tidak. Hal ini sangat tergantung, bisa saja hal seperti itu terjadi oleh karena apa yang dikaji, lepas dari rel dan ketentuan dari apa yang dimaksudkan atau bisa juga karna penyampainya yang kurang menguasai bahan kajian, sehingga didalam materi pengkajiannya menjadi sangat membingungkan, berbelit-belit dan tidak ada satu kesimpulan yang dapat dijadikan patokan dan pegangan didalam hidup dan kehidupan ini. Pandangan yang menganggap bahwa ilmu sifat 20 dan tasawwuf itu bisa membuat orang menjadi gila itu sangat keliru besar…! Islam sendiri sangat menganjurkan kepada kita semua untuk memahami dan mempelajari kedua Ilmu tersebut, karna hanya dengan pemahaman dan pengajaran yang benar terhadap kedua ilmu Allah itu seseorang akan sampai pada apa yang ia kehendaki, yaitu dapat menghantarkan dirinya untuk mengadakan pengenalan, baik itu pengenalan pada dirinya sendiri terlebih lagi pengenalan terhadap diri Tuhannya. Tanpa dengan kedua Ilmu Allah tersebut, dapat dipastikan seseorang itu tidak akan pernah sampai pada maqom tertinggi disisi Allah, karna kedua ilmu itu adalah pintu atau gerbang utama yang harus dilalui untuk sampai kepada Allah. 85 Rosulullah bersabda “Kenalilah dirimu niscaya kamu akan kenal akan Tuhanmu, kenal akan Tuhanmu binasalah dirimu “ “Sesungguhnya diri anak Adam itu adalah dosa yang besar, terkecuali ia mengetahui “ “Barang siapa menuntut jalan kepada Allah dengan lain dari pada mengenal akan diri dengan sebenar-benarnya pengenalan, sesungguhnya kesesatan yang amat jauhlah ia dengan Tuhannya” “Aku Adalah gudang yang tersembunyi, Aku suka jika Aku dikenal, lalu Aku ciptakan makhluk supaya ia mengenal akan Aku” Ketahuilah olehmu wahai saudara-saudaraku sekalian…. Bermula mengenal diri itu adalah, ketahui dahulu olehmu akan sifat-sifat yang wajib bagi Allah, jalannya adalah Tasawwuf. Sifat wajib bagi Allah ada 13, seiring dengan adanya ilmu tentang diri melaui tasawwuf, maka para ulama tahkik menambahnya 7 sifat lagi sehingga genaplah menjadi 20 sifat jumlahnya sebagaimana seperti yang kita ketahui sekarang ini. 13 Sifat utama itu mutlak milik Allah, sedangkan yang 7 berikutnya itu dipertaruhkan Allah atas diri manusia. 13 sifat utama itu, ialah Wujud Ada Qidam Dahulu Baqa Kekal Mukhalafah lil hawadits Berbeda dengan semua makhluk Qiyamuhu ta’ala binafsih Berdiri sendiri Wahdaniyat Maha Esa Qudrat Kuasa Iradat Berkehendak Ilmu Tahu Hayat Hidup Sama Mendengar Basyhar Melihat Kalam berfirman/berkata. 86 Sedangkan 7 sifat berikutnya yang dipertaruhkan Allah atas diri manusia itu, sesungguhnya merupakan pengulangan dari 7 sifatnya yang wajib tersebut diatas, Yaitu o o o o o o o Sifat Qudrat menjadi Qadirun Sifat Iradat menjadi Muridun Sifat Ilmu menjadi Alimun Sifat Hayat menjadi Hayyun Sifat Sama menjadi Samiun Sifat Basyhar menjadi Basyhirun Sifat Kalam menjadi Mutakallimun. 20 sifat wajib bagi Allah itu didalam perjalanannya akan diklasifikasikan menjadi 4 Sifat, ini untuk mempermudah pemahaman kita tentang Tuhan itu sendiri, yaitu o o o o Sifat Nafsiyah Sifat Salbiyah Sifat Ma’ani Sifat Ma’nawiyah Sifat Nafsiyah. Sifat Nafsiyah artinya sifat yang wajib bagi dzat, atau sifat yang wajib bagi diri dzat, Nafs itu artinya diri diri dari dzat itu sendiri, ini yang harus ada atau ujud, mustakhil tidak ujud ada diri pasti ada ujud dari diri itu. Sifat nafsiyah itu masuknya pada • Sifat Wujud Ada Jika ada sifat Nafsiyah, tentunya juga akan ada diri Nafsiyah, bagai mana menurut saudaraku didalam memahami ini….? Allah Swt berfirman “ Dan didalam terjadinya bumi menjadi bukti bagi orang-orang yang mempunyai keyaqinan keimanan tentang adanya Tuhan” QS, Adz-dzariyaat 20 “Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, dzat yang hidup dan berdiri sendiri” QS, Al-Baqarah 255 87 “Dialah Allah, dzat yang terdahulu dan yang terakhir” QS, Al-Hadid 3 Sifat Salbiyah. Sifat Salbiyah, artinya Sifat menolak yang tiada layak bagi dzat, yaitu • Qidam Dahulu • Baqa Kekal • Mukhalafatuhu lil hawadits Berbeda makhluknya • Qiyamuhu ta’ala binafsih Berdiri sendiri • Wahdaniyat Maha Esa dengan semua Allah Swt, berfirman “ Dialah Allah, dzat yang terdahulu dan yang terakhir “ QS, Al-Hadid 3 “Segala sesuatu itu akan rusak, kecuali dzat Tuhan sendiri“ QS, Al-Qashas 88 “ Dan kekallah dzat Tuhanmu, yang Maha Agung lagi Mulia “ QS, Ar-Rahman 27 “Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Tuhan apalagi sama” QS, Asy- Syura 11 “Dialah Allah tidak ada Tuhan kecuali Dia, dzat yang hidup dan berdiri sendiri ” QS, Al- Baqarah 255 “ Katakanlah Muhammad, Dia Allah dzat yang Maha Esa “ QS, Al-Ikhlas 1 Jika ada sifat Salbiyah, tentunya juga akan ada diri Salbiyah, bagai mana menurut saudaraku didalam memahami ini….? Sifat Ma’ani. Sifat Ma’ani, artinya ia kepada yang mawujud, yaitu • Qudrat Kuasa • Iradat berkehendak • Ilmu Maha mengetahui 88 • • • • Hayat Hidup Sama Maha mendengar Basyar Maha melihat Kalam Maha berkata-kata Allah Swt berfirman “Sesungguhnya Allah itu atas segala sesuatu berkuasa“ QS, Al-Baqarah 20 “Allah melakukan apa saja yang Ia kehendaki “ QS, Al-Baqarah 253 “Ketahuilah sesungguhnya Allah itu maha mengetahui “ QS, Al-Baqarah 231 “Sesungguhnya Allah itu maha mendengar lagi maha mengetahui” QS, Al-Anfal 42 Jika ada sifat Ma’ani, tentunya juga akan ada diri Ma’ani, bagai mana menurut saudaraku didalam memahami ini….? Sifat Ma’nawiyah Sifat Ma’nawiyah, artinya yang wajib bagi Zat, dikarenakan dengan suatu sebab, yaitu • • • • • • Qadirun yang maha kuasa Muridun yang maha berkehendak Alimun yang maha tahu Samiun yang maha mendengar Basyirun yang maha melihat Mutakallimun yang maha berkata-kata Dasar rujukannya sama seperti pada sifat Ma’ani, karna sifat Ma’nawiyah ini diambil dari sifat Ma’ani, kemudian dipertaruhkan kepada manusia sehingga secara Syar’i, manusia dan Tuhan seperti sama serupa tapi tidak akan pernah sama. Jika ada sifat Ma’ani, tentunya juga akan ada diri Ma’ani, bagai mana menurut saudaraku didalam memahami akan ini sebagaimana pada 89 keterangan tersebut diatas, disana disebutkan bahwa, jika ada sifat Nafsiyah, sifat Salbiyah, sifat Ma’ani dan sifat Ma’nawiyah, tentulah juga akan ada diri Nafsiyah, diri Salbiyah, diri Ma’ani dan juga diri Ma’nawiyah. Tasawwuf. Apakah Tasawwuf itu……..? Tasawwuf itu adalah suatu cara atau jalan untuk membersihkan diri dari sesuatu yang tidak baik, yang dapat mendindingi diri Hijab untuk sampai pada Allah. Tasawwuf itu adalah satu ilmu yang dapat menghantarkan diri kita dari kegelapan menuju pada keterangan, dari samara-samar hingga menjadi jelas, dari hanya sangka-sangka hingga menjadi nyata. Kata tasawwuf itu memiliki 4 huruf dasar, yaitu o o o o Huruf Tha Huruf Shot Huruf Waw Huruf Fha Iktibar huruf-huruf dasar itu adalah sebagai berikut • Huruf Tha Huruf Tha, menjadikan kata Tajrid, artinya menghilangkan. Apa yang dihilangkan itu………?, Yang dihilangkan adalah o Tajrid kepada dunia o Tajrid kepada manusia o Tajrid kepada hawa nafsu • Huruf Shot Huruf Shot, menjadikan kata Shafa, artinya bersih. 90 Apa yang dibersihkan ……..?, Yang dibersihkan adalah o Bersih dari keinginan dunia o Bersih dari pada amarah dan senantiasa bersyukur, sabar dan tabah o Bersih dari da’wa sangka dari pada selain Allah Swt. • Huruf Waw. Huruf waw, menjadikan kata Wafa, artinya memelihara, Apa yang dipelihara ……..? Yang dipelihara adalah o Memelihara Syareat o Memelihara/ menuntut pahala o Memelihara pengenalan selain kepada Allah Swt. • Huruf Fha. Huruf Fha, menjadikan kata Fana, artinya lenyap atau hapus. Apa yang dilenyapkan/ dihapuskan …….? Yang dilenyapkan atau dihapuskan adalah o o o o o o o Fana Ilmu Fana Ain Fana Haq Fana Af’al Fana Asma Fana Sifat Fana Dzat Tasawwuf itu sendiri tidak ubahnya seperti proses huruf Djim, Kha dan kho, bentuk hurufnya sama Cuma beda pada penempatan titiknya saja. Huruf Djim. Huruf Djim itu memiliki titik yang berada didalam huruf, ini mengisyaratkan bahwa diri manusia itu senantiasa bergelimang dosa bergelimang dengan nafsu-nafsu keakuan, sehingga seluruh aktivitas hidup dan kehidupan ini buah karya atau hasil pekerjaan manusia semata. 91 Merasa seakan ia yang kuasa Merasa seakan ia yang berkehendak Merasa seakan ia yang tau Merasa seakan ia yang hidup Merasa seakan ia yang melihat Merasa seakan ia yang mendengar Merasa seakan ia yang berkata-kata. Perasaan-perasaan ini akan timbul dan muncul dalam ujud keakuan manusia oleh sebab kebodohan manusia itu sendiri yang tidak tau siapa dirinya yang sesungguhnya. Huruf Kha. Huruf Kha itu sama sekali tidak memiliki tanda titik baik didalam huruf maupun diluar huruf, ini mengisyaratkan kepada kita akan perasaan bimbangan dan ragu didalam satu keimanan kepada Allah sehingga padanya timbul satu pertanyaan besar lagi mendasar. Siapa sebenarnya Tuhan itu ……?, dan siapa sebenarnya diri ini …..?, Seandainya aku Tuhan, dimanakah hamba itu………?, Seandainya aku Hamba, dimanakah Tuhan itu ……..? Huruf Kho. Huruf Kho itu titiknya berada diluar huruf, ini mengisyaratkan kepada kita bahwa apabila rahasia Allah itu telah sampai dan terbuka atas diri kita, maka seluruh perasaan bimbang dan keragu-raguan itu sirna dengan sendirinya kembali keasal, semua menjadi pasti dan nyata. Kesimpulannya Tasawwuf itu adalah suatu jalan untuk datang kepada Allah ta’ala, hingga akhirnya lenyap dengan-Nya. Diharapkan juga dengan tasawwuf maka akan menghantarkan diri ini Men- dzat-di-Faqir. Faqir maksudnya Fha itu Fana hapus Qop itu Qona’ah rutin Ra itu Ridho ikhlas 92 Tauhid Wahai hamba-Ku, engkau tiada memiliki sesuatu apapun, kecuali yang Aku kehendaki untuk menjadi milikmu. Tiada juga memiliki dirimu, karna Aku-lah maha Penciptanya, tiada pula engkau memiliki jasadmu, Aku-lah yang membentuknya, hanya dengan pertolongan-Ku, engkau dapat berdiri dan dengan kalimah-Ku engkau datang kedunia ini. Wahai hamba-Ku, katakanlah tiada Tuhan melainkan Aku, kemudian tegaklah berdiri dijalan yang benar, tiada Tuhan lain melainkan aku, tiada pula wujud yang sebenarnya kecuali untuk-Ku, dan segala yang lain selain dari pada-Ku, adalah dari buatan tangan-Ku dan dari tiupan ruh-Ku. Wahai hamba-Ku, segala sesuatu itu adalah kepunyaan-Ku, bagi-Ku dan untuk-Ku, jangan sekali-kali engkau merebut apaapa yang menjadi kepunyaan-Ku, kembalikan segala sesuatunya itu kepada-Ku, niscaya Aku akan buahkan pengembalianmu dengan tangan-Ku, dan Ku-tambahkan padanya dengan kemurahan-Ku, serahkanlah segala sesuatu itu kepada-Ku, niscaya Aku selamatkan engkau dari segala sesuatu. Ketahuilah olehmu wahai hamba-Ku, sesungguhnya engkau mengenal siapa yang telah engkau lihat, dan kepadaKu-lah engkau akan kembali, kemudian Aku ciptakan segala sesuatu untukmu, dan Aku labuhkan tirai hijab atasmu, lalu engkaupun tertutup dengan tirai dirimu sendiri, kemudian Aku menghijab engkau dengan diri-diri yang lain, yang mana diri-diri yang lain itu menyeru pada dirinya dan menjadi penghijab dari pada-Ku, maka telitilah dirimu, setelah engkau mempercayai diri-Ku, sudahkah engkau mengembalikan segala sesuatu itu kepada-Ku, dan sudahkah engkau memenuhi perjanjian yang telah engkau buat dengan-Ku 93 Wahai hamba-Ku, Ku-ciptakan segala sesuatu itu untukmu, maka bagaimana Aku akan rela kalau engkau peruntukkan Dirimu bagi sesuatuitu, sesungguhnya Aku melarang engkau untuk menggantungkan dirimu pada sesuatu selain Aku. Wahai hamba-Ku, Aku tidak rela engkau peruntukkan dirimu bagi sesuatu, walau harapanmu akan Syurga sekalipun, karna sesungguhnya Aku ciptakan engkau hanya untuk-Ku supaya engkau berada disisi-Ku. Wahai hamba-Ku, Ku-ciptakan engkau atas pola gambar-Ku seorang diri, tunggal, melihat, mendengar dan berkemauan untuk menyatakan nama-nama-Ku dan tempat untuk pemeliharaan-Ku. Wahai hamba-Ku sekalian, engkau adalah sasaran pandangan-Ku, tiada dinding penghalang yang memisahkan antara-Ku dan antaramu, engkau teman duduk semajelis dengan-Ku, maka tiada pembatas antara-Ku dengan antaramu, Aku lebih dekat kepadamu dari pada ucapan lisanmu, maka pandanglah kepada-Ku, karna Aku senang memandang kepadamu. 94 Bab Amaliyah • Mendudukkan Diri Mendudukkan diri adalah sesuatu yang sangat penting didalam kita melasanakan atau melakukan seluruh aktivitas kita didalam keseharian, baik itu aktivitas yang kita sadari sengaja maupun yang tidak kita sadari tidak sengaja, maksud dan tujuannya supaya segala sesuatunya itu jangan terakui. Seluruh Aktivitas keseharian kita, dari kita bangun tidur sampai kita akan kembali tidur bahkan selama didalam kita tidur, semuanya akan bernilai ibadah apabila diri ini telah kita dudukkan sesuai dengan kedudukannya. Allah Swt, berfirman ”Tidak kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku” QS, Adz dzariyaat 56 Mengapa demikian ....? Karna seluruh aktivitas dan pergerakkan kita dari yang kecil hingga yang besar, yang tersembunyi atau yang nyata, disengaja atau tidak disengaja yang terjadi itu sudah merupakan Qudrat dan Iradatnya Allah, asalkan diri ini didudukkan sebagaimana mestinya. Bermula mendudukkan diri itu adalah Sbb A- Aku Asal dari pada Allah ta’ala I- Aku ...?.. Karna Allah ta’ala U- Aku ujud Allah ta’ala, yang ..?..., tiada mati. A , I , U Aku I ujud Allah ta’ala yang I tiada mati. Siapa I itu .......................? I itu adalah Diri yang sebenar-benarnya diri kita. I itu adalah Haq Allah ta’ala I itu adalah Batin kita 95 I itu adalah Sirr/ Rahasia kita I itu adalah Sirr/ Rahasia Allah I itu adalah ujud Allah ta’ala. I bisa juga disebut Tubuh Ilmu. Sedangkan ”Hidup” itu adalah Haq manusia, senantiasa mengikut saja apa yang dikehendak dan dimaui oleh yang memberi hidup. Adapun seluruh rasa yang dapat kita rasakan disetiap waktu, baik itu melihat, mendengar, berkata dan sebagainya itu sesungguhnya Haq-nya Rosulullah Saw. • Tobat, Syahadat, Dzikir, Takbir Tobat, Syahadat, Dzikir dan Takbir itu akan menjadikan Istinja Jahir dan Istinja Batin, apabila didalam pemakaiannya bisa sudah sudah Se-bulu, Se-kulit, Se-daging, Se-darah, Se-urat, Se-tulang, Se-otak, Se-sumsum, Sebatin dan Se-rahasia, karna Tobat itu akan merenggangkan tanah pada lubang kubur Syahadat itu akan mendudukkan diri kita dengan kehormatannya sendiri Dzikir itu akan mendirikan diri kita dengan segala keelokannya Takbir itu akan memperjalankan diri kita ini dengan tiada atau tanpa dengan sepengetahuannya. Tobat itu juga akan mensyahkan bagi Islam kita Syahadat itu juga akan meyaqinkan bagi Islam kita Dzikir itu juga akan mengikhlaskan bagi Islam kita Takbir itu juga akan menyempurnakan Islam kita. Yang Wajib mengenal Taubat itu, Ialah Achmad Syahadat itu, Ialah Muhammad Dzikir itu, Ialah Aminullah Takbir itu, ialah Diri kita. Tobat, Syahadat, Dzikir dan Takbir itu adalah sebagai Pembasuh atau Pembersih, untuk membersihkan 96 o o o o o Hadats Kecil Hadats Besar Zunub Zanabat Istinja diri kita Membersihkan dari o o o o o o o Bulu Kuli Daging Urat Tulang Otak Sumsum Juga mensucikan o o o o o o o Pengrasa Hawa Nafsu Akal Fikir Ilmu Rahasia Untuk itu maka lajimkan dan mesrakanlah pada setiap waktu, mengucapnya dengan hikmat, mengerti, paham dan tahu pembagian huruf dan sifatnya pada batang tubuh, maka telah sucilah diri kita zahir dan batin. 97 Tata cara beramalan Auzu billahiminas syaitonir rojim Bismillahir rohmanir rohim Tobat, syahadat, Dzikir dan Takbir Dudukkan diri, yaitu diri yang sebenar-benarnya diri = Aku I Ujud Allah ta’ala, yang I tiada mati Tarik nafas = “ R “ Keluarkan nafas = “ N “ Masukkan Niat “Aku beramalan ……,sebanyak …,untuk……………… “ Tarik nafas disertai puji “ R ”, Ingat I yang berhadiah, I yang dihadiahi . Keluarkan nafas dengan puji “ N ”, kemudian langsung beramalan. Akhiri semuanya dengan do’a. PINTU HIJAB 10 Ubun-ubun Air setitik 33 x Huruf ke 6 dan 7 dihilangkan jika hati menyebutnya. Mata Kanan Tismarullah 33 x Mata Kiri Tishu Izat 33 x Telinga Kanan Tismarasa Allah 33 x Telinga Kiri Tismajenah 33 x Hidung Kanan Tiszat Zat mullah 33 x , Nama yang sudah merdeka, dimerdekakan lagi. Hidung Kiri Tismakullah 33 x Mulut Tismalullah 33 x Kola-kola jakun Tissimpullah 33 x Ulu hati Tik I Mullah 33 x Terhimpun pada nama MADMANHU 333 x Amalan pembuka Pintu Hijab RABBUHA WAROB BUKA 1117 x 98 PINTU SYURGA 8 Kalam Tismaullah 33 x Kola-kola Tismallah 33 x Hidung kanan Tasrikullah 33 x Hidung kiri Tikmapullah 33 x Telinga kanan Tiszatmullah 33 x Telinga kiri Tahsirrullah 33 x Mata kanan Siti sarikullah 33 x Mata kiri Tismancarmullah 33 x Terhimpun pada nama AMARRULLAH Titik Ke- 8 Kesempurnaan Suami Istri Pada waktu mulai berlaku Suami - Asyhadu Alla Ilahaillah Istri - Asyhadu anna Muhammadar Rosulullah Pada waktu berlaku Suami - Hu Istri - Allah Pada waktu hendak menitikkan Suami - Asyhadu Istri - Al Pada waktu menitikkan Suami - Ammarullah/ Air Setitik jika sudah dapat Istri - Insyirrullah/ Air Setitik jika sudah dapat Sesudah menitikkan Suami - R Istri - N Mandi/ Bersuci masih didalam, Suami dan Istri mengucap “Suci Allah, Suci Sifatku, suci dengan tempat-tempatku, Allah berkehendak, Muhammad berlaku” 99 Zunub dan Zanabat masih didalam, Suami dan istri mengucap “Rahmattullah, Nikmatullah, La maujud Illallah, sirrullah” Langsung Cabut Sesudah diluar, Suami dan Istri membaca “Taubat, Syahadat, Dzikir dan Taubat” Pelaksanaan bersuci ketika selesai berkumpul itu dilaksanakan sebelum kelamin saling berpisah, seandainya setelah itu kita akan berpulang kerahmatullah, maka kita berpulang dalam keadaan suci tidak dalam keadaan berhadats. Cara ber- KB Supaya tidak Hamil Ketika akan menitikkan, diingat atau dibaca dalam hati “ Waddu Wadi Mani Manikam, Mada Madi Mata Mati “ Ketika sudah berada diluar, kunci dipusat Istri dengan ibu jari tangan kanan, sambil membaca lafald diatas tadi. Membukanya Sebelum berhubungan badan, buka dahulu di pusat Istri yang telah dikunci tadi dengan ibu jari tangan kanan sambil membaca “ Marrabbuka Muhappapah Inni Muhaddadah “ Catatan o Mengunci putar kekanan o Membuka putar kekiri berlawanan Amalan supaya bertemu Nabi Khaidir. As “Allahumma Subba Alayna Rahmatika, Kama Sholaitha Sirratun Na’amun Balyun Balyasun Tawajjaha Khaidir Malakullah Adjma’in Birohmatika ya Arhamar rohimin” 100 Do’a untuk bertemu Nabi Khaidir. As “Allahumma inna Kun-sa, yaa Astagfiruka min sururuhim minal Jannah, wa antalladji salahim wal ulli minal arhamhu yaa Amarullah. Asyhadu Alla Ilahaillallah Maujud Muhammad Rosulullah. Dibersihkan sifat menyifatku, disucikan dari sekalian kotoran, Inur, Inut, Irun wabi nafsih, antal Zabul Zat Zanubah arhamar rohimin, lahudu yaa Madmanhu. Laa ilaha illallah Muhammaddur Rosulullah “ Mandi Junub/ Janabat Ketika akan selesai Ta’awwuj Basmallah Lakhaula…… Tobat, Syahadat, Dzikir dan Takbir Dudukkan diri Salam kepada penjaga Air Niat “Aku niat mandi bersih/ mandi suci untuk membersihkan dan mensucikan diriku dari sifat menyifat dan untuk menyempurnakan perjalanan diriku dari negri dunia hingga negri akhirat kelak” Dalam hati tidak dilisankan Kemudian tarik nafas dengan R Tahan sebentar senbari mengingat “I“ yang bersuci, dan “I” yang disucikan. Keluarkan nafas dengan N Hakekatkan o o o o Sempurna diri bagi diri Suci ruh bagi ruh Suci nyawa bagi nyawa Suci rahasia bagi rahasia Air pertama 101 o o o o Halusnya api menghilangkan rupa Halusnya angin menghilangkan bau Halusnya air menghilangkan rasa Halusnya tanah menghilangkan kotoran Air kedua o Nur Muhammad yang mensucikan jiwa Muhammad, dan Muhammad yang disucikan. Air ketiga raga Mandi 9 • Depan 3x - Air Setitik • Kanan 3x - Awal-awal Nur Muhammad • Kiri 3x - Awal-awal Ummat Kisar ruh pada kita • Jam subuh s/d jam Ruh berkisar pada Sulbi, warnanya putih, Nabinya Adam As • Jam s/d jam Ruh berkisar pada Pusat, warnanya kuning, Nabinya Ibrahim As • Jam s/d jam Ruh berkisar pada Jantung hati, warnanya merah, Nabinya Yusuf As • Jam s/d jam Ruh berkisar pada Otak ubun-ubun, warnanya hitam, Nabinya Musa As. 7 Nathar yang ada pada diri kita • Nathar Rububiah Rabbani Gerak Tuhan yang tanpa huruf dan tanpa suara. • Nathar Rahman Gerak Tuhan yang maha kasih dan maha sayang. 102 • Nathar Ululiyah Gerak Tuhan yang tiada berubah . • Nathar Malaikat/Ruh Gerak Tuhan yang selalu berbuat kebajikan tasbih • Nathar Aqli akal Gerak Tuhan yang selalu menimbangnimbang sesuatu perbuatan. • Nathar Nafsu Gerak Tuhan yang selalu condong kepada dunia sombong • Nathar Syetan Gerak Tuhan yang pekerjaannya selalu menghalangi kebaikan. 103 Penutup Assalamu alaikum Al-hamdulillahi robbil alamin, berkat Rahmat, Taufiq dan Hidayah serta Inayah-Nya pulalah, maka pada hari ini Minggu, 27 September 2009. M, bertepatan dengan tanggal, 7 Syawal 1430. H, pukul menjelang sholat Ashar, waktu Balikpapan, maka selesailah sudah kami menghimpun risalah ini “ Insan Kamil Mu Kamil “ Semoga dengan selesainya Risalah ini, kiranya dapat membawa mamfaat bagi kita semua, terlebih khusus lagi bagi diri saya pribadi…Amin yaa robbal alamin. Kami menyadari, bahwa risalah ini tentunya jauh dari pada sempurna, untuk itu ralat serta pembetulan pada bagianbagian yang memang memerlukan pembetulan perbaikan, sangat kami harapkan demi sempurnanya risalah ini. Akhirul kalam billahi taufiq wal hidayah Assalamu alaikum Balikpapan, 27 Ramadhan 1430 H Hormat kami “ Adhie Shinantra “ 104 DASAR-DASAR RUJUKAN “Aku adalah Gudang yang tersembunyi, Aku suka jika aku dikenal, lalu Aku ciptakan makhluk supaya ia mengenal kepada-Ku “ “Barang siapa mengenal akan dirinya, niscaya ia akan mengenal Tuhan-nya, barang siapa mengenal Tuhan-nya maka binasalah ujud dirinya“ “Hai Insan carilah Aku kata Allah, bilamana engkau temukan Aku, maka Ku bunuh engkau dan matilah engkau, setelah itu akan Aku gantikan dirimu dengan diri-Ku” “Aku kenal akan Tuhan-Ku dengan pengenalan Tuhan-Ku jua“ “Hendaklah kamu manusia, memikirkan asal kejadian dirimu“ “Katakanlah oleh-Mu ya Muhammad, yang disembah dan yang menyembah itu Satu jua adanya“ “Tidaklah syah sembahyangnya melainkan dengan mengenal Allah“ “jahir Tuhan itu ada didalam batin hamba” “Katakanlah, bahwa Aku Allah berperangai manusia seperti halnya kamu“ “Aku-lah Allah, telah Ku ciptakan kamu manusia dari ilmuKu, barang siapa Ku kehendaki kebaikan, Ku bekali ia dengan akhlak yang baik dan barang siapa Ku kehendaki keburukan, Ku bekali ia dengan akhlak yang buruk pula” 105 “Hai kekasih-Ku, ada Ku itu kepada-mu dan ada-mu itu kepada-Ku, karna Aku didalam hukum-Ku dan engkau didalam hukum-Ku“ “Hai kekasih-Ku, yang dikatakan nyawa itu adalah Sifat-Ku“ “Aku berada didalam sangka-sangka hamba-Ku“ “Insan itu rahasia-Ku, dan Aku rahasianya” “Keluarlah engkau dari Nafs-mu dan hati-mu dan nyawa-mu dan tubuh-mu, hingga engkau keluar dari amar dan hukumKu, maka sampailah engkau kepada-Ku“ “Insan itu rahasia-Ku, Rahasia-Ku itu adalah sifat-Ku dan sifat-Ku itu tiada lain dari pada-Ku, tiada yang ada kecuali hanya Aku” “Hai sifat-Ku, engkau adalah sifat-Ku dan Aku adalah Zat-mu, Muhammad itu sifat-Ku yang jahir, engkau ganti-Ku dan Akulah yang empunya sifat itu, Aku-lah yang bernama Muhammad dan Akulah yang bernama Tuhan” “Hai Muhammad, pandanglah oleh-mu akan sifat-mu, niscaya bertemulah engkau dengan-Ku, karna Aku berlindung dengan engkau, itulah yang sebenarnya, maka Aku jadikan engkau, engkau jadi sifat-Ku sebagaimana halnya itu karna Aku ada” “Aku jadikan engkau ya Muhammad itu karna Aku, dan Aku jadikan semesta alam ini karna engkau ya Muhammad” “Allah telah menjadikan ia akan ruh nabi Muhammad itu dari pada Dzat-Nya dan menjadikan ia akan sekalian alam ini dari pada Nur Muhammad” “Sesungguhnya Allah ta’ala memuji dirinya pada lisan hambanya” 106 “Adam itu adalah bapak dari sekalian batang tubuh manusia dan Muhammad itu adalah bapak dari sekalian ruh manusia” “Sembahlah olehmu akan Aku seakan-akan kamu melihatku, namun jika kamu tidak dapat melihat-Ku, yaqinlah Aku melihat-mu” “Mereka bertanya kepada-mu Muhammad tentang ruh, maka katakanlah bahwa ruh itu urusan Tuhan-ku, kamu hanya diberi pengetahuan tentang ruh itu sedikit sekali” “Barang siapa mengeluarkan nafas-nya dengan tidak dzikir Allah, maka ia mati sebagai binatang, bukan sapi tetapi babi” “LA ILAHA ILLALLAH adalah benteng-Ku, barang siapa masuk berlindung didalam benteng-Ku, niscaya ia Ku lindungi dan terhindar ia dari azab-Ku” “Telah datang kepadamu dari Allah ta’ala, Nur” “Nur Allah langit dan Bumi” “Bagi Allah cahaya langit dan bumi” “Allah ta’ala meliputi luar dan dalam” “Sebaik-baiknya sebenar-benarnya dzikir ialah mengetahuiLa Ilaha Illallah” “Sesungguhnya Agama yang syah pada pandangan Allah ialah Islam” QS, Ali Imraan 19 “Barang siapa mencari Agama selain agama Islam, maka sekali-kali ia tidaklah akan diterima agama itu dari pada-Nya dan diakherat ia termasuk orang-orang yang rugi” QS, Ali Imraan 85 107 “Dan sebutlah nama Tuhanmu didalam hati-mu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” QS, Al-A’raaf 205 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan musuh, maka berteguh hatilah kamu dan sebut nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung” QS, Al-anfaal 45 “Bertasbihlah dengan menyebut nama Tuhan-mu yang maha besar” QS, Al-waqiyaah 74 “Bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang” QS, Al-ahzab 42 “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah, tiada satupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti akan tasbih mereka” QS, Al-israa 44 “Seseungguhnya jika kamu bersyukur, pastilah Kami akan menambah nikmat, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku amat pedih” QS, Ibrahim 7 “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” QS, Ar-raad 28 “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya” QS, Al- ahzab 41 108 “Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari” QS, Al-ahzab 41 “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya Aku akan memperkenankan do’a itu bagimu, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari memohon kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” QS, Al-mu’min 60 “Allah mempunyai Asma’ul Husnah, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma’ul Husnah itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut akan nama-Nya” QS, Al-a’raaf 180 “Sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang gaib dilangit dan dibumi, dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan” QS, Al-hujaarat 18 “Dan bahwasannya seseorang manusia itu tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya, kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” QS, An-najm 39-41 “Tiada satupun yang gaib dilangit dan dibumi, melainkan terdaftar dalam kitab yang nyata lauhil mahfuz” QS, An-nahl 75 “Apa saja yang Allah anugrahkan kepada manusia yang berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya, dan apa saja yang telah ditahan oleh Allah, maka tidak seorangpun juga yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu, Dia yang maha perkasa lagi maha bijaksana” QS, Al-fathir 2 109 “Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah, maka sesungguhnya dia berbuat untuk keselamatan dirinya sendiri dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi kerugian dirinya sendiri, dan seseorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rosul” QS, Al-israa 15 “Taqwalah kamu kepadaku hai orang-orang yang berakal” QS, Al-Baqarah 197 “Didalam terjadinya langit dan bumi serta pergantian siang dan malam, sesungguhnya menjadikan tanda kebesaran Tuhanmu bagi mereka yang berfikir” QS, Ali Imran 190. “Sesungguhnya Allah dan para malaikat bersalawat memberi rahmat untuk Nabi, hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepada-Nya” QS, Al-ahzaab 56 “Allah tidak akan dapat dicapai oleh penglihatan-penglihatan dan Dia dapat mencapai penglihatan-penglihatan itu, dan Dia adalah maha halus lagi waspada” QS, Al-an’am 103 “Dari Ibnu Mas’ud .Ra, Ia berkata telah bersabda Rosulullah Saw, bahwasannya orang yang paling hampir kepada-Ku dihari Qiyamat ialah yang paling banyak bersalawat atasKu” “Dari Abu Hurairah Ra, Ia berkata telah bersabda Rosulullah Saw, tidak duduk satu golongan disuatu majelis yang mereka sebut Allah padanya, melainkan dikelilingi mereka oleh Malaikat dan dicurahi mereka dengan rahmat dan Allah menyebut mereka didalam daftar orang-orang yang hamper kepada-Nya” 110 “Dari Abu Hurairah Ra, Ia berkata, telah bersabda Rosulullah Saw, Allah berfirman Aku beserta hamba-hambaku selama ia menyebut dan bergerak kedua bibirnya menyebut Ku” “Hai hamba-Ku, berobatlah, sesungguhnya Allah ta’ala tidaklah menjadikan penyakit melainkan dijadikan-Nya pula obatnya, terkecuali penyakit tua” “Tidaklah Allah menurunkan akan penyakit, melainkan diturunkan-Nya pula obatnya” “Janganlah kamu memikirkan dzat-Nya, tetapi pikirkanlah Faedahnya” “ Dan tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran “ QS, Al-Maaidah 2 “Janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan sombong “ QS, Luqman 18 Rosulullah Saw bersabda “Telah berfirkah-firkah orang Yahudi, menjadi 71 Firkah dan orang Nasrani seperti itu pula, dan akan berrfirkah umat-Ku menjadi 73 Firkah “ HR. Tarmidzi dari Abu “Bahwasannya Bani Israil, telah berfirkah-firkah sebanyak 72 millah firkah, dan akan berfirkah umat-Ku sebanyak 73 firkah, semuanya masuk Neraka, kecuali satu” Para sahabat bertanya “Siapakah yang satu itu, ya Rosulullah ?”. Rosulullah Saw pun menjawab “Yang satu itu adalah orang yang berpegang beri’itiqad dengan pegangan-Ku I’itiqad-Ku dan sahabat-sahabat-Ku” HR, Tarmidzi. Ra 111 “Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan berfirkah umat-Ku sebanyak 73 firkah, yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk Neraka” Bertanya para sahabat “Siapakah firkah yang tidak masuk Neraka itu yaRosulullah ? Rosulullah Saw menjawab “Ahlussunnah wal jama’ah” HR, Thabrani “Akan ada segolongan dari umat-Ku yang tetap atas kebenaran sampai hari qiyamat dan mereka tetap atas kebenaran itu” HR, Bukhori “Barang siapa yang hidup lebih lama diantaramu, niscaya akan melihat perselisihan faham yang banyak, ketika itu pegang teguhlah sunah-Ku dan sunah Khalifah Rasyidin yang diberi hidayah, pegang teguh itu dan gigitlah dengan gerahammu” HR, Abu Dawud. Allah Swt, berfirman “Maka barang siapa yang berharap berjumpa dengan Tuhan-nya, maka hendaklah dia melakukan tindak kesolehan dan tidak menyekutukan Tuhan-nya dalam peribadatan” QS, Al- kahfi 110 “Barang siapa telah buta hatinya dialam dunia ini, maka niscaya ia buta juga hatinya dialam akhirat dan lebih tersesatlah perjalanannya” QS, Al-israa 72 “Kemanapun wajahmu kamu hadapkan, maka hakikatnya kamu menghadap kepada Allah” QS, Al-baqarah 115 “Dan menyertaimu dimanapun kamu berada” QS, Al-hadid 3 “Dan Dia dzat Allah beserta kamu sekalian dimana saja kamu berada dan Allah tetap melihat apa-apa yang kamu kerjakan” QS, Al-hadid 4 “Dan Kami dzat Allah terlebih hamper dari padamu sekalian, akan tetapi mengapa tiada kamu ketahui dan selidiki adanya” QS, Al-waqiyah 85 112 “Dan Kami dzat Allah terlebih hamper dari pada urat nadimu” QS, Al-qoof 16 “Dan jika hamba-hambaku bertanya kepadamu Muhammad tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku ini dekat” QS, Al baqaraah 186 “Daningatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan, anak-anak Adam dari Sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadaf nafs mereka seraya berfirman Bukankah Aku ini Rabb-mu, mereka menjawab betul, kami menjadi saksi” QS, Al-a’raaf 172 113 Daftar Istilah Adam Ketiadaan non Existence Alam Al-Hiss Alam indra. Alam Malakut Alam malaikat, alam rohani, alam atas, alam cahayawi. Alam Mulk Alam duniawi. Alam Quds Alam qudus, alam kesucian. Alam Syahadah Alam kasar, alam yang dapat disaksikan. Alim Billah Orang yang memperoleh ilmu tentang Allah dengan perkenannya jua. Aql Akal Aqli Yang berhubungan dengan akal. Arbab Kata jamak dari Rabb, yaitu pemilik, pelindung atau pemelihara. Aradh Bagian yang berubah-ubah dari sesuatu. Arifin Arif yang memperoleh dari ma’rifat. Arsy Singgasana, sering digunakan sebagai kiasan tentang kekuasaan Allah Swt Arbabul Basair Orang yang memandang mata hatinya, yang tercurahan hati nuraninya. Asyiq Orang yang mengalami, yang cinta sangat. 114 Azali Sejak dahulu kala, sejak permulaan zaman Al Wadi Al Muqaddas Lembah yang disucikan. Arif Orang yang beroleh ma’rifat. Basirah Penglihatan mata hati, penglihatan aqal. Fana Meniadakan diri. Firqoh Paham, pemahaman. Fadaniah Al Mahdna Ketunggalan yang murni Isyq Rindu, pada makhluk dinamai asyiq dan pada Allah dinamai ma’syuq. Ikhlas Suci murni, tulus, tanpa pamrih. Ittihad Kebersatuan, keadaan menyatu, persatuan. Ibadah Pengabdian, penghambaan kepada Allah I’itiqat Keimanan, kepercayaan. Jaiz Boleh dilakukan dan boleh ditinggalkan dalam istilah ilmu kalam teologi berarti boleh ada dan boleh pula tidak ada. Jisim Anggota, tubuh atau benda. Jauhar/ Jawahir Subtansi, dzat, bagian yang tidak berubah. Kursy Kiasan tentang kekuasaan dan pengetahuan Allah yang meliputi segalanya. 115 Kasat mata Dapat dilihat, kongkrit. Khawas/ Khas Orang istimewa. Khawas al- khawas Khusus dari yang khusus. Khalifah Pengganti, yang menggantikan orang lain dalam kedudukan Khalilullah Sahabat Allah julukan bagi nabi-nabi Nafs Jiwa, nafsu manusia. Musyahadah Keadaan menyaksikan sesuatu. Muraqabah Senantiasa mengintip dan mengintai dari dekat apa-apa yang mesti, yang harus dilakukan dalam menuju Allah. Muhasabah Memperhitungkan keadaan diri sendiri supaya mendapat kekayaan. jika menjadi murid penuntut dihitung apa kesalahan, apa kelalaian dan apa kekurangannya sehingga dengan demikian bertambah naiklah diri itu dari satu tingkatan yang lebih tinggi, menempuh tingkat itu disebut maqomat Maujud Ada, sesuatu yang benar-benar ada. Maujudat Segala sesuatu yang benar-benar ada, segala yang dijadikan Allah ta’ala. Miskat Lubang yang masuk kedinding tetapi tidak tembus sampai kesebelahnya yang lain, biasanya untuk tempat meletakkan pelita. Mujassimah Kelompok penganut aliran tajsim yang menyatakan bahwa Tuhan itu berjisim, bertubuh Mukasyafah Persingkapan hal-hal gaib secara spiritual, biasa dialami oleh orang yang telah mencurahkan nuraninya. 116 Mulhid Atheis, orang yang mengaku tidak ada Tuhan. Muqaddas Yang tersucikan, yang terkuduskan. Muqarrab Yang didekatkan kepada Allah atau kepada raja. Mahjub Terhijab, tertutup, terdinding. Mahjubin Kata jamak dari orang yang mahjub. Mahsus Sesuatu yang dapat dirasakan atau Dapat dicapai indra Majaz Kiasan. Qodim Dalam istilah teologi islam berarti sesuatu yang ada tanpa permulaan. Rubiyyah Pengakuan bahwa Allah Swt adalah yang maha pemelihara, pelindung dan pengatur alam semesta dan sebagai penciptanya. Ruh Sesuatu kekuatan khusus yang Diberikan Allah Swt kepada makhluknya misalnya ruh kehidupan. Riadah Latihan. Suluk batin Perjalanan menuju kesempurnaan atau mencari hakekat Ta’aqquli Ialah yang dapt ditumbangkan dengan akal. Tajarrud Melepaskan segala ikatan apapun jua yang akan merintangi diri di dalam menuju jalan itu. 117 Tajalli Allah Swt bertajalli, menyatakan Kemaujutannya, tersingkapnya hijab Allah Swt secara spiritual bagi makhluknya dengan suatu tanda. Ta’abbudi Yang bersifat ibadah semata-mata. Tahkik Penetapan kebenaran sesuatu dengan bukti-bukti pasti. Wijdan Perasaan hati hati Waham Persangkaan, perkiraan yang keliru. Waro Kebersihan jiwa, sikap hati-hati agar tidak terjerumus dalam maksiat pelanggaran Zauq Cita rasa batiniyah yang amat halus Wasitilun Orang-orang yang telah sampai ketujuan dalam istilah tasawuf berarti orang yang telah mencapai puncak hakekat dan ma’rifat.
.